Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | M. Fuad S. T.
Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (pssi.org)

Tugas baru didapatkan oleh mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong di awal bulan Agustus 2025 ini. Di tengah kesibukannya sebagai wakil presiden federasi sepak bola Korea Selatan dan Direktur Teknik klub Seongnam FC (yang kemudian diakhirinya per tanggal 4 Agustus 2025), pelatih yang memiliki banyak pendukung di Indonesia tersebut menerima tugas baru dengan menjadi nakhoda bagi raksasa sepak bola Korea Selatan, Ulsan Hyundai.

Pelatih yang membawa Skuat Garuda Muda menembus babak semifinal gelaran Piala AFF U-23 edisi 2024 meskipun berstatus sebagai debutan tersebut telah menyepakati kerja sama yang efektif berjalan per 5 Agustus 2025 dan menggantikan eks pelatih Timnas Malaysia, Kim Pan-gon yang dilepas oleh pihak klub imbas kinerja yang dinilai tak memuaskan.

Uniknya, melihat seorang Shin Tae-yong kembali melatih klub lokal Korea Selatan sejatinya adalah sebuah hal yang cukup langka untuk didapati. Pasalnya, sebagai pelatih yang memiliki kaliber tersendiri, Shin Tae-yong lebih sering menghabiskan karier kepelatihannya di tataran tim nasional, baik itu sebagai asisten pelatih, maupun sebagai pelatih kepala.

Rekam jejak STY sebagai pelatih klub Korea Selatan sendiri berdasarkan catatan dari laman transfermarkt.com, kali terakhir terjadi lebih dari satu dekade yang lampau saat dirinya menjadi pelatih kepala klub Seongnam Ilhwa.

Perjalanan STY dalam menukangi satu-satunya klub Korea Selatan yang dilatihnya sebelum Ulsan Hyundai tersebut sebenarnya cukup unik. Di mana dirinya dalam rentang kurang lebih satu tahun semenjak 8 Desember 2008 hingga 17 Februari 2010, menjadi pelatih ad interim klub.

Dan setelah mencatatkan hasil yang cukup apik dan memuaskan, pihak klub akhirnya mengangkat STY untuk menjadi pelatih kepada pada 18 Februari 2010, dan menjalani masa tugasnya di klub hingga 7 Desember 2012.

Itu artinya, dari tahun 2012 saat terakhir kali STY menangani Seongnam Ilhwa hingga ikatan kontraknya bersama Ulsan Hyundai di awal bulan Agustus ini, rentangan waktu yang dibutuhkan oleh STY untu bisa kembali menjadi nakhoda bagi klub lokal di Korea Selatan berjarak lebih dari 10 tahun, bahkan mencapai lebih dari 12 tahun secara keseluruhan. 

Lantas, apakah comebacknya STY dalam melatih klub lokal Korea Selatan ini juga akan kembali mendatangkan prestasi bagi Ulsan Hyundai? Bisa jadi demikian. Namun patut diingat, hal itu tentunya tak akan terjadi dalam tempo yang cepat.

Pasalnya, STY sendiri diikat oleh Ulsan Hyundai dalam rangka "misi penyelamatan" klub yang mana saat ini masih terjerembab di separuh bawah tabel K1-League. Dengan sistem kompetisi sepak bola di Korea Selatan yang mana 6 tim terbawah klasemen akan bertarung untuk menyelamatkan diri dri jurang degradasi, maka jika posisi Ulsan tak segera membaik, fokus STY tentunya tak bisa muluk-muluk dengan membawa Ulsan untuk menjadi jawara Korea.

Namun patut digarisbawahi pula, jika STY diberikan waktu yang cukup untuk membangun skuat dan permainan tim, bukan tak mungkin suatu saat nanti mantan pelatih Timnas Indonesia ini akan membawa Ulsan berjaya, sekaligus mewarnai nostalgianya dalam melatih klub Korea Selatan tersebut dengan raihan beragam gelar seperti saat menukangi Seongnam Ilhwa di periode 2010 hingga 2012 lalu.

Iya, dalam catatan transfermarkt.com, ketika menukangi Seongnam dulu, STY berhasil membawa klub tersebut menjadi jawara Piala Korea Selatan di edisi 2010/2011, dan yang paling membanggakan tentu saja menjadi juara AFC Champions League di musim 2009/2010.

Dan jika kejayaan itu kembali diberikan STY untuk Ulsan Hyundai, maka sudah pasti nostalgia sang pelatih akan serupa dengan memori yang pernah ditanamkannya bersama Seongnam lebih dari satu dekade yang lalu. 

M. Fuad S. T.