Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | M. Fuad S. T.
Skuat Timnas Indonesia U-23 saat berlatih jelang Piala AFF U-23 edisi 2025 (dok. aseanutdfc)

Timnas Indonesia U-23 berhasil membuktikan superioritasnya di laga perdana turnamen Piala AFF U-23 edisi 2025. Menghadapi tim lemah Brunei Darussalam, anak asuh pelatih Gerald Vanenburg tersebut sukses memberikan mimpi buruk bagi tim lawan.

Bagaimana tidak, sepertimana dilansir laman aseanutdfc, selain berhasil menguasai jalannya laga, Muhammad Ferarri dan kolega juga berhasil mengoyak jala gawang tim lawan hingga sebanyak delapan kali, tanpa mampu dibalas barang satu kali pun.

Namun, meskipun skuat Garuda Muda tampil sangat superior di laga perdana melawan Brunei Darussalam, ada beberapa catatan kecil yang harus segera dievaluasi agar ke depannya tak menjadi masalah yang mengganggu. Terlebih lagi, dua tim yang akan menjadi lawan mereka di dua pertandingan lanjutan, yakni Filipina dan Malaysia, secara kualitas memiliki level yang lebih baik daripada Brunei Darussalam yang mereka hantam dengan berondongan delapan gol kemarin.

Lantas, apa sajakah catatan minor yang terlihat di laga perdana Timnas Indonesia U-23 kemarin? Mari kita bedah!

1. Skema Penyerangan yang Tak Berimbang

Catatan minor pertama yang masih perlu untuk dicermati adalah tak adanya keseimbangan dalam skema penyerangan yang dimainkan. Pada video pertandingan yang diunggah oleh platform vidio.com terlihat jelas, pada babak pertama pertandingan berjalan, penyerangan Pasukan Muda Merah Putih berfokus dari sisi kana permainan mereka yang ditempati oleh Robi Darwis dan Maulana Syarif.

Sementara di babak kedua, penyerangan lebih sering dimainkan lewat sisi kiri permainan. Jadi, pada setiap babak yang dilakoni, tak ada keseimbangan antara sisi kiri dan kanan dalam melakukan penyerangan.

Memang, ini bukan sebuah hal yang patut dicemaskan, namun mengingat dua lawan yang bakal dihadapi nanti memiliki level permainan yang lebih tinggi daripada Brunei Darussalam, maka akan sangat mungkin skema menyerang dari satu sisi ini akan mengalami deadlock, sehingga diperlukan swicthing permainan yang cepat, tanpa menunggu satu babak berakhir terlebih dahulu.

2. Indikasi Ketergantungan kepada Pemain Tertentu

Catatan minor kedua yang patut untuk menjadi bahan evaluasi pelatih Gerald adalah, adanya indikasi ketergantungan permainan kepada pemain tertentu.

Di babak pertama, alur permainan yang dijalankan oleh Pasukan Muda Merah Putih sangatlah cair, dan sesuai dengan skema permainan 4-3-3, lini tengah berhasil menjalankan perannya dengan sangat baik.

Namun dari sini juga muncul kekhawatiran, yang mana lini tengah yang dikomandoi oleh Arkhan Fikri, menjadi tumpuan utama dari permainan tim ini. Sehingga, ketika terjadi pergantian pemain di sektor ini, permainan yang nampak di lapangan seolah mengalami penurunan, kekurangan kreatifitas dan tak semaksimal ketika babak pertama.

Hal ini tentunya menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Pasalnya, peran sentral Arkhan Fikri masih belum sepenuhnya bisa digantikan oleh pemain lain, dan akan memunculkan masalah jika sang pemain harus absen dalam permainan.

3. Masih Lemah dalam Antisipasi Serangan Balik

Menyadur laman match report aseanutdfc, pada laga melawan Brunei Darussalam, Timnas Indonesia U-23 menang mutlak dalam hal statistik penguasaan permainan. Dalam catatan aseanutdfc, Jens Raven dan kolega berhasil menguasai 84 persen permainan, berbanding 16 persen milik Brunei Darussalam.

Dan seperti kita ketahui bersama, ujian bagi tim yang menguasai jalannya pertandingan adalah skema serangan balik lawan, yang sayangnya dalam beberapa kesempatan yang terjadi, para pemain Indonesia masih tergopoh-gopoh untuk bisa melakukan antisipasi dengan baik.

Dalam beberapa momen, serangan balik yang dilakukan oleh para pemain Brunei Darussalam, menimbulkan kepanikan tersendiri di barisan pertahanan Indonesia, termasuk ketika pemain belakang Indonesia, Brendan Scheunemann sempat membuat kesalahan fatal di area pertahanan sendiri.

Patut diingat, Brunei Darussalam ini adalah tim terlemah di grup A. Jika masalah-masalah minor di laga pertama ini tak segera disolusikan, maka akan sangat mungkin Timnas Indonesia bakal menemui permasalahan besar saat berhadapan dengan tim-tim yang lebih kuat.

Kita harapkan, semoga di sisa waktu yang ada, masalah minor yang terlihat di laga pembuka kemarin bisa segera hilang ya!

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

M. Fuad S. T.