Rahim adalah organ reproduksi yang memiliki peran besar untuk seorang wanita. Namun selayaknya organ lain pada tubuh, rahim juga dapat mengalami kondisi abnormal yang membuat wanita harus menahan rasa sakit karena hal tersebut.
Salah satu penyakit yang menyerang rahim wanita adalah endometriosis. Penyakit ini menimbulkan sensasi rasa sakit yang hebat pada wanita, bahkan pada beberapa kasus wanita yang menderita endometriosis bisa mengalami kemandulan.
Dilansir dari Alodokter, endometriosis adalah kondisi ketika endometrium tumbuh dan berkembang di luar dinding rahim. Sayangnya gejala dari penyakit ini sulit diidentifikasi karena memiliki kemiripan dengan kondisi penyakit lainnya.
BACA JUGA: 4 Mitos Public Speaking yang Sering Beredar, Sudah Tahu?
Oleh sebab itu, banyak kesalahpahaman di kalangan masyarakat sehingga muncul mitos-mitos tidak berdasar yang semakin membuat para wanita resah. Dirangkum dari Harvard Health Publishing, berikut ini 5 mitos penyakit endometriosis yang berkembang dan mungkin dipercaya oleh khalayak umum hingga saat ini.
Mitos 1: Gejala yang Muncul Hanya Efek dari Menstruasi
Banyak yang percaya bahwa rasa sakit yang muncul saat menderita endometriosis hanyalah efek samping yang dialami oleh wanita ketika mereka menstruasi. Oleh sebab itu, kondisi ini dianggap sebagai hal yang wajar.
Faktanya, rasa sakit yang muncul tidak seimbang dengan nyeri yang dialami ketika sedang menstruasi. Sayangnya, kondisi ini dianggap terlalu berlebihan sehingga saat gejalanya mulai serius, baru mereka mau berkonsultasi kepada dokter.
Oleh karena itu, jangan anggap sepele nyeri haid yang terjadi ketika menstruasi. Jika level nyeri yang muncul tidak seperti biasanya, ada baiknya Anda segera memeriksakan kondisi tersebut ke dokter agar bisa ditangani dengan maksimal.
Mitos 2: Endometriosis hanya bisa terjadi di area pelvis saja
Meskipun pelvis menjadi lokasi yang umum untuk pertumbuhan endometriosis, namun angan anggap remeh kondisi tersebut. Karena pada kenyataannya, endometriosis bisa tumbuh di semua bagian tubuh.
Bahkan ada sebuah kasus yang menyebutkan bahwa endometriosis bisa tumbuh di organ paru-paru. Oleh sebab itu, meskipun peluangnya kecil tapi kita harus selalu waspada, ya.
Mitos 3: Endometriosis selalu menyakitkan
Munculnya rasa sakit memang menjadi pertanda ketika ada yang tidak beres dengan tubuh kita. Namun siapa sangka, ada orang yang menderita endometriosis namun tidak pernah mengalami rasa sakit sekalipun.
Biasanya wanita baru mengetahui bahwa mereka menderita endometriosis setelah dokter mendiagnosis bahwa selama ini mereka mengalami kemandulan. Dari sini bisa ditarik kesimpulan, bahwa endometriosis ternyata menjadi salah satu penyebab dari kemandulan yang diderita oleh seorang wanita.
Kabar baiknya, mayoritas wanita yang menderita endometriosis ternyata tetap bisa melahirkan dan memiliki keturunan meski harus mengalami kondisi tersebut.
BACA JUGA: 5 Mitos tentang Imlek, Angpau Lindungi Anak dari Iblis di Malam Tahun Baru
Mitos 4: Endometriosis bisa dicegah
Hingga saat ini, tidak ada bukti valid yang menyebutkan penyebab dari endometriosis itu sendiri. Oleh karena itu, para dokter juga tidak bisa memberikan anjuran bagi para wanita agar tidak menderita penyakit ini.
Tapi, menurut US Office of Women’s Health, risiko menderita penyakit tersebut bisa diperkecil dengan menurunkan level hormon estrogen melalui beberapa cara seperti olahraga dan program diet untuk menurunkan berat badan.
Mitos 5: Endometriosis akan sembuh setelah menopause
Seperti yang kita tahu, gejala endometriosis sering muncul ketika wanita sedang menstruasi. Jadi orang-orang percaya ketika wanita menopause, maka kondisi tersebut juga ikut mereda.
Padahal hal ini tidak sepenuhnya benar karena ada beberapa kasus yang menyebutkan bahwa wanita yang telah menopause tetap melakukan perawatan hingga operasi untuk mengatasi kondisi tersebut.
Sementara itu, jika kalian pernah atau sedang mengalami nyeri haid yang sangat hebat, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter akan kondisi tersebut agar upaya perawatan bisa dilakukan dengan segera dan tidak andai kata muncul gejala serius di kemudian hari.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Kartika Coffee, Suguhkan Kedamaian di Tengah Hiruk Pikuk Kota Jombang
-
Punya Pesona Unik, 5 Grup Band Asal Korea Selatan yang Lagi Naik Daun
-
Menikmati Lezatnya Rawon Rosobo di Jombang, Bangkitkan Kenangan Masa Lalu
-
5 Lagu Xdinary Heroes yang Cocok untuk Baby Villains, Yuk Dengerin!
-
5 Idol Kpop yang Dikenal Piawai Bermain Gitar, Sering Bikin Cover Lagu Lho!
Artikel Terkait
-
Jangan Sepelekan Sakit Kepala Berkepanjangan, Simak Penjelasan Dokter Spesialis Bedah Syaraf, Prof. dr. Ahmad Faried
-
Kerap Disangka Sama, Kenali Perbedaan Gejala Sinusitis dengan Flu
-
Memiliki Tingkat Kematian yang Tinggi, Ketahui Penularan hingga Gejala Virus Marburg
-
Mitos atau Fakta, Benarkah Pijat Mr. P akan Membuatnya Makin Besar? Cek Penjelasan dr. Silvia
-
Mitos atau Fakta? Apakah Cairan yang Keluar Saat Orgasme Sama dengan Cairan Saat Buang Air Kecil?
Health
-
Menguak EEHV, Virus yang Renggut Nyawa Gajah Tari
-
Stevia Aman Gak Sih? BPOM sampai Guru Besar IPB Jawab Tudingan Picu Diabetes dan Kanker!
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Intermittent Fasting: Diet Populer dengan Manfaat dan Risiko Kesehatan
-
Ketika Stres Diam-Diam Bikin Tubuh Sakit, Dokter Indonesia Angkat Isu Ini ke Eropa
Terkini
-
Jago Matematika Disebut Pintar: Kenapa Angka Jadi Ukuran Cerdas di Indonesia?
-
Zita Anjani dan Gelombang Kritik: Antara Tanggung Jawab dan Gaya Hidup
-
Ghosting Bukan Selalu Soal Cinta: Saat Teman Jadi Avoidant
-
Demo Ojol Geruduk DPR di Tengah Hujan: Ini Tuntutan Pedas Mereka!
-
Belum Juga Jera, AFC Kembali Bikin Ulah Jelang Bergulirnya Ronde Keempat Babak Kualifikasi