Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat konsumsi gula yang tinggi. Menurut data dari United States Department of Agriculture (USDA), Indonesia menempati posisi keenam dengan konsumsi gula mencapai 7,8 juta metrik ton.
Salah satu produk yang banyak mengandung gula dan sering dikonsumsi adalah Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK), yang merupakan minuman yang ditambahkan gula atau pemanis buatan, dikemas dalam kaleng atau botol.
Dengan variasi rasa yang beragam dan desain kemasan yang praktis, MBDK cepat menjadi populer di kalangan masyarakat, terutama karena sesuai dengan gaya hidup modern yang mengutamakan kepraktisan dan kecepatan.
Mulai tahun 2024, pemerintah akan menerapkan kebijakan pengenaan cukai pada MBDK, yang diharapkan efektif dalam menurunkan konsumsi gula masyarakat dan mengurangi biaya penanganan penyakit akibat konsumsi gula berlebihan.
Kebijakan ini sempat tertunda karena berbagai pertimbangan, seperti pemulihan ekonomi nasional, kesehatan masyarakat, dan kondisi ekonomi global.
Setelah melakukan pembahasan menyeluruh selama beberapa tahun, pemerintah memutuskan bahwa MBDK merupakan barang yang layak dikenakan cukai.
Konsumsi MBDK yang berlebihan berdampak negatif bagi kesehatan dan juga mempengaruhi kondisi keuangan negara.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), untuk mengurangi angka obesitas dan diabetes pada anak, perlu adanya regulasi pemerintah yang membatasi akses masyarakat terhadap MBDK. Aturan ini dianggap penting untuk melindungi kesehatan anak dari risiko obesitas.
Data dari Taipei Medical University dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa dalam 10 tahun terakhir (1992-2020), konsumsi gula masyarakat meningkat sebesar 40%, jauh lebih tinggi dibandingkan peningkatan konsumsi gula global yang hanya 9%.
Selain itu, konsumsi MBDK juga meningkat signifikan. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), dalam periode 20 tahun (1996-2014), konsumsi MBDK melonjak dari 24 juta liter pada tahun 1996 menjadi 405 juta liter pada tahun 2014.
Peningkatan ini menjadi perhatian pemerintah karena berhubungan positif dengan meningkatnya penyakit tidak menular seperti diabetes, obesitas, dan penyakit kardiovaskular.
Menurut International Diabetes Federation (IDF), pada tahun 2021 Indonesia berada di posisi kelima dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia, mencapai 19,5 juta orang dalam rentang usia 20-79 tahun.
Angka ini diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 28,5 juta pada tahun 2045. Diabetes juga menjadi salah satu penyebab kematian utama di Indonesia, menduduki peringkat ketiga setelah stroke dan penyakit jantung iskemik, dengan 40,78 kasus kematian per 100.000 populasi.
Obesitas, yang dapat disebabkan oleh konsumsi MBDK secara berlebihan, juga menjadi krisis kesehatan yang berkembang di Indonesia.
Menurut WHO, Indonesia memiliki tingkat obesitas tertinggi di Asia Tenggara. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa tingkat obesitas meningkat dari 14% pada tahun 2019 menjadi 25% pada tahun 2023.
Baca Juga
-
Melampaui Slogan: Menantang Ketimpangan Digital bagi Penyandang Disabilitas
-
Wahabi Lingkungan: Stigma, Kuasa, dan Luka yang Tak Kunjung Pulih
-
Meneropong Tantangan dan Solusi Literasi Perpajakan bagi Freelancer Digital
-
Brownies, Skripsi, dan Luka Kecil di Tubuh Integritas
-
Menggugat Ironi Fantasi Sedarah dan Darurat Ruang Digital bagi Anak
Artikel Terkait
-
Joging Efektif Turunkan Risiko Diabetes Tipe 2, Benarkah?
-
Cukai Rokok Tak Naik Tahun Depan, Petani Harapkan Komitmen Perlindungan Pemerintah
-
Bantah Dapat Keuntungan, Alex Marwata Ungkap Pertemuan dengan Eko Darmanto: Dia Mau Lapor Dugaan Korupsi di Bea Cukai
-
Retinopati Diabetika Mengancam, Pemerintah Ciptakan Peta Jalan Baru Untuk Selamatkan Penderita Diabetes dari Kebutaan
-
Bahaya Diabetes Tak Terkontrol, Bisa Menyebabkan Kebutaan?
Health
-
Kopi Bikin Awet Muda? Studi Harvard Buktikan Manfaat Tak Terduga
-
Bukan Sekadar Benci Hari Senin: Menguak Mitos 'Monday Blues'
-
Waspada! Apa yang Kita Makan Hari Ini, Pengaruhi Ingatan Kita 20 Tahun Lagi
-
Rayakan Hari Lari Sedunia: Langkah Kecil untuk Sehat dan Bahagia
-
Ilmuwan Temukan 'Sidik Jari' Makanan Ultra-Proses dalam Darah dan Urin
Terkini
-
4 OOTD Warm Chic Style ala Jang Da A, Bisa Disontek Biar Makin Stunning!
-
Sound Horeg: Ketika Hiburan Jalanan Menggeser Budaya dan Merusak Ketertiban
-
Ulasan Novel The Princes Escape: Terkadang Kuat Tak Harus Berdiri Tegak
-
Bertemu Irak dan Arab Saudi, Ini Peluang Indonesia ke Piala Dunia 2026
-
Sinopsis Film Tanvi The Great, Dibintangi Shubhangi Dutt dan Anupam Kher