Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | aisyah khurin
Novel The Chicken Sisters (goodreads.com)

"The Chicken Sisters" adalah novel debut karya K.J. Dell’Antonia yang terbit pada tahun 2020. Novel ini dengan cepat menarik perhatian pembaca karena menggabungkan elemen drama keluarga, humor, konflik persaudaraan, dan kritik sosial dalam balutan kisah yang ringan namun bermakna. Buku ini bahkan masuk ke dalam daftar pilihan Reese’s Book Club, yang semakin melambungkan popularitasnya.

Kisah yang ditawarkan berfokus pada rivalitas keluarga, dinamika hubungan kakak beradik, serta identitas kecil sebuah kota yang dipertaruhkan melalui persaingan kuliner. Dengan latar cerita yang unik dan tokoh-tokoh yang penuh warna, The Chicken Sisters berhasil menghadirkan bacaan yang hangat, emosional, sekaligus menghibur.

Di kota kecil Merinac, Kansas, terdapat dua restoran ayam goreng legendaris yang bersaing selama hampir satu abad, Chicken Mimi’s dan Chicken Frannie’s. Kedua restoran ini bukan sekadar tempat makan, melainkan simbol kebanggaan kota sekaligus pusat konflik antar keluarga.

Dua tokoh utama, Mae dan Amanda, adalah kakak beradik yang memiliki pandangan hidup berbeda namun sama-sama terikat dengan persaingan restoran keluarga. Mae, si kakak, memilih untuk tinggal di Merinac dan berakar di kota kecil itu. Ia lebih tradisional, setia pada warisan keluarga, dan ingin mempertahankan identitas Mimi’s. Sebaliknya, Amanda, si adik, pernah melarikan diri dari kota kecil itu untuk mencari kehidupan yang lebih modern, namun akhirnya kembali dengan ambisi yang berbeda.

Konflik memuncak ketika acara televisi Food Wars, sebuah reality show kompetisi kuliner datang ke Merinac untuk menentukan restoran ayam goreng terbaik. Mae dan Amanda pun terseret dalam persaingan bukan hanya demi bisnis keluarga, melainkan juga harga diri, cinta, dan hubungan persaudaraan yang sudah lama renggang.

Novel ini menggali tema persaingan keluarga dan bagaimana konflik yang diwariskan lintas generasi bisa memengaruhi ikatan personal. Persaingan antara Mimi’s dan Frannie’s tidak hanya soal ayam goreng, tetapi juga soal harga diri, kebanggaan, dan identitas keluarga.

Hubungan antara Mae dan Amanda mencerminkan betapa sulitnya menjembatani perbedaan meskipun keduanya memiliki akar yang sama. Ketegangan kakak-adik ini terasa autentik, karena Dell’Antonia menulis dengan detail emosi sehari-hari yang kerap dialami banyak keluarga: rasa cemburu, perasaan dibanding-bandingkan, hingga kerinduan akan penerimaan.

Selain itu, novel ini juga menyinggung identitas komunitas kecil. Merinac adalah kota kecil yang terikat erat dengan reputasi restoran ayam gorengnya. Persaingan Mimi’s dan Frannie’s menjadi cermin bagaimana tradisi, loyalitas, dan kebanggaan bisa membentuk budaya sebuah tempat.

Kekuatan dari "The Chicken Sisters" terletak pada penggambaran karakternya. Mae digambarkan sebagai sosok yang bertahan, meski sering kali dianggap kaku dan terlalu terikat pada masa lalu. Amanda, di sisi lain, lebih modern dan berani mengambil risiko, meskipun sikapnya kadang tampak egois. Keduanya sama-sama memiliki kelemahan dan kelebihan, sehingga pembaca bisa merasa dekat dengan realitas karakter mereka.

Tokoh-tokoh pendukung seperti anggota keluarga lain, kru acara Food Wars, hingga penduduk Merinac menambah lapisan dalam cerita. Mereka tidak hanya menjadi figuran, tetapi juga bagian dari konflik yang memperkaya dinamika kisah.

Konflik dalam novel ini terasa relevan karena menyentuh aspek kehidupan nyata, bagaimana keluarga bisa menjadi sumber kasih sayang sekaligus sumber luka. Persaingan bisnis, pertengkaran saudara, hingga perasaan ingin membuktikan diri adalah hal yang dekat dengan pengalaman banyak orang.

Acara Food Wars juga menghadirkan dimensi baru, bagaimana media dan hiburan bisa memperkeruh konflik pribadi dengan menyorotnya di depan publik. Kehadiran reality show membuat persaingan Mimi’s dan Frannie’s bukan lagi sekadar urusan keluarga, melainkan tontonan nasional yang penuh tekanan.

Dell’Antonia menulis dengan gaya yang ringan, penuh humor, namun tetap emosional. Dialog-dialognya mengalir alami, penuh sindiran cerdas, dan mampu menangkap dinamika khas keluarga. Ia juga piawai menggambarkan suasana kota kecil dengan detail yang hangat, membuat pembaca bisa merasakan aroma ayam goreng dan hiruk pikuk komunitas Merinac.

Meskipun kisahnya tampak ringan, novel ini juga menyisipkan kritik sosial halus tentang bagaimana tradisi bisa menjadi beban, bagaimana masyarakat kecil menjaga identitas mereka, serta bagaimana keluarga sering kali memaksa kita menghadapi sisi diri yang paling sulit diterima.

Pesan utama dari "The Chicken Sisters" adalah bahwa keluarga tidak selalu mudah, tetapi selalu berarti. Mae dan Amanda belajar bahwa persaingan tidak harus menghancurkan, melainkan bisa menjadi cara untuk menemukan kembali cinta dan pengertian.

Novel ini juga menekankan pentingnya kompromi, pengampunan, dan keberanian untuk melihat perspektif orang lain. Dalam dunia yang sering kali menekankan perbedaan, kisah Mae dan Amanda menunjukkan bahwa persaudaraan bisa diselamatkan jika ada kemauan untuk saling memahami.

"The Chicken Sisters" karya K.J. Dell’Antonia adalah novel yang memadukan drama keluarga, humor, dan kritik sosial dalam satu kisah yang lezat dan menghibur. Dengan latar persaingan ayam goreng, Dell’Antonia berhasil menyajikan cerita tentang cinta, kehilangan, dan rekonsiliasi.

Novel ini bukan hanya tentang ayam atau kompetisi, melainkan tentang bagaimana kita menghadapi konflik dalam keluarga dan bagaimana cinta bisa bertahan meskipun diwarnai perbedaan. 

Identitas Buku

Judul: The Chicken Sisters

Penulis: K.J. Dell'Antonia

Penerbit: G.P. Putnam's Sons

Tanggal Terbit: 1 Desember 2020

Tebal: 352 Halaman

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

aisyah khurin