Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Agus Siswanto
Selebrasi para pemain timnas Indonesia saat kalahkan Turkmenistan (pssi.org)

Mungkin banyak orang mengernyitkan dahi membaca 25 pemain yang diundang Shin Tae-yong untuk hadapi Brunei Darussalam. Dari 25 nama tersebut, hampir semuanya adalah sosok sarat pengalaman. Termasuk 9 pemain yang berkarier di luar negeri.

Sementara itu, lawan yang dihadapi hanyalah Brunei Darussalam. Negara yang dihitung secara apa pun berada di bawah Indonesia dari segi kualitas jauh di bawah. Dalam istilah militer, Shin Tae-yong menggunakan kekuatan yang berlebihan.

Meski terkesan berlebihan, ada sisi menarik yang mungkin tidak semua orang tahu. Pemanggilan Shin Tae-yong pada para pemain terbaiknya, justru menjadi pertanda sang pelatih menghargai keberadaan Brunei Darussalam.

Melawan sebuah tim yang terbilang lemah dengan kekuatan sebenarnya, menunjukkan bahwa Shin Tae-yong tidak ingin memberikan kesan meremehkan Brunei. Sebab kekalahan karena menghadapi tim dengan kekuatan sebenarnya, akan memberikan kebanggaan bagi Brunei sendiri.

Hal inilah yang coba ditunjukkan Shin Tae-yong dengan skuatnya. Bermain normal dan serius akan menunjukkan betapa para pemain timnas Indonesia menghargai keberadaan sang lawan. Respek inilah yang coba dibangun.

Sebaliknya jika Shin Tae-yong menghadapi Brunei dengan skuat apa adanya, mungkin saja hal ini menimbulkan respons lain dari sang lawan.

Menerjunkan skuat terbaik dalam sebuah pertandingan yang boleh dibilang kurang imbang ini, juga memberikan dampak lain bagi sang pelatih. Dari sini Shin Tae-yong bisa mencoba eksperimennya dalam penerapan strategi.

Shin Tae-yong akan mampu memantau kemampuan para pemainnya, mulai dari pemain utama hingga pelapis. Hal ini menjadi sangat penting untuk menghadapi laga-laga selanjutnya.

Seperti yang telah diketahui public, selepas menghadapi Brunei, timnas Indonesia akan bergabung dalam grup F. Di dalam grup ini sudah menunggu Irak, Vietnam, dan Filipina.

Dalam fase grup ini, jelas upaya untuk mengatur strategi dan formasi sudah tidak ada waktu lagi. Lawan-lawan yang telah menanti, terutama Irak dan Vietnam, pasti bernafsu untuk lolos dari fase grup.

Situasi inilah yang akan dihadapi timnas Indonesia. Ramuan strategi maupun formasi yang telah dicoba saat melawan Brunei Darussalam diharapkan dapat diterapkan dalam laga tersebut.

Agus Siswanto