Sekar Anindyah Lamase | Fitri Suciati
Ilustrasi seseorang perempuan berhijab (Canva AI)
Fitri Suciati

Banyak orang bilang sifat asli seseorang itu sulit dihilangkan atau dirubah, jika bukan atas kemauan orang itu sendiri. Tak sedikit yang sulit mengubah kebiasaan yang sudah ada dari kecil atau saat remaja itu, hingga terbawa pada sikap dan perilakunya saat dewasa.

Sifat asli atau kebiasaan yang begitu melekat itu lama-lama menjadi sebuah image atau citra diri seseorang yang bahkan menjadi sebuah rahasia umum. Seperti yang dilakukan oleh Isna, sosok perempuan yang terkenal dengan sifatnya yang mudah jatuh cinta

Bagi Isna jatuh cinta adalah sebuah tantangan yang harus ia taklukkan ketika sosok baru mencuri perhatiannya. Semua itu terasa menarik dan begitu memicu adrenalin jika kamu bisa menggaet setiap cowok ganteng dan populer yang kamu temui. Bermodal paras yang cantik, kepribadian yang friendly, dan memiliki latar belakang keluarga berada, menjadikan Isna perempuan yang bisa mendapatkan segalanya. Terutama untuk urusan cinta.

Saat ia masih duduk di bangku sekolah, bahkan tak terhitung jumlah kekasih yang ia miliki. Puncaknya, Isna bahkan berhasil merebut hati calon tunangan sahabat dekatnya sendiri dan berakhir menikah dengannya. 

Orang-orang pikir, setelah menikah, sikap mudah jatuh cinta Isna akan hilang seiring dengan tanggung jawab yang ia miliki. Terhadap suami dan kedua buah hatinya yang bahkan kini telah tumbuh menjadi anak-anak yang hangat dan cerdas.

Namun, dugaan itu ternyata salah besar. Di balik kehidupan rumah tangganya yang tampak harmonis, Isna justru mengacaukan kepercayaan keluarga dan menghancurkan hati sang suami ketika ia ketahuan selingkuh dengan rekan kerja satu kantornya. 

Makin tak habis pikir, rekan kerja yang menjadi selingkuhannya tersebut juga sudah memiliki istri dan anak. Bahkan berakhir dengan sang selingkuhan meninggalkan istri dan anaknya demi melanjutkan hubungannya dengan Isna.

"Aku mau pisah dengan Mas Agam," seru Isna kepada sang kakak laki-laki, ketika ia meminta bantuan untuk mencarikan pengacara.

"Plakk!" 

Bola mata Isna membulat kaget, serta ekspresi wajahnya berubah ketakutan ketika sang kakak melayangkan tamparan keras di wajahnya. Dengan mata yang berkaca-kaca Isna pun melontarkan protes, "Abang kan tahu sendiri aku sudah mati rasa sama Mas Agam, bahkan kami sudah pisah ranjang sejak 2 tahun yang lalu."

"Plakk!" Lagi-lagi tamparan keras yang menjadi jawaban Isna dari sang kakak. "Memangnya kamu tidak capek membuat keluarga kita malu untuk kesekian kalinya, Isna? Agam itu suami yang baik dan bertanggung jawab, kamu juga sudah punya 2 orang anak. Apa lagi yang mau kamu kejar?" jerit sang kakak laki-laki.

Meski mendapat banyak tantangan dari pihak keluarga, niat Isna untuk bercerai dengan Agam tidak surut. Hingga kehancuran rumah tangga itu terlihat semakin kentara dan pilu saat Agam mulai sakit-sakitan dan badannya begitu kurus karena terlalu banyak pikiran. Semua orang tahu akan hal itu, mereka juga menjadi saksi ketika Agam memilih untuk menyerah dan kembali ke rumah orang tuanya demi menyembuhkan luka hatinya sendiri.

Lalu, apa yang terjadi dengan Isna setelahnya? Ia baik-baik saja, terlihat masih bahagia dengan kehidupannya sekarang, serta masih menjalani hubungan asmara dengan kekasih barunya. Padahal di balik kebahagiaan yang ia rasakan sekarang itu ada hati yang begitu tersakiti, keluarga yang menanggung rasa malu, serta kedua anak yang merindukan sosok sang ayah.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS