Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | M. Fuad S. T.
Pelatih Timnas Indonesia U-20, Indra Sjafri (pssi.org)

Keputusan yang cukup berani dilakukan oleh pelatih Timnas Indonesia U-20, Indra Sjafri. Menyadur laman PSSI, pelatih berdarah Minang tersebut memasukkan nama pemain muda Bhayangkara FC yang masih berusia 16 tahun, Evandra Florasta bersama dengan nama-nama yang lebih senior dan berpengalaman, seperti Welber Jardim, Fandi Bagus, Aditya Warman dan Toni Firmansyah.

Namun demikian, keputusan cukup berani dan mengejutkan yang ditempuh oleh coach Indra Sjafri dalam menentukan pemain yang dibawanya ke gelaran tersebut, sedikit banyak menggambarkan mindset sang pelatih, yang ternyata berbeda dengan mindset kebanyakan pelatih di Indonesia.

Sudah bukan menjadi rahasia lagi, jika mindset pelatih di Indonesia ini kebanyakan akan memilih pemain yang mendekati usia maksimal untuk dimasukkan ke dalam tim kelompok umur.

Seperti misal, untuk tim U-20, kebanyakan pelatih Indonesia akan memberikan slot itu kepada pemain yang usianya maksimal di angka 20, atau jika tidak, akan mengisinya dengan pemain yang usianya terpaut satu atau dua tahun di bawah 20 tahun.

Alasannya pun cukup masuk akal. Karena selain mencari pemain yang lebih matang, sang pelatih juga memberikan kesempatan kepada pemain yang sudah hampir "expired" untuk bermain, alih-alih memberikan kesempatan kepada pemain yang lebih muda karena dinilai masih memiliki kesempatan di tahun-tahun berikutnya.

Mindset kebanyakan pelatih Indonesia ini bahkan juga hampir membuat pada andalan Timnas Indonesia, Rizky Ridho kehilangan kesempatan untuk seleksi. Melalui siniar Sport77 (11/11/2024), pemain asal Jawa Timur tersebut menceritakan pengalaman tak mengenakkan yang dialaminya saat ingin mengikuti seleksi masuk sebuah tim.

Saat itu, karena usia Ridho yang masih beberapa tahun di bawah usia maksimal, dirinya disarankan untuk pulang dan mencoba untuk ikut seleksi pada kesempatan selanjutnya.

"Waktu di seleksi ini lucu bang. Jadi, kita duduk di tribun, gerombolan saya ini orang-orang yang kelahiran 2001. Yang seumuran lah bang," terang Ridho kepada Mamat Alkatiri dan Riphan Pradipta pemandu acara siniar.

"Terus ada orang yang biasa manggilin. Dia ngumumin, hari ini yang seleksi usia (kelahiran) 1999 dan 2000. 2001 ke bawah silakan pulang aja," lanjut pemain Persija Jakarta tersebut.

Dari apa yang dijelaskan oleh Ridho, tentu sedikit banyak kita bisa memahami mindset pelatih yang ada di Indonesia, di mana mereka lebih memprioritaskan pemain dengan usia mepet ketimbang pemain yang memiliki bakat besar namun usianya masih di bawah ketentuan.

Dan hal ini tak terlihat pada diri coach Indra. Karena dengan memasukkan Evandra ke dalam skuat, sang pelatih seolah menunjukkan bahwa hanya pemain terbaiklah yang berhak untuk masuk dalam tim asuhannya, tak peduli meski usianya masih bertahun-tahun di bawah batas yang ditentukan sekalipun.

Good job coach Indra!

BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE

M. Fuad S. T.