Suasana di halaman SDTQ As-Surkati Kota Salatiga di pagi hari terasa berbeda dari biasanya. Biasanya, anak-anak sibuk dengan buku dan pelajaran di kelas, namun kali ini keceriaan memenuhi udara. Bendera merah putih berkibar gagah di halaman sekolah, sementara deretan perlengkapan lomba sudah siap digunakan. Perayaan lomba ini diadakan dalam rangka memeriahkan momen kemerdekaan sekaligus mempererat tali persaudaraan atau ukhuwah antar siswa, guru, dan seluruh warga sekolah.
Acara ini tak sekadar dirancang sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana pembelajaran karakter. Setiap permainan dan lomba dipilih dengan mempertimbangkan nilai-nilai kerja sama, kekompakan, serta sportivitas. Panitia lomba, yang terdiri dari para asatidz yang mempersiapkan serangkaian kegiatan yang unik, seru, dan pastinya memacu semangat kebersamaan.
Lomba Estafet Sarung: Kompak untuk Menang
Lomba pertama yang menjadi perhatian banyak peserta adalah estafet sarung. Dalam permainan ini, setiap tim harus berpindah dari satu titik ke titik lain dengan semua anggota berada di dalam satu sarung besar. Tantangan utamanya bukan hanya soal kecepatan, tetapi juga koordinasi. Jika salah satu anggota tim terlalu cepat atau terlalu lambat, keseimbangan akan terganggu dan mereka bisa terjatuh.
Sorak-sorai penonton semakin membuat lomba ini terasa hidup. Terlihat anak-anak saling berpegangan erat, tertawa, dan berusaha menjaga langkah agar tetap selaras. Inilah salah satu wujud ukhuwah yang nyata: saling mendukung, menyesuaikan diri, dan berjuang bersama mencapai tujuan.
Bakiak Berjamaah: Melangkah Serempak Menuju Kemenangan
Lomba berikutnya adalah bakiak berjamaah. Permainan tradisional ini mengharuskan tiga hingga lima orang berdiri di atas papan bakiak panjang, lalu berjalan bersamaan menuju garis akhir. Sekilas terdengar mudah, namun nyatanya dibutuhkan komunikasi yang baik agar langkah tetap sinkron.
Kompak dalam hitungan “kanan-kiri” menjadi kunci kemenangan. Anak-anak belajar bahwa keberhasilan bukan hanya soal siapa yang paling kuat, tapi siapa yang mampu bekerja sama dengan baik. Semangat ukhuwah semakin terlihat saat tim yang kalah tetap memberikan tepuk tangan untuk tim pemenang, menunjukkan sikap saling menghargai.
Estafet Karet: Melatih Fokus dan Kerja Sama
Tak kalah seru adalah lomba estafet karet. Dalam lomba ini, peserta harus memindahkan karet dari satu orang ke orang lain menggunakan sedotan yang dipegang dengan mulut, tanpa bantuan tangan. Tantangan ini memerlukan fokus, kesabaran, dan koordinasi yang tepat.
Momen lucu sering terjadi ketika karet terjatuh atau tersangkut, membuat semua peserta dan penonton tertawa lepas. Walau sederhana, lomba ini mengajarkan bahwa keberhasilan sering kali datang dari kerja sama yang harmonis, bukan hanya dari kemampuan individu.
Penalti Bola: Uji Keberanian dan Ketepatan
Lomba terakhir yang memancing adrenalin adalah adu penalti bola. Peserta harus menendang bola ke arah gawang yang dijaga oleh penjaga gawang dari tim lawan. Suasana menjadi tegang setiap kali peserta bersiap menendang. Ada yang berhasil mencetak gol dengan tendangan keras, ada pula yang mencoba trik lembut namun gagal.
Selain mengasah keterampilan olahraga, lomba ini juga mengajarkan pentingnya keberanian mengambil keputusan. Setiap peserta memiliki kesempatan untuk mencoba, gagal, dan mencoba lagi, sebuah pelajaran berharga yang juga menjadi bagian dari ukhuwah—memberi dukungan kepada teman meski mereka belum berhasil.
Lomba Sebagai Wadah Ukhuwah
Rangkaian lomba yang diadakan SDTQ As-Surkati bukan hanya sekadar untuk memeriahkan acara, melainkan juga untuk memperkuat hubungan emosional antar siswa dan guru. Dalam setiap tawa, teriakan semangat, dan pelukan kemenangan, ada nilai-nilai kebersamaan yang tertanam.
Ukhuwah di sini tidak hanya sebatas pertemanan biasa, tetapi juga rasa saling menghormati dan peduli satu sama lain. Setiap permainan menjadi simbol perjalanan hidup: terkadang kita harus melangkah serempak, terkadang kita harus fokus menjaga keseimbangan, dan terkadang kita harus berani mengambil risiko untuk meraih kemenangan.
Perayaan lomba di SDTQ As-Surkati tahun ini menjadi bukti bahwa kegiatan sederhana pun dapat memberikan dampak besar bagi pembentukan karakter siswa. Dengan menggabungkan keceriaan, sportivitas, dan nilai ukhuwah, setiap lomba menjadi pelajaran hidup yang menyenangkan.
Baca Juga
-
Seru! Review 'Pride and Prejudice and Zombies': Romansa dan Teror Wabah
-
HOT! Esensi Lagu Justin Bieber Walking Away: Ada Komitmen Tersembunyi?
-
Sejarah dan Evolusi Futsal: Dari Lapangan Sempit ke Panggung Dunia
-
Futsal Zaman Now: Sportivitas di Tengah Ledakan Hype Culture
-
Main Futsal Bisa Bikin Otak Makin Cerdas? Ternyata Ini Faktanya!
Artikel Terkait
-
5 Rekomendasi Cushion Anti Keringat Terbaik untuk Tampil Flawless Saat Ikuti Lomba 17 Agustus
-
Jogja RunnShine 2025: Lomba Lari yang Sajikan Seni, Musik, dan Budaya
-
5 Rekomendasi Sunscreen Waterproof Terbaik, Aman Kena Air dan Keringat saat Lomba 17 Agustus
-
Bye Tumpeng Raksasa! Ide Tumpeng Mini 17an Instagrammable & Anti Ribet
-
Cuma Bengong 1 Jam Dikasih Hadiah? Ternyata Ini Jebakannya di Lomba Melamun Kutai
Kolom
-
Lewat Kebudayaan, Indonesia Perlu Menemukan Kembali Identitasnya
-
Kamu Tahu? Mendapatkan Slot Film Tayang di Bioskop, Nggak Semulus Jalan Tol
-
Proyek Laptop Kemensos: Teknologi sebagai Tameng Pemborosan Anggaran?
-
Mundur demi Harga Diri: Langkah Joao Mota Bongkar Masalah Kronis BUMN
-
Ada Harga Mahal di Balik Citra Keluarga yang Tampak Harmonis di Luar
Terkini
-
BRI Super League: Jamu Persebaya, Persita Tangerang Usung Misi Bangkit!
-
Biar Look Makin Trendy! 5 Inspirasi Hairstyle Mark NCT yang Wajib Dicoba
-
Merdeka Sejak dalam Pakaian: Thrifting dan Strategi Alternatif Merawat Bumi
-
Jadi Penipu Karismatik, Ini Peran Park Min Young di Serial Confidence Queen
-
Minati Jadon Sancho, AS Roma Masih Getol Diskusi dengan Manchester United