Akmal Marhali, koordinator Save Our Soccer yang selama ini dikenal sebagai salah satu pentolan barisan local pride beberapa waktu lalu mengomentari seorang Jordi Amat.
Melalui akun TikTok yang dimilikinya, akmalmarhali20 pada 27 Desember 2023, Akmal Marhali menyampaikan bahwa Jordi Amat mendapatkan keistimewaan dari federasi dan STY karena diperbolehkan untuk menikmati liburan, sementara rekan-rekan setimnya telah melakoni pemusatan di Turkiye semenjak tanggal 20 Desember lalu.
Komentar dari Akmal tersebut seolah ingin menyuarakan kepada khalayak ramai bahwa pemain berdarah Indonesia-Spanyol itu tidaklah nasionalis.
Pasalnya, sang pemain lebih memilih untuk memprioritaskan kepentingan pribadinya daripada harus berjuang untuk kepentingan negaranya.
Statemen Akmal itupun mendapatkan bantahan telak dari PSSI, Timnas Indonesia dan bos JDT, Tunki Ismail Sultan Ibrahim.
Ketiga pihak kompak menjawab bahwa Jordi Amat tak murni liburan di Spanyol, namun tengah melakukan terapi untuk memulihkan cedera bahu yang didapatkannya saat memperkuat JDT di kompetisi Liga Malaysia.
Bahkan, jika ditelaah lebih lanjut lagi, keberadaan Jordi Amat yang memilih untuk melakukan terapi di Spanyol ketika teman-temannya tengah bersiap di Turkiye justru menandakan besarnya rasa nasionalisme yang dimiliki oleh Jordi.
Dirinya bahkan rela untuk menahan sakit berkepanjangan yang bisa saja kambuh sewaktu-waktu demi bisa tetap available untuk memperkuat Pasukan Merah Putih.
Sejatinya, Jordi Amat bisa saja melakukan operasi agar cedera bahu yang dideritanya bisa segera berakhir.
Namun, sang pemain tidak melakukan hal tersebut karena jika Jordi melakukan operasi, maka bisa dipastikan dirinya harus istirahat total dan harus absen dalam membela Timnas Indonesia di putaran final Piala Asia 2023 nanti.
Dilansir laman ekahospital.com (6/9/2023), halodoc (12/9/2023) dan alodokter (3/7/2021) masa pemulihan setelah operasi bahu terentang dalam hitungan pekan hingga 3 bulan.
Jika Jordi Amat memutuskan untuk melakukan operasi, akan sangat mungkin dia tak bisa membela Indonesia di Piala Asia 2023 yang tinggal hitungan pekan saja pelaksanaannya.
Dengan segala pengorbanan seperti itu, masih yakin jika Jordi Amat tak memiliki nasionalisme bagi Indonesia? Jordi bahkan memilih untuk menahan sakit di tubuhnya demi bisa membela Pasukan Merah Putih. Mari berpikir sejenak!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Jalani Laga Genting untuk Lolos, Garuda Muda Harapkan Keajaiban Timnas Era STY Kembali Terjadi!
-
Lolos ke Semifinal SEA Games 2025, Garuda Muda Harus Ucapkan Terima Kasih kepada Vietnam!
-
Wajib Menang 3 Gol, Masih Bisa Loloskah Garuda Muda Jika Hanya Cetak 2 Gol? Begini Analisisnya!
-
SEA Games 2025 dan Skuat Mewah Indonesia yang Tersia-Siakan Potensi Terbaiknya
-
Nestapa Timnas Indonesia di SEA Games 2025: Bisa Pulang meski Belum Mainkan Laga Kedua!
Artikel Terkait
-
Momen Thom Haye dan Jay Idzes Saling Berhadapan di Liga Belanda, Kini Bakal Jadi Rekan di Timnas Indonesia
-
3 Fakta Dokter Kelas Piala Dunia yang Bergabung ke Timnas Indonesia di TC Turki Jelang Piala Asia 2023
-
Disebut Pemain Titipan di Timnas Indonesia, Ini Statistik Dendy Sulistyawan
-
1 Kendala yang Buat TC Timnas Indonesia di Turki Sangat Berat
-
Vietnam ke Piala Asia 2023 dengan Skuad 'Aneh', Timnas Indonesia Bisa Ambil Keuntungan Besar
Hobi
-
Jalani Laga Genting untuk Lolos, Garuda Muda Harapkan Keajaiban Timnas Era STY Kembali Terjadi!
-
Lolos ke Semifinal SEA Games 2025, Garuda Muda Harus Ucapkan Terima Kasih kepada Vietnam!
-
Wajib Menang 3 Gol, Masih Bisa Loloskah Garuda Muda Jika Hanya Cetak 2 Gol? Begini Analisisnya!
-
Hadapi Myanmar, Timnas Indonesia U-22 Pertaruhkan Dua Hal Sekaligus
-
Ada Ivar Jenner, Ini 3 Pemain Pilar Timnas Indonesia untuk Kalahkan Myanmar
Terkini
-
4 Rekomendasi Tablet Layar 12 Inci Paling Worth It untuk Kerja Harian, Produktivitas Naik 10 Kali
-
Vivo X200T Siap Meluncur Awal Tahun 2026, Ukuran Compact dan Performa Kencang
-
Bukti Nyata Seni Inklusif: Arif Onelegz dan Lauren Russel Buktikan Setiap Tubuh Bisa Menari
-
Ketika Meme Menjadi Senjata Bullying Digital: Batas Antara Lucu dan Melukai
-
Banjir Aceh-Sumatera: Solidaritas Warga Lari Kencang, Birokrasi Tertinggal