Era transformasi digital telah menghasilkan berbagai inovasi baru di dunia teknologi komunikasi dan informasi seperti media sosial. Berbagai inovasi-inovasi baru telah mengubah Media sosial menjadi lebih kreatif. Salah satunya ditandai dengan kemunculan aplikasi Tiktok. Tiktok adalah aplikasi yang dikembangkan oleh china untuk berbagi video dengan musik. Konten-konten yang menghiasi timeline tiktok atau biasa disebut FYP (For your page) adalah konten-konten bertemakan Challenge, koreografi, dan lain-lain. Tidak semua video dari pengguna bisa berhasil lewat kolom FYP Biasanya konten-konten yang lewat adalah konten yang sedang viral di aplikasi tiktok itu sendiri.
Jika dilihat dari teori media dan perubahan sosial aplikasi tiktok merupakan produk dari inovasi media yakni lebih tepatnya media sosial yang mana kita bisa melihat bahwa sekarang ini tiktok memilki pengaruh terhadap perubahan sosial. Perubahan sosial menurut gilin dan gilin (1954) adalah merujuk pada dinamika masyarakat yang bereaksi terhadap lingkungan sosial nya yang menyebabkan terjadinya perubahan pola pikir, sikap, dan tingkah laku masyarakat. Tiktok dengan konten-kontennya yang kreatif inilah yang dilihat sebagai penyebab utama perubahan sosial tidak peduli siapa pemilik dan pengontrolnya.
Representasi konten tiktok sebagai media perubahan bisa bagaikan dua sisi mata uang, TikTok dipuji sekaligus dihujat dalam waktu yang bersamaan. Bagi sebagian besar masyarakat kita, aplikasi TikTok masih sebatas dianggap sebagai media hiburan yang cenderung kurang bermanfaat bahkan dianggap negatif.
Dengan kecepatan informasi yang tersebar di tiktok sangat sulit untuk menghalau konten-konten negatif di dalamnya. Seperti munculnya konten sensitif berbau seksual yang tidak pantas bagi anak-anak di bawah umur. Ada juga konten-konten self harm atau mencelakai diri sendiri yang dilakukan semata mata agar kontennya bisa viral.
Video bocah minum air comberan dari indonesia, dan gadis 10 tahun di italia tewas setelah mencekik diri sendiri demi konten merupakan gambaran kecil dari konten negatif tiktok yang bisa berdampak pada perubahan tingkah laku khususnya apabila penontonnya adalah anak-anak yang belum bisa membedakan hal baik dan buruk.
Tetapi di sisi lain tiktok juga membawa segudang manfaat dan pengaruh positif. Tiktok dapat dijadikan sebagai sarana edukasi sekaligus aktivisme dalam masyarakat luas yang bisa merubah pola pikir dan sikap masyarakat. Seperti di masa pandemi seperti sekarang tiktok dijadikan platform oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) untuk mengkampanyekan edukasi seputar covid-19 dan tertib mematuhi protokol kesehatan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas. Selain itu konten-konten seperti video motivasi, pembelajaran, atau keagamaan yang ada pada tiktok bisa membantu mengedukasi masyarakat pengguna tiktok ke arah yang lebih baik.
Pada akhirnya disaat kita tidak bisa menolak kecanggihan dan inovasi digital oleh karena itu kita sendirilah sebagai pengguna yang harus bijaksana menggunakan produk-produk media seperti tiktok tersebut. Terlebih dengan anjuran untuk di rumah saja saat masa pandemi sekarang bisa membuat TikTok sebagai sesuatu yang candu. Maka dari itu pembatasan penggunaan dan pendampingan orang dewasa untuk anak-anak yang bermain tiktok sangat dianjurkan dan juga regulasi atau kebijakan privasi untuk konten-konten tiktok harus lebih diperhatikan oleh manajemen dari tiktok itu sendiri.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Temani Istri Belanja Bulanan, Suami Syok Jumlahnya Capai Rp 113 Juta
-
Nyesek! Wanita Dihina Ibu Sang Pacar: Enggak Pantas Sama yang Belum Tentu Sarjana
-
Viral Trik Putihkan Gigi Pakai Spons Pembersih Perabotan, Begini Kata Ahli
-
Denise Cadel Emosi, Video Lagunya Ternyata Banyak Tidak Suka
-
Nyindir Halus tapi Makjleb! Viral Undangan Nikah Isinya Bikin Jomblo Terintimidasi
Kolom
-
Antara Strategi dan Romantisme: Buku Langka dan Daya Tariknya
-
Inovasi di Balik Lapak: Kisah Inspiratif Ekonomi Informal yang Lebih Lincah dari Perusahaan Startup
-
Abolisi dan Amnesti: Pengampunan Elit dan Biasnya Rasa Keadilan?
-
Siswa dan Media Sosial: Menjadikan Media Sosial Sekutu Bukan Musuh Prestasi
-
Kekerasan di Lingkungan Sekolah: Sudah Darurat?
Terkini
-
DAY6 Ungkap Poster Baru untuk Konser Anniversary dan Comeback yang Dinanti
-
Daftar Harga Skuat Klub Peserta Indonesia Super League, Mana yang Paling Mahal?
-
Beda Banget! Stray Kids Tampil dengan Konsep Visual Baru di Album KARMA
-
BRI Super League: Supriadi Jadi Bek Kanan, Persik Kediri Punya Skema Baru?
-
Kulit Cerah Tanpa Iritasi! 4 Pelembap Brightening untuk Semua Jenis Kulit