Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Rana Fayola R.
Timnas Indonesia U-17 dalam laga terakhir Grup C, kontra Afghanistan. (Instagram/timnasindonesia)

Catatan mulus tanpa kekalahan dan hanya kebobolan satu gol sepanjang fase Grup C Piala Asia U-17 harus ternodai saat berhadapan dengan Korea Utara. Tak tanggung-tanggung, enam gol tanpa balas bersarang di gawang Dafa Al Gasemi.

Hasil pahit yang membuat Timnas Indonesia gagal mencapai partai semifinal ini masih hangat dibicarakan. Walau ada rasa sedih, tentu seharusnya tidak perlu dibiarkan berlarut-larut apalagi disertai hujatan atau komentar-komentar negatif yang bisa menurunkan mental pemain.

Penggawa Merah Putih sudah berusaha keras, dan usaha mereka layak untuk diapresiasi. Tersingkir di babak perempat final juga bukan berarti Indonesia gagal total. Mengingat target Piala Dunia U-17 yang diberikan sudah berhasil diraih, bersamaan ketika tim asuhan Nova Arianto lolos dari fase grup.

Melansir laman resmi pssi.org, Ketua Umum PSSI Erick Thohir sudah mewanti-wanti agar tidak menghukum pemain setelah mereka menelan kekalahan. Terlebih lagi, mayoritas pemain Timnas U-17 masih muda dan mempunyai jalan yang panjang.

“Terlebih mereka mencetak prestasi bagus, loh. Luar biasa! Dan harus dihargai sebagai pencapaian pribadi yang tinggi. Apalagi beberapa pemain berasal dari keluarga yang sederhana dan menjalani hidup yang pas-pasan. Ini perjuangan besar mereka sebagai pribadi dan orang tuanya agar bisa menjadi pemain nasional,” kata Erick, Selasa (15/4/2025) lalu.

Lebih lanjut, ia pun berjanji akan memberikan atensi khusus kepada Garuda Muda yang akan berlaga di Piala Dunia U-17 2025 bulan November mendatang. Federasi bersama dengan tim kepelatihan akan berusaha keras mematangkan persiapan guna meraih prestasi.

Kekalahan telak atas Korea Utara juga bisa diambil sebagai pembelajaran berharga sebelum menatap Piala Dunia. Sebelum berkompetisi di panggung tersebut, Garuda Muda punya waktu sekitar tujuh bulan lagi yang bisa dimanfaatkan sebaik mungkin dalam memperbaiki kualitas.

Ajang ini bakal berlangsung di Qatar pada 3-27 November. Merujuk Antara News, pelatih Nova Arianto telah mengambil keputusan tegas untuk melakukan evaluasi menyeluruh dari perjalanan Piala Asia U-17. Ia menyoroti sejumlah aspek seperti dari segi fisik hingga skill individu pemain.

“Bagaimana kami lebih mempersiapkan pemain bukan hanya secara mental, tetapi secara skill individu mereka itu juga harus kami tingkatkan. Dan harapannya pemain bisa lebih siap dan pemain harus bisa lebih bekerja keras,” kata Nova.

Timnas Indonesia U-17 masih harus digembleng di klub masing-masing untuk mengatrol kemampuan hingga mentalitas. Kemudian dari sisi federasi, PSSI nantinya dapat mempersiapkan pemusatan latihan dan laga uji coba internasional melawan tim-tim kuat atau setidaknya selevel.

Bukan tanpa alasan, agenda tersebut tentunya perlu dilakukan untuk membuka tabir kelemahan Indonesia yang harus dibenahi menjelang kompetisi resmi.

Piala Dunia U-17 Pakai Format Baru, Timnas Indonesia Punya Kans

Kompetisi bergengsi tersebut sedianya akan diselenggarakan lima tahun beruntun menggunakan format mini turnamen yang diikuti oleh 48 kontestan. Mereka dibagi menjadi 12 tim, di mana setiap tim akan dibagi lagi ke dalam tiga grup yang berisi empat kesebelasan.

Kendati demikian, FIFA memutuskan adanya perubahan pada Maret 2025 kemarin. Format kompetisi diubah layaknya pentas Piala Dunia senior tahun 2026 mendatang. Di mana 48 tim akan dipecah menjadi 12 grup yang masing-masing dihuni oleh empat peserta,

Keputusan ini tentunya memberikan harapan peluang lolos bagi Indonesia. Satu kemenangan saja dari fase grup bisa membawa Garuda Muda lolos dengan jalur peringkat tiga terbaik.

Namun para pemain tak perlu terbebani dengan target yang tinggi agar kemampuan masing-masing pemain dapat keluar sepenuhnya.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Rana Fayola R.