Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Prayogi Restu
Pemain Timnas Futsal Indonesia Firman Adriansyah berebut bola dengan pemain Vietnam pada laga final di Nakhon Ratchasima, Thailand.[Antaranews]

Futsal mungkin dikenal sebagai versi mini dari sepak bola, namun olahraga ini memiliki perjalanan sejarah yang panjang dan unik. Bukan sekadar alternatif saat hujan turun atau lapangan penuh, futsal adalah cabang olahraga mandiri yang telah mencetak banyak bintang besar dan menjadi bagian penting dari budaya olahraga di berbagai negara.

Awal Mula di Uruguay

Sejarah futsal dimulai pada tahun 1930-an di Montevideo, Uruguay, sebuah kota yang saat itu sedang merasakan semangat sepak bola usai menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA pertama. Di tengah keterbatasan lapangan terbuka dan kondisi cuaca yang tak menentu, seorang instruktur olahraga bernama Juan Carlos Ceriani menciptakan format permainan baru untuk dimainkan di dalam ruangan lebih tepatnya di lapangan bola basket.

Ceriani menggabungkan beberapa elemen dari olahraga lain. Ia mengambil sistem lima pemain per tim dari bola basket, prinsip menggiring bola dari sepak bola, penggunaan tangan dilarang seperti dalam sepak bola, dan penggunaan gawang kecil seperti pada bola tangan. Permainan ini kemudian dikenal sebagai fútbol de salón atau sepak bola dalam ruangan, yang kemudian disingkat menjadi futsal.

Brasil dan Populernya Futsal

Permainan ini dengan cepat menyebar ke negara-negara lain di Amerika Selatan, terutama Brasil. Di negeri sepak bola ini, futsal diterima dengan antusias karena cocok dimainkan di area sempit perkotaan. Bahkan, banyak pelatih mulai menjadikan futsal sebagai alat pelatihan dasar bagi anak-anak. Kontrol bola dalam ruang sempit, kecepatan reaksi, hingga kecerdasan membaca permainan semua diasah lewat futsal.

Tak heran, pemain kelas dunia seperti Pelé, Ronaldinho, Neymar, hingga Philippe Coutinho mengawali karier mereka dari lapangan futsal sebelum tampil di stadion-stadion besar. Menurut mereka, futsal memberikan fondasi keterampilan teknis yang sangat kuat dan membantu dalam perkembangan kreativitas bermain.

Regulasi dan Internasionalisasi

Seiring popularitasnya, dibentuklah organisasi resmi pertama yang mengatur futsal yaitu South American Futsal Confederation pada tahun 1965. Namun, baru pada 1989, futsal mendapat pengakuan secara global melalui FIFA yang menyelenggarakan FIFA Futsal World Cup pertama di Belanda. Dari sana, FIFA mulai menyusun aturan resmi dan memisahkan futsal dari sepak bola lapangan besar secara struktur maupun teknis.

Saat ini, aturan futsal sudah terstandardisasi, mulai dari ukuran lapangan (40x20 meter), ukuran bola (lebih kecil dan tidak memantul tinggi), hingga waktu pertandingan (2x20 menit waktu bersih). Semua ini membuat futsal menjadi permainan cepat, penuh aksi, dan menuntut teknik tinggi.

Futsal di Dunia dan Indonesia

Futsal kini telah berkembang di seluruh dunia. Turnamen antarnegara seperti AFC Futsal Asian Cup, UEFA Futsal Euro, dan kejuaraan dunia FIFA telah menjadi ajang prestisius. Klub-klub besar di Eropa dan Asia bahkan memiliki tim futsal sendiri. Di beberapa negara seperti Iran, Spanyol, Brasil, dan Jepang, futsal diperlakukan sangat serius sebagai bagian dari industri olahraga.

Di Indonesia, futsal mulai booming pada awal 2000-an. Kini, sudah ada kompetisi profesional yaitu Liga Futsal Profesional Indonesia, baik untuk putra maupun putri. Tim nasional futsal Indonesia pun aktif berkompetisi di tingkat ASEAN dan Asia. Beberapa nama seperti Bambang Bayu Saptaji dan Andri Kustiawan menjadi ikon yang membawa nama Indonesia di kancah internasional.

Futsal juga sangat populer di kalangan pelajar dan mahasiswa. Selain karena lapangan yang lebih mudah ditemukan, futsal dianggap lebih seru dan menantang, terutama dalam hal teknik individu dan kerja sama tim yang dinamis. Tidak heran jika turnamen-turnamen lokal dari sekolah hingga kampus sering menjadikan futsal sebagai cabang utama.

Lebih dari Sekadar Olahraga

Futsal bukan sekadar bentuk kecil dari sepak bola. Ia memiliki karakter sendiri lebih cepat, lebih teknis, dan lebih intens. Permainan ini juga menciptakan atmosfer yang lebih dekat antara pemain dan penonton, terutama jika dimainkan di arena tertutup.

Futsal menjadi alat pendidikan karakter, melatih kerja tim, kesabaran, dan kreativitas karena dimainkan di ruang sempit dengan waktu terbatas, pemain dipaksa berpikir cepat dan bertindak tepat. Ini menjadikannya olahraga yang sangat cocok untuk perkembangan mental dan fisik, terutama bagi anak-anak dan remaja.

Dengan akar sejarah yang kuat, perkembangan global yang pesat, dan dampak besar terhadap dunia sepak bola, futsal kini telah berdiri sebagai olahraga kelas dunia yang tak bisa lagi dianggap sebagai pelengkap. Dari gang sempit di Brasil hingga lapangan di sekolah-sekolah Indonesia, futsal terus membuktikan bahwa ukuran lapangan futsal bukanlah penghalang bagi lahirnya prestasi. Salah satu contoh wadah yang rutin mencetak prestasi itu adalah AXIS Nation Cup, yang kini hadir kembali di tahun 2025 dengan format yang lebih meriah. Untuk informasi lebih lengkapnya bisa kunjungi laman resmi AXIS Nation Cup atau AXIS.

Prayogi Restu

Baca Juga