Hikmawan Firdaus | Rana Fayola R.
Jay Idzes tak dimainkan saat Sassuolo ditaklukkan Como lewat tiga gol tanpa balas. (Instagram/jayidzes)
Rana Fayola R.

Pertandingan antara Sassuolo dan AS Roma di Mapei Stadium berakhir dengan skor tipis 0-1. Bek andalan Sassuolo, Jay Idzes mengaku menyesali hasil tersebut karena merasa timnya sejatinya tampil cukup baik dan pantas mendapatkan hasil lebih dari sekadar kekalahan. Gol tunggal Paulo Dybala di menit ke-16 menjadi pembeda dalam duel yang berlangsung sengit itu.

Meski AS Roma tampil dominan dalam penguasaan bola, Sassuolo tidak tinggal diam. Mereka beberapa kali menciptakan peluang berbahaya yang sayangnya gagal dikonversi menjadi gol. Kemenangan ini membawa Roma naik ke posisi kedua klasemen Serie A, sementara Sassuolo harus puas turun ke peringkat ke-13.

Jay Idzes yang bermain penuh selama 90 menit menilai bahwa hasil akhir tidak sepenuhnya mencerminkan jalannya pertandingan. Menurutnya, perbedaan performa kedua tim tidak begitu jauh, hanya keberuntungan yang berpihak kepada tim tamu.

“Sangat disayangkan, kami seharusnya bisa imbang dengan Roma,” ujar Jay Idzes dalam konferensi pers seusai laga, dikutip suara.com dari Tuttomercatoweb.

Pemain berusia 25 tahun itu juga menegaskan bahwa Sassuolo sebenarnya memiliki potensi besar untuk bersaing dengan tim papan atas seperti Roma. Ia menilai timnya hanya kurang beruntung dalam penyelesaian akhir.

“Kami tahu mereka tim yang kuat, tapi saya pikir kami tidak bermain buruk. Dengan sedikit keberuntungan, kami seharusnya bisa mencetak satu gol. Tapi itulah sepak bola,” lanjutnya.

Meskipun kecewa dengan kekalahan, Idzes tetap memberikan apresiasi terhadap kinerja lini belakang timnya yang dinilai semakin solid dari laga ke laga. Ia menganggap hasil ini bukan akhir, melainkan bagian dari proses menuju performa yang lebih stabil.

Optimisme Jay Idzes soal Masa Depan Lini Belakang Sassuolo

Jay Idzes mengungkapkan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, sektor pertahanan Sassuolo menunjukkan perkembangan yang signifikan. Menurutnya, kerja sama antarpemain belakang semakin padu berkat waktu bermain dan latihan bersama yang konsisten.

“Kami memiliki banyak pemain bertahan yang tangguh, dan kiper kami sangat membantu. Kami memang sempat kebobolan banyak gol melawan Napoli dan Cremonese, tapi saat itu kami belum banyak berlatih bersama,” kata Idzes.

Ia menambahkan, “Sekarang setelah beberapa bulan, kami mulai saling mengenal. Kami tahu bagaimana cara bermain rekan kami, dan itu membuat semuanya menjadi lebih mudah."

Statistik menunjukkan peningkatan nyata dalam performa pertahanan Sassuolo. Dalam tiga laga terakhir, tim hanya kebobolan satu gol—sebuah catatan positif yang menunjukkan soliditas baru di barisan belakang.

Selain itu, Idzes memuji rekan-rekannya, terutama penjaga gawang dan para penyerang yang turut berkontribusi dalam menjaga keseimbangan tim.

“Kiper kami kuat, begitu pula lini pertahanan. Tapi semua dimulai dari penyerang yang bekerja keras menekan lawan,” sambung bek andalan Timnas Indonesia itu.

Secara individu, penampilan Jay Idzes juga patut diapresiasi. Ia mencatatkan tiga intersep, beberapa sapuan krusial, serta tujuh kontribusi defensif sepanjang pertandingan. Dari 21 umpan, 17 di antaranya berhasil tersambung dengan baik, menunjukkan konsistensinya dalam membangun serangan dari belakang.

Kekalahan dari Roma memang pahit, namun tidak sepenuhnya negatif. Bagi Idzes, hasil tersebut justru menjadi motivasi untuk memperkuat pertahanan dan memperbaiki efektivitas di depan gawang. Ia yakin, dengan kerja keras dan waktu, Sassuolo bisa bangkit dan bersaing di papan tengah bahkan atas.