Impian Pasukan Muda Merah Putih untuk bisa melaju ke putaran final Piala Asia U-23 di Arab Saudi awal tahun depan akhirnya musnah. Di depan para pendukungnya sendiri, anak asuh Gerald Vanenburg tersebut harus menelan kekalahan tipis satu gol tanpa balas, yang sekaligus membuat mereka urung untuk menjadi salah satu dari 16 kontestan turnamen yang sesungguhnya.
Bukan hanya mengakhiri kampanye perjuangan Pasukan Garuda Muda di babak kualifikasi ini dengan mengenaskan, gagalnya Timnas Indonesia U-23 melaju ke putaran final gelaran juga sekaligus mengakhiri gendongan dari seorang Rafael Struick untuk Timnas Garuda Muda.
Tanpa bermaksud untuk merendahkan kinerja para pemain lain dalam skuat, namun dalam tiga pertandingan yang dijalani oleh Pasukan Garuda Muda, sangat terlihat jika Rafael Struick menjadi pemain yang paling menonjol, dan kehadirannya membuat permainan tim menjadi lebih hidup terutama di sektor penyerangan.
Memang, kita tak bisa mengingkari sentralitas peran yang dimainkan oleh Arkhan Fikri di lini tengah Skuat Garuda Muda. Namun untuk urusan penyerangan, jika dibandingkan dengan para pemain lainnya yang memiliki tugas untuk mendobrak pertahanan lawan, Struick masih yang paling bersinar karena memiliki banyak cara untuk melakukan tugas yang diembannya itu.
Jika kita telisik, sejatinya hal ini tak lepas dari riwayat dari sang pemain di level tim nasional. Karena jika dibandingkan dengan pemain-pemain lain yang ada dalam skuat, penggawa Dewa United ini memiliki pengalaman yang paling melimpah, baik itu di level Timnas Indonesia senior maupun di level kelompok umur.
Dan lagi, untuk tingkatan turnamen level U-23, Struick sendiri juga menjadi pemain yang paling berpengalaman, karena kita tahu, dirinya adalah satu-satunya pemain dalam skuat saat ini yang menjadi bagian saat Pasukan Garuda Muda mengukirkan prestasi di pentas Piala Asia U-23 tahun 2024 lalu.
Kenyataan bahwa Rafael Struick menggendong permainan Timnas Indonesia U-23 saat ini sejatinya bukanlah sebuah asumsi yang berlebihan. Karena jika kita amati secara lebih mendalam, keberadaan pemain berusia 22 tahun tersebut dalam tim membuat skema penyerangan menjadi jauh lebih membahayakan.
Seperti yang telah disinggung di atas, Struick memiliki banyak cara untuk dilakukan saat mengintimidasi pertahanan lawan. Selain menggunakan dribbling khas yang dimilikinya untuk memorak-porandakan pertahanan, Struick juga kerap bermain simpel seperti bermain satu dua sentuhan, atau bahkan menyelinap bak siluman seperti saat dirinya bertarung di pertandingan melawan Makau.
Sayangnya, seiring dengan kegagalan Pasukan Muda Merah Putih melaju ke putaran final Piala Asia U-23 tahun depan, kita sudah tak akan lagi melihat seorang Rafael Struick menggendong permainan Pasukan Garuda Muda seperti yang dilakukannya dalam tiga pertarungan babak kualifikasi kemarin.
Namun yang jelas, kegagalan Timnas Indonesia U-23 ini semakin membuktikan bahwa sepak bola adalah permainan tim nan kolektif, dan tak bisa menggantungkan permainan dalam gendongan satu atau dua pemain saja.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Timnas Indonesia Gagal ke AFC U-23, Semua karena Salah Shin Tae-yong dan Kita Sendiri!
-
Maaf PSSI, Kami Tak Terlalu Sedih Meski Timnas Indonesia Gagal Lolos ke Piala Asia U-23
-
Fakta Mengenaskan! Jikapun Menang dari Laos, Indonesia Tetap Saja Sulit Lolos ke AFC U-23
-
Tak Ada Indonesia, Marwah Persepakbolaan Asia Tenggara di AFC U-23 Berada di Pundak 2 Tim Ini
-
Ironis! Hanya Indonesia, Tim Semifinalis yang Gagal Lolos ke Putaran Final AFC U-23
Artikel Terkait
-
Striker Indonesia Kesayangan Shin Tae-yong Dipinjam MU
-
Timnas Indonesia Gagal ke AFC U-23, Semua karena Salah Shin Tae-yong dan Kita Sendiri!
-
Maaf PSSI, Kami Tak Terlalu Sedih Meski Timnas Indonesia Gagal Lolos ke Piala Asia U-23
-
Akhirnya Bela Timnas Indonesia U-23, Dion Markx: Nyanyikan Lagu Kebangsaan Bikin Merinding Badan
-
Jay Idzes: Saatnya Bangkit
Hobi
-
Timnas Indonesia Gagal ke AFC U-23, Semua karena Salah Shin Tae-yong dan Kita Sendiri!
-
Cahya Supriadi Sukses Bikin Pelatih Korea Selatan Angkat Topi
-
Fakta Mengenaskan! Jikapun Menang dari Laos, Indonesia Tetap Saja Sulit Lolos ke AFC U-23
-
Tak Ada Indonesia, Marwah Persepakbolaan Asia Tenggara di AFC U-23 Berada di Pundak 2 Tim Ini
-
Ironis! Hanya Indonesia, Tim Semifinalis yang Gagal Lolos ke Putaran Final AFC U-23
Terkini
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
OTW Hollywood! 5 Fakta Kenapa Film Sore: Istri dari Masa Depan Bisa Jadi Jagoan Kita di Oscar
-
Hijau Jadi Tempat Aman: Kenapa Gen Z Lebih Nyaman Cerita di Close Friend?
-
Buku Masih Jadi Teman atau Sekadar Tanda Kehadiran di Kampus?
-
Cashless is a Lifestyle: Ketika Gen Z Tak Lagi Pegang Uang Kertas