Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Rana Fayola R.
Calon pemain naturalisasi baru untuk perkuat kedalaman skuad Timnas Indonesia, Mauro Zijlstra. (ANTARA/FC Volendam)

Timnas Indonesia kembali menambah amunisi baru dengan kehadiran sosok muda bertalenta, Mauro Zijlstra. Striker berusia 20 tahun milik FC Volendam tersebut dipastikan akan menjalani proses naturalisasi untuk memperkuat skuad Garuda di berbagai ajang internasional mendatang.

Kabar ini dikonfirmasi langsung oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. Ia menyebutkan bahwa Mauro merupakan salah satu proyek penting yang diharapkan bisa menjawab kebutuhan mendesak Timnas Indonesia, khususnya di sektor penyerangan.

"Nanti ada striker muda, Mauro. Kita tahu tim nasional (putra) kita di yang muda dan senior masih kekurangan pemain muda. Jadi mudah-mudahan ini bisa menambah juga persiapan buat timnya ke depan nanti," ujar Erick kepada wartawan, merujuk laporan Antara News pada Rabu (2/7/2025).

Zijlstra rencananya Kualifikasi Piala Dunia 2026 putaran keempat yang berlangsung Oktober mendatang. Proses naturalisasi pemain kelahiran Belanda ini pun telah dimulai secara administratif. Erick mengungkapkan bahwa surat resmi sudah dikirimkan kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sebagai tahap awal.

"Saya sudah kirim surat ke pak Menpora. Pak Menpora juga sangat terbuka. Terima kasih pak Menpora," tambah mantan presiden Inter Milan tersebut.

Main di Liga Bergengsi, Mauro Zijlstra Jadi Pelengkap Puzzle Timnas Indonesia?

PSSI berharap dukungan penuh dari berbagai pihak untuk mempercepat proses administrasi naturalisasi. Menurut Erick, setelah surat dari Menpora dikirimkan ke Menteri Hukum dan HAM, maka prosesnya akan segera dilanjutkan hingga tahap akhir di DPR.

"Nanti dari pak Menpora diharapkan minggu ini dikirim ke pak Menteri Hukum. Lalu minggu depan tentu biasa ke Mensesneg. Dan tentu dapat dukungan bapak Presiden. Baru proses ke DPR biasanya," lanjutnya menerangkan.

Di usia 20 tahun, Mauro Zijlstra telah mencatatkan statistik impresif di level muda Eropa. Bersama AFC Amsterdam U-18, ia mencetak 18 gol dan 11 assist dari 20 pertandingan. Dilanjutkan dengan 12 gol dan 1 assist dalam 26 laga bersama NEC Nijmegen U-21.

Kini di FC Volendam U-21, penyerang jangkung setinggi 188 cm ini telah mencetak 17 gol dan 4 assist dari 21 pertandingan. Torehan tersebut cukup menjadi alasan kuat mengapa namanya masuk radar PSSI.

Meski baru mencatatkan tujuh penampilan bersama tim utama Volendam di Eerste Divisie yang merupakan liga kasta kedua Belanda, Zijlstra terus menunjukkan peningkatan dan mendapat menit bermain yang semakin konsisten.

Perannya sebagai target man dianggap sesuai dengan kebutuhan Timnas Indonesia saat ini. Dengan keunggulan fisik serta insting mencetak gol yang terasah di Eropa, Zijlstra dapat menjadi jawaban bagi tumpulnya lini serang skuad Merah Putih di beberapa turnamen terakhir.

Potensi besar yang dimiliki Mauro Zijlstra pun tidak hanya soal teknik dan postur. Yang lebih penting, ia adalah pemain muda yang belum mencapai puncak kariernya, ini menjadi investasi jangka panjang bagi Timnas Indonesia.

Selain itu, kehadiran pemain dengan latar belakang sepak bola Eropa akan memperkaya gaya bermain dan memperluas referensi taktik dalam tim, terutama bagi para pemain muda lokal.

Jika naturalisasi berjalan sesuai rencana, maka Zijlstra akan menjadi bagian dari transformasi besar Timnas Indonesia menuju visi 2026 dan seterusnya. Ia bukan hanya pemain tambahan, tetapi pelengkap penting dari puzzle besar yang tengah disusun.

Proses seleksi dan adaptasi tentu masih panjang, namun sinyal positif telah terlihat. Publik kini tinggal menunggu langkah konkret selanjutnya dari pemerintah dan legislatif untuk meresmikan status kewarganegaraannya.

Antusiasme suporter juga menjadi elemen penting dalam menyambut kehadiran pemain muda seperti Zijlstra. Jika diberikan ruang dan waktu, bukan tidak mungkin ia akan berkembang menjadi striker andalan Timnas di masa depan.

Sebagaimana yang telah dibuktikan oleh naturalisasi pemain lain sebelumnya, seperti Jordi Amat, Shayne Pattynama, dan Rafael Struick, keberhasilan adaptasi sangat bergantung pada sistem dan lingkungan yang mendukung.

Rana Fayola R.