Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Safitri Dina Prameswari
Ilustrasi Serangan Jantung (Pixabay.com/Pexels)

Kematian akibat serangan jantung saat tidur kembali menjadi perhatian masyarakat akhir-akhir ini. Bukan hanya masyarakat biasa, bahkan beberapa selebriti juga menjadi korban dari kejadian ini.

Tak bisa dipungkiri, serangan jantung saat tidur dapat terjadi pada siapa saja, baik itu orang yang sehat atau pun yang memiliki riwayat penyakit jantung. Namun, beberapa kasus menunjukkan bahwa serangan jantung saat tidur kerap kali tidak menunjukkan gejala yang jelas sebelumnya.

Dilansir dari Mayo Clinic, serangan jantung saat tidur disebabkan oleh penggumpalan darah di dalam arteri koroner atau penyempitan pembuluh darah yang disebut aterosklerosis. Hal ini mengakibatkan pasokan darah dan oksigen ke jantung terganggu, dan pada akhirnya memicu serangan jantung.

Penelitian lain dari European Heart Journal juga menemukan bahwa serangan jantung saat tidur terjadi dengan frekuensi yang lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita, dan pada orang yang lebih tua. Penelitian ini menemukan bahwa serangan jantung saat tidur memiliki mortalitas yang lebih tinggi daripada serangan jantung pada siang hari.

BACA JUGA: 4 Jenis Makanan Sehat untuk Ibu Usai Melahirkan, Ada Sayuran hingga Daging!

Kembali pada kasus selebriti, salah satu contohnya adalah pada hari Minggu, 2 April 2023 telah meninggalnya ayah dari Tissa Biani, disebabkan oleh serangan jantung saat tidur. Seperti yang diakui oleh Tissa, ayahnya sebenarnya sudah lama menderita penyakit jantung. Namun, hal tersebut memberikan pengingat bahwa kita harus memperhatikan kesehatan jantung kita dengan serius, terlebih jika memiliki riwayat penyakit jantung.

Serangan jantung saat tidur dapat dicegah dengan cara-cara yang sama seperti mencegah serangan jantung pada umumnya. Hal ini meliputi menjaga pola makan yang sehat dan seimbang, rutin berolahraga, dan menghindari rokok serta minuman beralkohol. Selain itu, orang yang memiliki risiko tinggi untuk mengalami serangan jantung harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan mengikuti perawatan medis yang dianjurkan.

Namun demikian, sebagian besar serangan jantung terjadi saat seseorang sedang bangun atau beraktivitas, bukan saat tidur. Namun, penting untuk tetap waspada terhadap gejala serangan jantung dan mengambil tindakan segera jika gejala terjadi, terutama jika seseorang memiliki faktor risiko yang tinggi. Gejala serangan jantung meliputi nyeri dada, sesak napas, mual, muntah, keringat dingin, dan kelelahan. Jika seseorang mengalami gejala-gejala tersebut, segeralah mencari bantuan medis.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Safitri Dina Prameswari