Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | zahir zahir
Bek Naturalisasi Timnas Indonesia, Jordi Amat (pssi.org)

Kekalahan timnas Indonesia atas Irak di lanjutan laga kualifikasi Piala Dunia 2026 round 2 yang digelar pada Kamis (06/06/2024) kemarin tentunya memunculkan fakta yang cukup unik untuk dibahas. Salah satunya adalah kesalahan yang dilakukan oleh bek timnas Indonesia, Jordi Amat. Melansir dari laman resmi AFC (the-afc.com), bek keturunan Spanyol-Indonesia tersebut harus diganjar kartu merah di menit ke-58 usai melakukan tekel keras kepada pemain Irak. Kondisi tersebut membuat timnas Indonesia harus bermain dengan 10 orang dan menyebabkan kekalahan dengan skor 0-2.

Jika dilihat ke belakang, kesalahan yang dilakukan oleh Jordi Amat tersebut memang kerap kali terjadi sejak tahun 2023 lalu. Salah satu yang masih hangat diingatan adalah gol bunuh dirinya saat laga melawan Irak di leg pertama yang digelar di Basra International Stadium, Irak pada bulan November 2023 silam. Gol bunuh diri mantan pemain klub Inggris, Swansea City ini membuat timnas Indonesia saat itu takluk dengan skor telak 5-1 atas Irak.

Usai laga kontra Irak di leg pertama pada bulan November 2023 lalu, Jordi Amat juga beberapa kali melalukan blunder atau kesalahan elementer yang nyaris merugikan timnas Indonesia. Beberapa kesalahan bek berusia 32 tahun tersebut terjadi di ajang Piala Asia 2023 kemarin yang digelar di Qatar. Hingga pada akhirnya Jordi Amat juga kembali melakukan kesalahan di laga kontra Irak kemarin yang menyebabkan dirinya mendapatkan kartu merah dari wasit.

Faktor Liga Berpengaruh Terhadap Performa Jordi Amat?

Banyak hal yang kemungkinan membuat performa mantan pemain timnas Spanyol U-18 dan U-21 ini kerap melakukan blunder dalam 1 tahun terakhir. Salah satunya adalah faktor kompetisi atau liga yang diikuti olehnya saat ini. Melansir dari laman transfermarkt.co.id, Jordi Amat saat ini berstatus sebagai pemain klub asal Malaysia, Johor Darul Ta’zim. Dirinya direkrut sejak tahun 2022 silam usai kontraknya bersama klub Belgia KAS Eupen berakhir.

Seperti yang diketahui, klub Johor Darul Ta’zim merupakan salah satu tim raksasa di liga Malaysia. Klub tersebut selalu mendominasi liga Malaysia dalam kurun waktu hampir 1 dekade terakhir. Tak adanya pesaing klub lain yang sepadan membuat liga Malaysia dijuluki sebagai salah satu “liga petani” di kawasan Asia tenggara karena terlalu mendominasinya Johor Darul Ta'zim.

Tentunya hal ini dapat memberikan dampak buruk bagi pemain di klubnya. Kemungkinan terburuk adalah terjebak di zona nyaman karena tak adanya pesaing yang sepadan di liga tersebut. Kendati Johor Darul Ta’zim bermain di Liga Champions Asia, namun tentunya kompetisi lokal merupakan kompetisi utama yang sering diikuti oleh sebuah klub.

Hal inilah yang disinyalir menjadi penyebab menurunnya performa Jordi Amat di beberapa laga terakhir bersama timnas Indonesia. Secara tak sadar kualitas liga memang bisa mempengaruhi performa pemain, khususnya di level tim nasional. Kualitas pemain memang tidak dapat dipungkiri dibentuk dari kualitas liga yang kompetitif dan tentunya menunjang performa para pemain.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

zahir zahir