Akhir-akhir ini kabar adanya 2 kubu dalam tubuh timnas Indonesia memang cukup ramai diberitakan. Dilihar dari akun TikTok @mangkulangitt, dikabarkan bahwa kudu dalam timnas tersebut terbagi atas 2 sisi, yakni kubu para pemain naturalisasi dan keturunan, serta kubu para pemain lokal.
Namun, menurut asisten pelatih timnas senior, Nova Arianto hal tersebut telah diatasi oleh tim pelatih dan kini para pemain sudah bisa berbaur satu sama lainnya tanpa melihat asal-usul tersebut.
Lebih lanjut lagi, pria yang kini juga menjadi pelatih timnas Indonesia U-16 tersebut, menyebut asal-muasal adanya 2 kubu tersebut dikarenakan para pemain lokal yang merumput di liga Indonesia masih kurang percaya diri dan pemalu dalam berbicara menggunakan bahasa inggris dengan para pemain naturalisasi serta keturunan.
“Di awal-awal, memang ada dinamika seperti itu. Kita menyadari bahwa orang Indonesia umumnya cenderung pemalu. Ketika duduk bersama dan berbincang dalam bahasa Inggris, saya pribadi tidak begitu lancar berbahasa Inggris. Seiring berjalannya waktu, mereka akhirnya membentuk kelompok mereka sendiri, dan kita memiliki kelompok kami sendiri” Ujar Nova Arianto dikutip dari akun Youtube Si Paling Timnas, Selasa (20/02/2024).
Nova Arianto dan Staff Pelatih Lakukan Hal Ini Untuk Jaga Chemistry Antar Pemain
Tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi di luar lapangan adalah salah satu kunci terjaganya chemistry antar pemain untuk meraih hasil permainan dalam lapangan.
Menyadari pentingnya hal tersebut, Nova Arianto beserta staff pelatih mengakali permasalahan 2 kubu tersebut dengan cara yang cukup unik, yakni setiap pemain sudah ditetapkan duduk di bangku mana saat sesi makan. Hal ini agar menjaga alur komunikasi setiap pemain tetap baik.
“Tapi terakhir saat TC di Turki kita mengamati apa yang bisa membuat mereka jadi satu. Akhirya waktu itu kita kasih nama di meja makan. Di situ ada Jordi Amat sebelahnya Rizky Ridho, sebelahnya Shayne, sebelahnya lagi Asnawi. Jadi satu meja ada pemain lokal dan keturunan. Kita ingin pemain lokal dan naturalisasi bisa menjadi satu. Akhirnya tim mulai berubah. Mau tidak mau pemain akhirnya ngobrol dan mereka sharing,” beber Nova Arianto.
Ternyata memang permasalahan komunikasi dan chemistry antar pemain timnas memang menjadi salah satu permasalahan mendasar yang perlu dibenahi. Semoga ke depannya para pemain timnas, baik naturalisasi ataupun lokal dapat kian mempererat chemistry tersebut.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Futsal: Olahraga Murah Meriah, Jadi Sumbu Perputaran Roda Ekonomi Rakyat
-
Demi Prestasi, Pemerintah Izinkan Timnas Tambah Pemain Naturalisasi Baru!
-
3 Nama Pelatih yang Bisa Gantikan Gerald Vanenburg di Ajang Sea Games 2025
-
Nasib Gerald Vanenburg Lebih Tragis dibanding STY di AFF U-23, Kok Bisa?
-
Gerald Vanenburg Tak Latih Timnas di Sea Games, Nama Indra Sjafri Muncul?
Artikel Terkait
-
Latih Timnas Indonesia U-16, Nova Arianto Tekankan Disiplin Tinggi pada Para Pemain
-
Tangani Timnas U-16, Nova Arianto Adaptasi Gaya Melatih Shin Tae-yong
-
Nova Arianto Asuh Timnas Indonesia U-16: Target Saya Lolos Kualifikasi Piala Asia U-17
-
Diwawancara Media Internasional, STY Tebar Ancaman ke Timnas Vietnam Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Shin Tae-yong Simpan 2 Kekecewaan Usai di Piala Asia 2023, Apa Saja?
Hobi
-
Sulthan Zaky Merapat ke Klub Kamboja, Siap Tambah Pengalaman Internasional
-
Kevin Diks Start Manis di Liga Jerman, Kariernya Berpotensi Makin Gemilang!
-
BRI Super League: Mauricio Souza Jamin Persija Jakarta Adaptasi pada Regulasi Baru
-
Dihujat di Mugello, Marc Marquez Dibela Legenda MotoGP Giacomo Agostini
-
BRI Liga 1: Persib Bekuk Western Sydney Wanderers FC, Ini Kata Bojan Hodak
Terkini
-
Fenomena Bendera One Piece: Antara Kreativitas, Hukum, dan Simbol Negara
-
One Piece, Simbol Kecewa, dan Negara yang Tak Lagi Mendengar
-
WayV Sukses Buka Tur Konser No Way Out di Seoul: Kami Akan Terus Berkembang
-
Bubar! Purple Kiss Akhiri Aktivitas Grup di Bulan November
-
Peringati HUT ke-22, PPAD Tabur Bunga di Taman Makam Pahlawan Seluruh Nusantara