Perhelatan Piala Asia U-17 edisi 2023 di Thailand akhirnya usai. Jepang yang berhasil mengalahkan Korea Selatan di babak final turnamen, akhirnya kembali merengkuh gelar juara. Tak tanggung-tanggung, pada laga yang dilangsungkan di Pathum Thani Stadium Thailand tersebut, Jepang berhasil mengandaskan sang lawan dengan skor meyakinkan, tiga gol tanpa balas.
Kali ini, kita akan membahas mengenai data dan fakta yang menyelimuti perhelatan Piala Asia U-17 edisi terbaru tersebut. Mari kita mulai!
1. Gelar Keempat Jepang
Sejak dimulai untuk kali pertama pada tahun 1985 lalu, Jepang tercatata sebagai negara yang paling sukses di gelaran. Sejauh ini, Tim Samurai Biru tersebut telah berhasil memenangi empat gelar juara, masing-masing pada tahun 1994, 2006, 2018 dan terakhir di edisi 2023 ini.
2. Superioritas Jepang di Turnamen
Tak hanya mengklaim gelar juara, Jepang juga tercatat sangat superior di turnamen yang diadakan di Thailand kali ini. Selain merengkuh gelar juara, Jepang juga memborong habis empat penghargaan laiinya, yakni pencetak gol terbanyak melalui Gaku Nawata, pemain terbaik melalui Gaku Nawata, kiper terbaik melalui Wataru Goto dan tim paling fair play.
BACA JUGA: Susunan Staff Kepelatihan Timnas U-17 Diumumkan, Bagaimana Menurut Kalian?
3. Jumlah Gol
Berdasarkan catatan penyelenggaraan dari laman the-afc.com, selama pertandingan tercatat telah terjaringkan 99 gol dari 31 laga. Artinya, dalam setiap laga terdapat setidaknya 3,19 gol yang tercipta. Pertandingan antara Jepang melawan India menjadi laga yang paling banyak menciptakan gol, di mana kedua kesebelasan berhasil menjaringkan 12 gol. Pertandingan itu sendiri berakhir dengan kemenangan Jepang dengan skor 8-4.
4. Hegemoni Negara Asia Timur
Sebagai kutub sepak bola benua Asia, negara-negara Asia Timur kembali menunjukkan tajinya di turnamen ini. Dua finalis, yakni Jepang dan Korea Selatan semakih menahbiskan bahwa kawasan Timur Asia memang masih menjadi yang terdepan dalam hal persepakbolaan di benua ini.
5. Gap Koleksi Gelar
Kesuksesan Jepang merengkuh gelar keempat di turnamen membuat mereka kini semakin menjauh dengan para pesaing terdekatnya, yakni Korea Selatan, Korea Utara, China, Arab Saudi dan Oman yang baru mengemas dua gelar. Setidaknya dibutuhkan waktu minimal dua turnamen untuk negara-negara tersebut guna mengejar empat gelar yang dimiliki oleh Jepang.
Itulah lima data dan fakta yang terjadi selama gelaran Piala Asia U-17. Ada yang mau menambahkan?
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Jalani Laga Genting untuk Lolos, Garuda Muda Harapkan Keajaiban Timnas Era STY Kembali Terjadi!
-
Lolos ke Semifinal SEA Games 2025, Garuda Muda Harus Ucapkan Terima Kasih kepada Vietnam!
-
Wajib Menang 3 Gol, Masih Bisa Loloskah Garuda Muda Jika Hanya Cetak 2 Gol? Begini Analisisnya!
-
SEA Games 2025 dan Skuat Mewah Indonesia yang Tersia-Siakan Potensi Terbaiknya
-
Nestapa Timnas Indonesia di SEA Games 2025: Bisa Pulang meski Belum Mainkan Laga Kedua!
Artikel Terkait
-
Media Jepang Puji Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-17 2023: Iklimnya Bikin Banyak Lawan Kami Kerepotan
-
Media Vietnam Kritik Timnas Indonesia U-17: Main Buruk tapi Masuk Piala Dunia U-17 2023
-
Taisei Marukawa Suka Suporter Muslim, Jepang Senang Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U17, Rendy Kjaernett Susah Lepas Syahnaz Sadiqah
Hobi
-
Jalani Laga Genting untuk Lolos, Garuda Muda Harapkan Keajaiban Timnas Era STY Kembali Terjadi!
-
Lolos ke Semifinal SEA Games 2025, Garuda Muda Harus Ucapkan Terima Kasih kepada Vietnam!
-
Wajib Menang 3 Gol, Masih Bisa Loloskah Garuda Muda Jika Hanya Cetak 2 Gol? Begini Analisisnya!
-
Hadapi Myanmar, Timnas Indonesia U-22 Pertaruhkan Dua Hal Sekaligus
-
Ada Ivar Jenner, Ini 3 Pemain Pilar Timnas Indonesia untuk Kalahkan Myanmar
Terkini
-
4 Rekomendasi Tablet Layar 12 Inci Paling Worth It untuk Kerja Harian, Produktivitas Naik 10 Kali
-
Vivo X200T Siap Meluncur Awal Tahun 2026, Ukuran Compact dan Performa Kencang
-
Bukti Nyata Seni Inklusif: Arif Onelegz dan Lauren Russel Buktikan Setiap Tubuh Bisa Menari
-
Ketika Meme Menjadi Senjata Bullying Digital: Batas Antara Lucu dan Melukai
-
Banjir Aceh-Sumatera: Solidaritas Warga Lari Kencang, Birokrasi Tertinggal