Laga perdana Timnas Indonesia U-17 di pentas Piala Dunia kontra Ekuador berakhir dengan hasil imbang. Pasukan Merah Putih yang bermain di Gelora Bung Tomo Stadium, berhasil memaksa raksasa Amerika Selatan tersebut dengan skor 1-1.
Meskipun sukses menahan imbang Ekuador, namun permainan Timnas Indonesia sendiri secara garis besar belumlah sesuai dengan apa yang diharapkan. Para pemain yang berada di lapangan, seringkali menunjukkan hal-hal yang sangat jauh berbeda dengan permainan Timnas Indonesia senior. Bahkan, jika saja Timnas U-17 dilatih oleh Shin Tae Yong, kemungkinan besar sang pelatih akan marah-marah jika melihat hal tersebut.
Apa sajakah itu? Mari kita bahas tiga di antaranya!
1. Mengendorkan Serangan Saat Unggul
Hal pertama yang bisa membuat STY marah jika menjadi pelatih Timnas Indonesia U-17 adalah momen ketika mereka mengendurkan serangan saat unggul. Disadur dari kanal YouTube Bos Liga, terlihat sekali para pemain Timnas U-17 mengendurkan serangan selepas berhasil unggul di menit ke 22 melalui gol yang dicetak oleh Arkhan Kaka.
Hal ini tentu sangat berbeda dengan konsep permainan yang diterapkan oleh STY, di mana ketika mereka unggul sebisa mungkin harus tetap bermain normal dan meningkatkan intensitas serangan. Alhasil, karena mengendurnya serangan Timnas U-17, mereka akhirnya harus kebobolan di menit ke 28 melalui tandukan Allen Obando.
2. Pemain Sering Jalan
Hal kedua yang bisa memancing kemarahan STY jika menjadi pelatih Timnas U-17 adalah, banyak pemain yang kedapatan hanya jalan saja ketika pertandingan berlangsung. Berkali-kali terlihat di layar kaca, para pemain yang tak terlibat perebutan bola, hanya berjalan sehingga terkesan tak menunjukkan keseriusannya dalam bermain.
Hal ini tentu berbeda dengan arahan STY di Timnas yang dia latih, di mana STY selalu meneriaki pemainnya untuk selalu berlari sampai batas maksimal yang dapat diterima oleh tubuh pemain tersebut.
3. Terlalu Individualis
Sudah jelas, STY akan marah-marah jika melihat ini. Pelatih asal Korea Selatan itu selalu menekankan bahwa permainan sepak bola adalah permainan tim, bukan individu. Namun sayangnya, di Timnas Indonesia U-17 masih banyak para pemain yang berusaha untuk show off kemampuannya, sehingga seringkali bola yang seharusnya bisa terdistribusi justru harus mandek atau direbut lawan.
Itulah 3 hal yang pasti akan membuat Shin Tae Yong marah-marah jika menangani Timnas U-17. Bagaimana pendapatn teman-teman?
Baca Juga
-
Sama-Sama dari Asia Timur, Pemecatan Masatada Ishii dan STY Ternyata Identik dalam 2 Hal Ini!
-
Turunkan Timnas U-23 di FIFA Matchday November, PSSI Bikin Keputusan yang Gegabah!
-
Malang Benar! Gegara Malaysia, Facundo Garces Harus Dapatkan Kerugian 4 Kali Lipat!
-
Piala Dunia U-17: Statistik Pembuka Grup H, Timnas Indonesia Berpotensi Jadi Tim Kuda Hitam
-
Dari Lapangan ke Komentar: Bukti Nyata Perbedaan Level Shin Tae-yong dan Alex Pastoor
Artikel Terkait
-
Irak Unggul Segalanya Lawan Timnas Indonesia, Shin Tae-yong Putar Otak Incar Kemenangan
-
Pemain Panama U-17 Nilai Lawan Timnas Indonesia U-17 Merupakan Laga Krusial
-
Shin Tae-yong Akui Timnas Indonesia Pasti Kesulitan Lawan Irak karena Ada 2 Masalah Besar
-
Shin Tae-yong Kasih Pemain Timnas Indonesia Makan Enak Sebelum Digempur Latihan Lawan Irak
-
Gelar Latihan Perdana di Irak, Shin Tae-yong Pastikan Pemain Baik-baik Saja
Hobi
-
Indra Sjafri, PSSI, dan Misi Selamatkan Muka Indonesia di Kancah Dunia
-
Sea Games 2025: Menanti Kembali Tuah Indra Sjafri di Kompetisi Level ASEAN
-
Tutup Pintu untuk Shin Tae-yong, PSSI Justru Perburuk Citra Sendiri!
-
Diperkuat 4 Pemain Diaspora, Ini Skuad Timnas U-17 di Piala Dunia U-17 2025
-
Sama-Sama dari Asia Timur, Pemecatan Masatada Ishii dan STY Ternyata Identik dalam 2 Hal Ini!
Terkini
-
4 Toner Tanpa Alkohol dan Pewangi untuk Kulit Mudah Iritasi, Gak Bikin Perih!
-
Gawai, AI, dan Jerat Adiksi Digital yang Mengancam Generasi Indonesia
-
Effortlessly Feminine! 4 Padu Padan OOTD ala Mina TWICE yang Bisa Kamu Tiru
-
Married to the Idea: Relevankah Pernikahan untuk Generasi Sekarang?
-
Relate Banget! Novel Berpayung Tuhan tentang Luka, Hidup, dan Penyesalan