Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | Christian Fabio
God of War (Sony)

Sony kembali menarik rem pada proyek game live-service-nya. Kali ini, dua judul dari Bend Studio dan Bluepoint Games, resmi dibatalkan. Keputusan ini diumumkan setelah evaluasi internal, meski Sony memastikan bahwa kedua studio tersebut tidak akan ditutup.

Menurut artikel Polygon, game yang dikembangkan Bluepoint disebut-sebut sebagai spin-off dari God of War, sebuah langkah yang cukup mengejutkan mengingat seri ini selalu dikenal dengan pengalaman single-player yang mendalam.

Dalam beberapa tahun terakhir, Sony gencar mendorong ekspansi ke dunia live-service gaming. Mereka bahkan berencana merilis 12 game live-service hingga Maret 2026. Namun, pasar yang sudah penuh sesak dengan judul besar seperti Fortnite membuat ambisi ini sulit terwujud.

Pada November 2023, target tersebut dipangkas menjadi enam game, menandakan bahwa Sony mulai lebih selektif dalam memilih proyek mana yang layak dilanjutkan.

Melansir dari GameRant, proyek spin-off God of War ini menimbulkan banyak spekulasi di kalangan penggemar. Beberapa berspekulasi bahwa game ini akan menghadirkan karakter-karakter dari mitologi Nordik seperti Freya, Tyr, dan Thor sebagai karakter yang dapat dimainkan.

Ada pula dugaan bahwa game ini mengusung konsep battle royale atau arena multiplayer, tetapi semua itu kini hanya menjadi teori yang tidak akan terwujud.

Salah satu alasan utama banyaknya game live-service yang dibatalkan adalah karena industri game telah jenuh dengan format ini. Banyak game yang lahir bukan dari ide kreatif, melainkan dari ambisi bisnis untuk meniru kesuksesan game seperti Fortnite atau Destiny. Tak jarang, game yang dikembangkan dengan model ini justru terasa kehilangan "jiwa" dan hanya menjadi mesin uang.

Menurut artikel TheGamer, banyak proyek live-service yang pada akhirnya hanya menjadi beban finansial, menghabiskan biaya pengembangan besar, tetapi gagal menarik perhatian pemain.

Keputusan Sony untuk menghentikan proyek-proyek yang kurang menjanjikan dapat menjadi langkah positif bagi industri, agar lebih fokus pada inovasi dan kualitas daripada sekadar mengejar tren yang belum tentu bertahan lama.

Meski begitu, bukan berarti semua upaya Sony dalam dunia live-service berakhir dengan kegagalan. Helldivers 2, yang dirilis pada 2024, sukses besar dan membuktikan bahwa masih ada celah bagi game live-service yang dibuat dengan pendekatan yang tepat.

Namun, dengan penutupan proyek seperti Concord, The Last of Us Online, serta game online Spider-Man, tampaknya Sony mulai lebih berhati-hati dalam memilih game yang akan mereka kembangkan ke depannya.

Kini, penggemar hanya bisa menunggu langkah selanjutnya, apakah Sony akan kembali ke akarnya dengan game single-player berkualitas, atau masih mencoba peruntungan di dunia live-service dengan strategi yang lebih matang.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Christian Fabio