Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Agus Siswanto
Bek Timnas Indonesia U-19, Kadek Arel saat berduel udara dengan pemain Malaysia U-19 dalam laga semifinal Piala AFF U-19 2024 di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (27/7/2024) malam WIB. [Dok. PSSI]

Seakan menyimpan dendam berkepanjangan, media Vietnam lagi-lagi remehkan kemampuan timnas Indonesia di babak final Piala AFF U-19 2024. Rangkaian kemenangan Indonesia dianggap bukan sebuah kehebatan.

“Pada dasarnya, satu-satunya keunggulan Indonesia U-19 atas Thailand adalah bermain di kandang sendiri,” tulis soha.vn, Minggu (28/7/2024).

Ungkapan ini merupakan serangkaian tulisan media tersebut memojokkan Indonesia. Sebelumnya mereka mengatakan bahwa yang akan tampil di babak final adalah Malaysia dan Australia.

Kenyataannya, justru Indonesia dan Thailand yang mampu lolos babak final. Lepas dari apa pun, ini menjadi bukti kehebatan kedua tim.

“Besok malam, jika Indonesia harus menanggung akibatnya dan memberikan gelar juara kepada Thailand, hal itu tidak mengherankan,” lanjut soha.vn.

Tindakan beberapa media Vietnam, termasuk soha.vn menjelek-jelekkan Indonesia tidak lepas dari kekecewaan atas performa timnas mereka.

Timnas Vietnam yang digadang-gadang mampu membangkitkan lagi sepak bola Vietnam, justru tampil melempem. Mereka hanya mampu meraih 1 kemenangan dari 3 laga.

Kalau mereka merasa berada di grup berat, hal itu tidak sepenuhnya benar. Berada satu grup dengan Myanmar dan Laos seharusnya menjadi peluang Vietnam meraih poin sekaligus bersaing dengan runner up grup lain.

Namun faktanya, justru mereka kesulitan mengalahkan Myanmar dan hasilnya hanya 1 poin. Ketika kalah dari Australia, aib lagi tercipta. Kekalahan 2-6 jelas menjadi aib tersendiri bagi tim selevel Vietnam.

Hal ini barangkali yang membuat media mereka pun frustasi dan ujung-ujungnya menyerang tim lain.

Dalam analisisnya disampaikan ada 2 hal yang membuat Indonesia tidak akan mampu kalahkan Thailand dalam laga final malam ini.

Pertama adalah lemahnya lini depan Indonesia dalam hal finishing. Gol-gol yang tercipta selama ini hanya terjadi saat menghadapi tim lemah. Saat menghadapi Malaysia, Indonesia hanya mencatat 1 shoot on target dari 14 tembakan.

Demikian pula dengan duel bola atas. Indonesia hanya memenangi 4 dari 11 duel bola atas. Tujuh yang lainnya dimenangkan Malaysia.

Statistik tersebut boleh saja diajukan. Tapi media Vietnam tidak melihat bahwa Malaysia pun mengalami hal serupa saat menghadapi Indonesia. Artinya, kualitas kedua tim sebenarnya sama. Maka klaim tersebut patut dipertanyakan.

Namun bagaimana pun juga, di ajang Piala AFF U-19 2024 sekali lagi menegaskan bahwa sepak bola Vietnam semakin tertinggal. Berkaca dari beberapa ajang yang lalu, kini penguasa sepak bola ASEAN adalah Indonesia dan Thailand.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Agus Siswanto