Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Supporter Futsal (Galeri AXIS)
Athar Farha

Buat banyak anak muda zaman sekarang, futsal bukan sekadar olahraga untuk mengisi waktu luang. Sudah jadi ruang aman, tempat pelarian, bahkan salah satu cara paling sederhana untuk menjaga mental health di tengah hidup yang serba cepat. 

Rasanya lega banget bisa lari di lapangan, ngejar bola, atau sebatas bercanda bareng teman satu tim setelah seharian penuh berkutat dengan tugas kuliah, sekolah, atau kerja. Nah, salah satu wadah yang sekarang sering dipakai anak muda untuk nemuin ruang ini adalah ajang AXIS Nation Cup, info lengkapnya bisa kamu cek di anc.axis.co.id dan juga di situs axis.co.id, ya!

Kalau ditanya kenapa futsal bisa bikin mental lebih sehat, jawabannya sederhana. Olahraga ini banyak energi positifnya. Bayangkan saja, dalam satu sesi pertandingan yang waktunya cuma 2x20 menit, kamu bisa melepas semua rasa penat lewat gerakan fisik. Dari segi psikologis, futsal terbukti membantu melepas hormon endorfin alias ‘hormon bahagia’. Jadi, setiap kali selesai main, meskipun badan capek, hati justru jadi lebih tenang dan pikiran lebih jernih.

Selain itu, futsal juga punya keunikan yang bikin cocok banget buat healing. Lapangan futsal yang ukurannya lebih kecil dibanding sepak bola, bikin permainan terasa lebih intens. Setiap pemain punya kesempatan buat terlibat, entah lewat passing sederhana, melakukan teknik dasar futsal kayak dribbling, shooting, atau sekadar ngasih support ke teman. Aktivitas fisik sekaligus interaksi sosial inilah yang jadi kombinasi pas buat menjaga kesehatan mental anak muda.

Yang bikin futsal makin spesial tuh terkait nuansa kebersamaannya. Nggak ada posisi di futsal yang benar-benar bisa jalan sendirian. Kiper butuh anchor, anchor butuh flank, flank butuh pivot. Semuanya saling mengandalkan. 

Pola kerja sama ini secara nggak langsung ngajarin kita pentingnya support system, sesuatu yang juga krusial banget buat mental health Gen Z. Kadang kita cuma butuh teman yang bisa ‘cover’ saat kita lagi jatuh, persis kayak rekan setim yang siap nutup ruang ketika kita kehilangan bola.

Di era digital, futsal juga sering jadi sarana ekspresi diri. Ada yang main serius dengan formasi futsal rapi, ada juga yang lebih santai asal bisa senang-senang bareng. Apa pun gayanya, futsal selalu punya ruang buat setiap orang. Dan ini penting banget buat generasi sekarang yang sering merasa tertekan sama standar sosial atau ekspektasi lingkungan. Dengan main futsal, anak muda bisa merasa diterima apa adanya.

Nggak sedikit juga yang bilang, futsal jadi ‘tempat curhat’ paling sederhana. Kadang obrolan setelah main di pinggir lapangan lebih jujur daripada percakapan panjang di chat. Di situ, banyak anak muda melepas beban, saling menyemangati, dan ketawa bareng. Hal-hal kecil ini yang bikin futsal punya peran besar dalam menjaga keseimbangan mental.

Makanya, turnamen seperti AXIS Nation Cup sebenarnya bukan cuma tentang cari juara, tapi juga tentang ngasih wadah bagi anak muda buat menyalurkan energi positif. Dengan dukungan brand yang ngerti gaya hidup digital Gen Z, futsal bisa jadi lebih dari sebatas olahraga. Iya, futsal bisa jadi sarana untuk tumbuh, healing, dan menjaga kewarasan bareng teman-teman.

Akhir kata, mental health itu nggak bisa dijaga sendirian. Kita butuh aktivitas, komunitas, dan energi positif untuk saling menguatkan. Dan futsal menawarkan semuanya itu. Jadi kalau kamu lagi penat, mungkin jawabannya bukan scroll medsos, tapi coba turun ke lapangan futsal, rasakan lagi semangatnya, dan biarkan tubuh serta pikiranmu menemukan ritme baru. Yuk, main futsal!