Pelatih Philippe Troussier harus menerima sebuah kenyataan pahit ketika menjalani peran pelatihnya bersama Timnas Vietnam. Pasca pertandingan melawan Timnas Indonesia di My Dinh Stadium pada Selasa (26/3/2024) lalu, pelatih berkebangsaan Prancis tersebut harus merasakan pemecatan oleh VFF karena anak asuhnya kandas 0-3 dari tim tamu.
Melansir laman pssi.org (26/3/2024), pada pertandingan yang digadang-gadang bakal menjadi ajang balas dendam bagi Timnas Vietnam itu, kubu tuan tumah justru harus kembali menuai malu setelah Jay Idzes, Ragnar Oratmangoen dan Muhammad Ramadhan Sananta menjebol gawang Nguyen Filip.
Alhasil, VFF yang sudah hilang kesabaran, akhirnya memutuskann kontrak sang pelatih yang dianggap menghancurkan persepakbolaan Vietnam tersebut.
Sejatinya, jika melihat track record kepelatihan yang dimiliki oleh Troussier, pria berusia 69 tahun ini bukanlah sosok sembarangan di dua kepelatihan internasional. Sepanjang sejarah kepelatihannya, Troussier tercatat telah menangani beragam negara berkelas, dan memberikan sejarah bagi mereka.
Melansir laman transfermarkt.com, Troussier pernah menjadi pelatih kepala bagi negara besar sekelas Pantai Gading (1992-1993), Burkina Faso (1997-1998), Republik Afrika Selatan (1998) dan Timnas Jepang (1998-2002).
Bahkan, selama melatih Timnas Jepang, Troussier menciptakan sejarah dengan membawa Pasukan Samurai Biru melaju ke babak 16 besar Piala Dunia 2002 untuk kali pertama sepanjang keikutsertaan mereka di Piala Dunia. Sebuah sejarah yang membuat nama Troussier harum di persepakbolaan Jepang sampai sekarang.
Jika melihat pencapaian-pencapaian yang dilakukan oleh Troussier, sepertinya sangat kurang fair jika kita menyimpulkan bahwa pemecatan Troussier dari kursi kepelatihan Timnas Vietnam karena alasan kualitas yang dimiliki sang pelatih.
Karena bagaimanapun, apa yang pernah dicapai oleh Troussier, jauh lebih mengkilap daripada pelatih-pelatih lainnya yang pernah menangani Timnas Vietnam atau bahkan pelatih negara-negara kawasan Asia Tenggara lainnya.
Mungkin, salah satu alasan mengapa Troussier harus merasakan fase pahit dalam karirnya adalah karena sang pelatih salah dalam memilih negara untuk dilatih. Memilih Vietnam yang tak cocok dengan gaya dan filosofi kepelatihan yang dia miliki, menjadi salah satu hal yang paling masuk akal mengapa Troussier tak bisa mengangkat prestasi Pasukan Naga Emas.
Terlebih, Troussier salah memilih Vietnam, di mana negeri tersebut berada satu kawasan dengan Indonesia, negara yang selalu saja memberikan trauma dan mimpi buruk setiap kali bertemu dengan tim yang dibesutnya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Semifinal Piala AFF U-23: 3 Pahlawan Skuat Garuda saat Mengempaskan Thailand, Siapa Saja?
-
Yotsakorn Burapha dan Gol ke Gawang Indonesia yang Selalu Bawa Petaka bagi Thailand
-
Meski Kalahkan Thailand, Catatan Gerald Vanenburg Ternyata Masih Kalah dari 2 Pendahulunya
-
Rekor 3 Pertemuan Yotsakorn Burapha vs Timnas Indonesia, Semuanya Berakhir Zonk!
-
Piala AFF U-23 dan Buyarnya Prediksi yang Dituliskan oleh Induk Sepak Bola Asia Tenggara
Artikel Terkait
Hobi
-
Semifinal Piala AFF U-23: 3 Pahlawan Skuat Garuda saat Mengempaskan Thailand, Siapa Saja?
-
Pol Espargaro Komentari Performa Pecco Bagnaia: Dia Terlihat Tidak Nyaman
-
Menang Telak Lawan Arema, Performa Persija Jakarta Lampaui Ekspektasi
-
Piala AFF U-23: Bukti Totalitas Gerald Vanenburg Demi Timnas Indonesia
-
Bangga, Gigi Dall'igna Buktikan Keputusannya Pilih Marc Marquez Tidak Salah
Terkini
-
Kulit Glowing Bebas Noda Hitam! 4 Moisturizer yang Mengandung Symwhite 377
-
4 OOTD Soft Chic ala Kang Hanna, Bisa Buat Ngampus Sampai Ngopi!
-
Review Anime Tasokare Hotel, Kisah Sebuah Penginapan Antara Dua Dunia
-
Bintangi The Savant, Jessica Chastain Siap Bongkar Kejahatan di Dunia Maya
-
4 Gaya Girly Street Style ala Roh Jisun Buat Inspirasi Daily Outfit-mu!