Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Nindya Chitra
Ilustrasi menulis novel (pexels.com/IvanSamkov)

Tugas editor diantaranya adalah menyeleksi naskah yang akan diterbitkan. Setiap hari, banyak naskah masuk ke meja redaksi. Akan tetapi, karena alasan waktu dan efisiensi, tidak mungkin untuk membaca seluruh bab naskah masuk untuk memilih yang potensial. Setiap penerbit punya kriteria masing-masing. Yang pasti dilihat adalah sinopsis dan bab-bab awal naskah.

Sedangkan dari kacamata pembaca, bab-bab awal adalah penentu apakah mereka menyukai atau tidak, akan membaca sampai habis, atau hanya menengok sebentar. Sekarang pembaca makin selektif karena melimpahnya tawaran bacaan baik di platform digital maupun karya cetak. Jika gagal memikat, pembaca akan segera beralih ke tulisan yang lebih menjanjikan.

Lalu bagaimana cara menulis novel yang menggugah sejak dari bab awal? Coba terapkan poin-poin berikut!

1. Buat konsep cerita yang matang

Ini sering terjadi pada penulis platform. Kejaran tenggat atau tagihan update dari pembaca membuat penulis terburu-buru menyiapkan cerita. Konsep yang belum matang segera dituangkan dan langsung dipublikasi. Free writing yang longgar memang penting untuk menanamkan kebiasaan menulis. Akan tetapi, penulis tetap harus menyajikan tulisan yang dapat dipertanggungjawabkan. Pastikan konsep ceritamu sudah matang agar saat penggarapan tidak ada plot hole yang membuat pembaca menaikkan alis.

2. Ketahui akhir ceritamu

Mengetahui akhir cerita membuat penulis tahu ke mana harus bergerak. Tidak mengetahui tujuan cerita membuat penggarapannya lebih sulit. Penulis bisa menentukan poin apa saja yang perlu ditegaskan agar kesan yang diinginkan lebih mengikat.

3. Pilih sudut pandang penceritaan terbaik

Pemilihan sudut pandang penceritaan sangat penting dalam menulis fiksi. Pemilihan sudut pandang yang kurang tepat dapat membuat bangunan cerita goyah. Tanyakan ini sebelum menentukan sudut pandang bercerita: “Cerita ini akan sampai dengan maksimal jika kuceritakan dari mata siapa?”

4. Tonjolkan sesuatu yang berbeda

Bisa dari sejarah tokoh, karakternya yang tidak biasa, atau alasan dia melakukan sesuatu yang jadi gerbang kisahnya ke depan. Bisa juga peristiwa penting yang membuat tokoh jadi seperti dirinya sekarang. Hindari menumpahkan informasi sekaligus. Ikat rasa penasaran pembaca sedikit demi sedikit. 

5. Tulis serapi mungkin dan lakukan self editing

Ini bukan hal aneh. Siapa pun suka membaca tulisan yang rapi. Biasakan melakukan self editing sebelum mengirim atau memublikasi tulisan. Cek susunan kalimatnya. Pastikan tak ada salah ketik, sudah sesuai dengan EBI dan KBBI, dan tidak berbelit-belit. Hindari dialog kosong. Pakai dialog untuk menyampaikan poin cerita, jadi pembaca tetap bisa mendapat informasi dari obrolan para tokoh. Pastikan tidak ada yang mubazir.

6. Hindari memperkenalkan tokoh sekaligus di awal

Di bab awal, usahakan tokoh-tokohmu keluar secara alami karena memang dibutuhkan untuk menjalankan alur. Jangan perkenalkan tokoh terlebih dahulu kalau kehadirannya tidak punya pengaruh untuk poin yang ingin kamu sampaikan. 

7. Fokuslah pada alur

Pengarang yang baik mampu membuat elemen-elemen ceritanya menyatu sehingga mendukung terciptanya alur yang runut. Sebab akibat dalam ceritanya terjalin dengan baik. Ini bukan hanya penting untuk bab awal, tetapi sepanjang tulisanmu. Perubahan arah cerita di tengah memang bisa terjadi, tetapi jangan sampai mengubah inti cerita karena roh atau feel ceritanya juga akan berubah. Fokuslah pada pembentukan alur dan kuatkan fondasi ceritamu.

Nah, itu 7 cara yang bisa kamu terapkan untuk membuat novelmu lebih menggugah. Semoga berguna untuk memperlancar penggarapan novelmu, ya. 

Nindya Chitra