Secara umum terdapat dua bentuk cerita dalam sebuah novel yang mana keduanya merupakan bagian integral yang tidak dapat terpisahkan satu sama lain untuk dapat menghasilkan sebuah novel menarik dan bernyawa.
Dua bentuk cerita tersebut yakni cerita eksternal dan cerita internal. Cerita eksternal merupakan cerita yang hadir di permukaan novel. Artinya secara tersurat atau eksplisit ceritanya jelas dan dapat tergambarkan dengan baik oleh pembacanya, contohnya: adegan peperangan, perkelahian, kejar-kejaran mobil, pekerjaan baru, menghancurkan pemerintahan distopia, melawan musuh jahat, meracuni raja, dan lain sebagainya.
Sedangkan cerita internal dalam novel merupakan cerita yang terkait secara rumit dengan hal yang perlu dipelajari oleh tokoh utama demi mengubah hidupnya, melengkapi proses transformasi tokoh utama, dan secara tersirat atau implisit memiliki pesan-pesan yang cenderung dalam yang dapat dipahami oleh pembaca ketika benar-benar memahami ceritanya dengan baik.
Cerita internal novel merupakan kebutuhan atau inti sesungguhnya dalam sebuah novel. Jiwa sejati dalam sebuah novel berada pada kebutuhan tokoh-tokoh didalamnya, yang bisa juga disebut sebagai tujuan internal, pelajaran hidup, atau hikmah spiritual.
Spritual yang dimaksudkan di sini tidak selalu spritual yang berkaitan dengan agama. Meskipun hikmah spiritual tentu bisa dikaitkan dengan agama, tetapi secara universal hikmah spiritual di sini tidak selalu berkaitan dengan agama.
Hikmah spiritual dalam membangun inti cerita internal tokoh bisa dalam bentuk pelajaran hidup dari tokoh utama dalam cerita, suatu perjalanan batin yang bahkan tidak disadari oleh tokoh tersebut, yang pada akhirnya akan membawa mereka pada jawaban yang tidak pernah mereka sangka.
Pelajaran hidup yang dialami tokoh harus bersifat universal, sesuatu yang secara batin bersifat manusiawi, di mana setiap pembaca novel yang kita buat di mana pun berada akan memahami perjalanan tokoh, tahu apa yang dibutuhkannya, bahkan lebih baik lagi jika dapat merasa terhubung dengan cerita tersebut.
Hampir setiap novel terbaik sepanjang masa yang pernah ditulis memiliki tujuan internal atau kebutuhan terdiri setidaknya dari pelajaran universal berikut:
- Pengampunan: baik terhadap diri sendiri atau orang lain.
- Cinta: termasuk cinta pada diri sendiri, cinta pada keluarga, cinta yang romantis.
- Penerimaan: terhadap diri sendiri, terhadap keadaan, terhadap realitas.
- Keyakinan: pada diri sendiri, pada orang lain, pada dunia, pada Tuhan.
- Ketakutan: menghadapinya, menaklukkannya, menemukan keberanian.
- Kepercayaan: pada diri sendiri, pada orang lain, pada hal yang belum diketahui.
- Ketahanan Hidup: termasuk tekad untuk hidup.
- Penaklukan Ego: termasuk pengorbanan, altruisme, heroisme, dan mengalahkan ketamakan.
- Tanggung Jawab: termasuk tugas, berjuang untuk sebuah tujuan, menerima takdir diri.
- Penebusan: termasuk pertobatan, mengakui kesalahan, penyesalan, dan penyelamatan.
Mungkin kalian akan berpikir bahwa kalian tidak ingin menulis sebuah buku “hikmah” atau tidak ingin menulis novel yang memiliki pesan universal mendalam, yang diinginkan adalah menulis novel laga, atau suspense thriller, atau novel romansa.
Namun fakta yang perlu kita ketahui adalah bahkan kisah-kisah laga, thriller, dan novel romansa memiliki sebuah pelajaran spiritual yang tersembunyi di dalamnya. Semua novel itu menampilkan sosok tokoh yang belajar tentang sesuatu dan bagaimanapun juga terjadi suatu proses transformasi tokoh.
Pelajaran spiritual atau kebutuhan itulah yang akan mengikat perhatian pembaca. Menulis tentang seorang tokoh utama yang bertransformasi, yang keluar dari kisahnya sebagai sosok yang berbeda dari mulanya merupakan bumbu rahasia yang terkandung dalam berbagai novel terlaris.
Baca Juga
-
Ulasan Buku 'Deep Work': Cara Berhasil Fokus di Dunia yang Penuh Gangguan
-
10 Tips Praktis Menjadi Penulis Non-Fiksi, Gak Susah Kok!
-
Ulasan Buku 'Human Kind': Sejarah Penuh Harapan karya Rutger Bregman
-
Ulasan Novel 'Rumah Kaca': Politik Arsip sebagai Mata Radar Hindia Belanda
-
Menciptakan Demokrasi Ideal melalui Penyelenggaran Pemilu di Indonesia
Artikel Terkait
-
Kafe Hijau Tempat Menyembuhkan Luka Setelah Dipecat dalam Novel Evergreen
-
Review Novel 'Perkumpulan Anak Luar Nikah', Ketika Pemalsuan Data Diri Terungkap
-
Eksploitasi dan Kekerasan Seksual Anak Jalanan dalam Novel Sepuluh
-
Ulasan Novel Alster Lake: Kisah Cinta Seorang Penulis di Danau Alster
-
Ulasan Novel 'Ayah, Ini Arahnya Kemana, Ya', Buku yang Temani Kamu Lewati Masa Sulit
Hobi
-
Timnas Indonesia, Kualifikasi Piala Dunia 2026, dan Satu Poin Sakral yang Tak Kunjung Didapatkan
-
Diisukan Hijrah ke Man United, Victor Gyokeres Janji Setia pada Sporting CP
-
Herve Renard Punya Kenangan Apik dengan Arab Saudi, Ancaman bagi Indonesia?
-
Move on dari Jepang, Timnas Indonesia Bidik Kemenangan Lawan Arab Saudi
-
Jorge Martin Juara Dunia MotoGP 2024, Ini 6 Fakta Unik yang Harus Kamu Tahu
Terkini
-
5 Rekomendasi Film Adaptasi Game, dari Aksi Seru hingga Horor Mendebarkan
-
3 Rekomendasi Masker Jelly Lokal untuk Meredakan Kulit Kemerahan
-
4 Film yang Diperankan oleh Kristo Immanuel, Terbaru The Shadow Strays
-
Ulasan Buku Tak Apa-Apa Jika Harus Berhenti Karya Julia Keller
-
ENHYPEN Umumkan Jadwal Baru Tur Dunia Walk The Line di Asia