Sekar Anindyah Lamase | Rana Fayola R.
John Herdman. (Instagram)
Rana Fayola R.

Sepak terjang calon pelatih Timnas Indonesia yang baru, John Herdman termasuk salah satu aspek yang disorot suporter tanah air. Rekam jejaknya yang mentereng di kancah internasional memicu diskusi besar mengenai apakah ia adalah sosok yang tepat untuk membangkitkan performa skuad Garuda di tengah tingginya ekspektasi publik saat ini.

Kehadirannya dinilai akan membawa angin segar karena kualitasnya yang sudah teruji. Kesuksesan mengantar tim sekelas Kanada menembus putaran final Piala Dunia 2022 merupakan bukti sahih betapa piawainya pria asal Inggris ini dalam meramu taktik dan mengangkat mentalitas bertanding sebuah tim.

Sebelum sukses bersama tim putra, Herdman lebih dulu menorehkan tinta emas di sektor putri. Ia berhasil mengantarkan tim nasional putri Kanada meraih medali di ajang Olimpiade, sebuah pencapaian yang membuktikan bahwa ia konsisten dalam memberikan hasil di berbagai level kompetisi.

Melansir suara.com, banyak mantan anak asuhnya di Kanada memberikan testimoni positif mengenai kepemimpinan Herdman. Ia dikenal sebagai sosok yang sangat jeli melihat situasi, baik saat berada di ruang ganti yang penuh tekanan maupun ketika memberikan instruksi dari pinggir lapangan.

Secara karakteristik, Herdman adalah pelatih yang multifungsi. Ia bukan sekadar ahli taktik yang dingin, namun juga berperan sebagai motivator ulung sekaligus figur ayah bagi para pemainnya, menciptakan ikatan emosional yang kuat di dalam tim.

Salah satu keahlian utamanya adalah membaca momen krusial dalam pertandingan. Ia tidak ragu memberikan kepercayaan penuh kepada pemain muda untuk tampil di panggung besar, sebuah keberanian yang sangat dibutuhkan untuk regenerasi skuad Timnas Indonesia.

Hal yang paling menarik dari gaya melatih Herdman adalah kemampuannya meredam ego pemain bintang. Contoh nyata terlihat pada perlakuannya terhadap Alphonso Davies, bintang Bayern Munchen yang memiliki nilai pasar mencapai Rp1,1 Triliun.

Alih-alih memberikan perlakuan istimewa yang berlebihan, Herdman justru menempa Davies dengan cara yang membumi. Ia berupaya melindungi sang wonderkid dari tekanan besar akibat status kebintangannya di Eropa agar bisa bermain lepas demi tim nasional.

Antara Prestasi Nyata dan Harapan Suporter

Keberhasilan Herdman menjaga mental Davies terbukti efektif. Dengan pendekatan yang tepat, Davies mampu tampil tanpa beban dan mencetak gol-gol penting bagi Kanada, sebuah skenario yang diharapkan bisa ia ulangi bersama pemain-pemain bintang dan diaspora di Indonesia.

Melihat rekam jejak tersebut, John Herdman dianggap sebagai sosok yang sangat tepat untuk menangani Timnas Indonesia di kondisi sekarang. Namun, ia akan menghadapi tantangan besar dari sisi suporter yang dikenal memiliki standar tinggi dan haus akan prestasi.

Suporter Indonesia sejatinya selalu memberikan dukungan sepenuh hati kepada pelatih baru, asalkan mampu memberikan prestasi nyata. Sambutan hangat pun sudah mulai terasa, meski publik menyadari bahwa PSSI memiliki sejarah sering berganti-ganti nakhoda.

Dukungan penuh dari fans akan menjadi modal utama Herdman, namun ekspektasi tinggi pasca-kegagalan di SEA Games 2025 menjadi beban tersendiri. Publik menuntut hasil instan dan cepat, terutama dalam perjalanan di kualifikasi Piala Dunia mendatang.

Sejarah mencatat bahwa pendukung Garuda selalu merestui pelatih asing dengan kredibilitas tinggi. Jika hasil positif muncul di awal masa jabatan, euforia besar akan tercipta, namun kritik pedas juga siap menanti jika target-target utama gagal tercapai.

Komunitas fans di media sosial pun mulai aktif berkampanye mendukung kandidat seperti Herdman. Syarat utamanya adalah adanya komitmen jangka panjang, terutama untuk membawa Indonesia bersaing menuju Piala Dunia 2030 sebagai prioritas nomor satu.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS