Perhelatan Indonesia Super League musim ini dipastikan bertambah semarak dengan kehadiran bintang-bintang lapangan milik Timnas Indonesia. Sepertimana dilansir laman Suara.com, nama-nama tenar yang dalam beberapa waktu belakangan ini kerap menjadi penghias skuat Garuda seperti Rafael Struick, Jordi Amat, Thom Haye dan juga Jens Raven di level junior, dipastikan akan menjadi bagian dalam sibuknya kompetisi sepak bola dalam negeri.
Terlepas dari beragam alasan yang membuat mereka kembali ke tanah leluhurnya, tentu kita tak bisa menyalahkan apa yang telah mereka putuskan tersebut.
Pasalnya, sebagai orang luar yang hanya bisa mengamati, tentu kita tak akan tahu secara penuh perjalanan apa yang telah mereka lakukan, sehingga pada akhirnya membuat para pemain diaspora tersebut lebih memilih untuk pulang kampung ke tanah air.
Namun, jika kita melihat kegigihan dari seorang Elkan Baggott yang memilih untuk terus berjuang di tanah Eropa, tentu saja kita akan merasa sayang dengan apa yang telah diputuskan oleh para pemain diaspora tersebut. Pasalnya, Jordi Amat dan Thom Haye masih memiliki peluang besar untuk bisa berkarier di luar negeri, sementara Rafael Struick dan Jens Raven, dengan usianya yang masih terbilang muda, masih memiliki banyak waktu untuk berkelana, dan setidaknya menimba ilmu serta pengalaman di kompetisi yang lebih berkualitas ketimbang liga dalam negeri.
Elkan Baggott Harus Menjadi Role Model para Pemain Diaspora
Berkaca dari kegigihan yang telah ditunjukkan oleh Elkan Baggott yang telah mengupayakan hampir segala hal untuk tetap bisa mempertahankan tempatnya di Ipswich Town, tentu saja kita harus sepakat bahwa pemain yang satu ini layak untuk dijadikan salah satu role model bagi para pemain diaspora.
Sejatinya, perjalanan yang ditempuh oleh The Big Elk untuk tetap bisa menjadi bagian dari Ipswich Town sendiri tak bisa dikatakan mudah. Pasalnya, pemain berusia 22 tahun tersebut tak pernah menjadi bagian integral tim meskipun dirinya dibina langsung oleh pihak klub.
Sedari awal bermain untuk Ipswich Town, Elkan Baggott selalu familiar dengan dua hal yang cukup menyakitkan bagi seorang pesepakbola profesional, yakni bangku cadangan dan daftar pinjaman.
Sehingga tak mengherankan jika perjalanan kariernya yang tercatat di laman transfermarkt, lebih banyak berisikan hilir-mudik sang pemain menjalani masa peminjaman, atau menjadi cadangan berlapis bagi pihak klub.
Namun demikian, kendati menjalani masa-masa sulit bersama Ipswich, Elkan Baggott tak lantas patah arang. Ketika melakoni masa peminjaman, Elkan menjadikan fase-fase itu sebagai masa untuk menimba ilmu dan pengalaman, serta memotivasinya untuk berlatih lebih keras agar bisa menjadi bagian integral ketika kembali ke klub induknya nanti.
Bukan hanya terus memacu diri, Elkan Baggott bahkan sampai harus membuat keputusan sulit demi bisa fokus dengan tujuannya di Ipswich Town. Dalam suatu ketika, dirinya harus menolak panggilan untuk bergabung ke Timnas Indonesia karena saat itu tengah fokus dengan klub yang dibelanya.
Meskipun harus mendapatkan hujatan khalayak ramai dari dalam negeri, namun Elkan terpaksa harus mengabaikan pemanggilan ke Timnas Indonesia, karena tak ingin kembali terlempar dari klub yang membimbingnya semenjak usia muda tersebut.
Dan kegigihannya pun terbayar lunas di awal musim ini. Meskipun lebih banyak menghiasi perjalanannya sebagai pemain pinjaman ke klub lainnya, namun pihak Ipswich Town yang melihat kegigihan dan perkembangan penuh potensi seorang Elkan Baggott pada akhirnya mengganjar sang pemain dengan kontrak baru berdurasi tiga musim.
Alhasil, kerja keras dan fokus serta pengorbanan yang dilakukan oleh Elkan, benar-benar tak terkhianati dengan hasil yang didapatkannya.
Sebuah etos kerja dan perjuangan yang seharusnya bisa menjadi contoh bagi para pemain diaspora, yang mana melalui perjuangan yang tak kenal lelah, mereka sejatinya akan mendapatkan apa yang mereka inginkan.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Skema 2 Bek Tengah Belum Cocok dengan Indonesia, Patrick Kluivert Tak Belajar dari Sebelumnya?
-
STY Menang Telak! Begini Capaian STY dan Kluivert dalam Perbandingan yang Setara
-
Gagal di Ronde Keempat, Kerja Keras STY Terbuang Sia-Sia di Tangan Patrick Kluivert
-
Membedah Catatan Patrick Kluivert saat Dampingi Skuat Garuda di Babak Kualifikasi, Memuaskan?
-
Patrick Kluivert dan 2 Pernyataannya yang Saling Bertolak Belakang di Waktu yang Terbilang Singkat
Artikel Terkait
-
Pengamat Ini Punya Feeling, Elkan Baggott Tak Lama Lagi Dipanggil Timnas Indonesia
-
Ipswich Town dan Opsi Peminjaman yang Jadi Jalan Terbaik bagi Elkan Baggott untuk Saat Ini
-
3 Klub yang Cocok untuk Elkan Baggott jika Dipinjamkan Ipswich Town
-
Bung Binder: Elkan Baggott Dipertahankan di Liga Inggris, Kenapa Tak Dipanggil Timnas Indonesia?
-
Dua Fakta Penting di Balik Perpanjangan Kontrak Elkan Baggott di Ipswich Town
Hobi
-
AXIS Nation Cup 2025: Terapkan Play for Good dengan Tema Suara Para Juara
-
Recap ANC 2025: SMKN 1 Batam Menang Telak 3-0 atas MAN 1 Sukabumi
-
Resmi Rilis! Ini 5 Fitur Baru Game Little Nightmares 3 yang Wajib Kamu Coba
-
Skema 2 Bek Tengah Belum Cocok dengan Indonesia, Patrick Kluivert Tak Belajar dari Sebelumnya?
-
STY Menang Telak! Begini Capaian STY dan Kluivert dalam Perbandingan yang Setara
Terkini
-
5 Ide Terapi Seni yang Bisa Bikin Anak Jadi Lebih Kreatif Sejak Dini
-
4 Padu Padan Knitwear ala San ATEEZ, Buat Daily Outfit Biar Makin Cool
-
Puncak TPN XII: Kolaborasi Guru Menuju Pendidikan Berdaya dan Berkelanjutan
-
Satu Malam, Seribu Sorak! Malam Magis Mini Solitaire Yogyakarta Pecah!
-
Kulineran Seru ala Walking Foodie: Petualangan Rasa di Tiap Langkah!