Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | Desyta Rina Marta Guritno
Lewis Hamilton (Instagram/lewishamilton)

Musim perdana Lewis Hamilton bersama Ferrari ternyata berjalan penuh tantangan, dengan rentetan hasil yang tidak sepenuhnya konsisten. Dari 13 seri yang telah ia jalani sepanjang tahun ini, 12 kali ia mampu membawa mobilnya finis di sepuluh besar.

Meski begitu, catatan tersebut belum berbuah podium, apalagi kemenangan di balapan utama. Prestasi tertingginya sejauh ini justru datang dari sesi sprint race, di mana ia berhasil memenangi satu dari tiga lomba sprint yang digelar musim ini.

Pada dua sprint lainnya, Hamilton masih mampu naik podium, bahkan sempat mengamankan posisi start terdepan di salah satunya. Secara akumulasi poin, ia kini menghuni peringkat keenam di klasemen sementara dengan raihan 109 angka.

Namun, situasi sempat memburuk ketika balapan di Hungaria tiba. Sesi kualifikasi menjadi momen yang kurang menyenangkan bagi pembalap asal Inggris tersebut.

Alih-alih melaju mulus hingga babak akhir, Hamilton justru tersingkir lebih awal di Q2, sebuah hasil yang kontras dengan pencapaian rekan setimnya, Charles Leclerc, yang pada hari itu berhasil meraih pole position. Perbedaan hasil ini semakin menambah tekanan untuk Hamilton.

Di tengah kekecewaan itu, sang juara dunia tujuh kali tak ragu melontarkan komentar yang cukup mengejutkan. Ia menyebut dirinya 'tidak berguna', seolah tidak memberikan kontribusi apa-apa dan bahkan menyarankan Ferrari untuk mempertimbangkan opsi mengganti pembalap.

Ucapan tersebut memperlihatkan betapa frustrasinya Hamilton menghadapi realita performa yang tak sesuai harapan. Pada hari balapan, start dari posisi ke-12 pun tak banyak membawa perubahan signifikan. Hingga bendera finis berkibar, ia tetap bertahan di posisi yang sama tanpa mampu menembus zona poin.

Meski begitu, semangat balap Hamilton ternyata belum padam. Ia menegaskan bahwa cintanya pada dunia balap tetap utuh, meski hasil yang ia raih belum mencerminkan kerja kerasnya. Baginya, mengemudi di lintasan tetap menjadi gairah utama, dan itu membuatnya percaya bahwa akan ada peluang untuk bangkit di sisa musim.

"Tidak (hilang cinta pada balapan), saya masih mencintai balapan," kata Lewis, dilansir dari situs resmi Formula 1, formula1.com.

Dari luar tim, dukungan pun juga berdatangan. Salah satunya dari Stefano Domenicali, CEO Formula 1, yang secara terbuka menyampaikan keyakinannya terhadap Hamilton.

Menurut Domenicali, pembalap berusia 40 tahun itu masih memiliki kualitas dan kemampuan yang cukup untuk kembali bersaing dengan pembalap-pembalap yang lain.

Bahkan, ia percaya Hamilton masih bisa menambah koleksi gelar dunianya menjadi delapan, sebuah pencapaian yang akan memecahkan rekor sepanjang sejarah F1.

"Pertama-tama, Lewis adalah permata, dia adalah atlet yang luar biasa, jadi tidak peduli apakah itu momen yang sulit, dia akan bereaksi, dan saya cukup yakin dia akan menunjukkan alasan mengapa dia ada di sini. Dia ingin mengejar gelar kedelapannya dan dia akan menang lagi. Jadi, tetaplah bersama Lewis dan dia akan tampil hebat, dan menjadi sangat, sangat kuat setelah jeda musim panas," ujar Domenicalli.

Perjalanan Hamilton di musim ini menunjukkan bahwa adaptasi dengan tim baru tidak selalu berjalan mulus, meskipun Sang Pembalap telah berstatus sebagai pemilik 7 gelar juara dunia.

Kombinasi mobil, strategi, dan komunikasi internal jelas memegang peranan penting, dan ketiganya belum sepenuhnya selaras di Ferrari. Namun, pengalaman panjang yang dimiliki Hamilton tentu bisa menjadi modal besar untuk memperbaiki keadaan.

Dengan jadwal yang masih menyisakan sejumlah seri penting, Hamilton punya kesempatan untuk membuktikan bahwa dirinya belum habis dan masih bisa mencapai hasil terbaik.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Desyta Rina Marta Guritno