Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Alfira
Ilustrasi anak bermain gadget (Pexels/Andrea Piacquadio)

Indonesia mengkonfimasi kasus pertama kali masuknya virus Covid-19 sejak 2 Maret 2020 lalu. WHO telah menyatakan virus Covid-19 sebagai pandemi karena telah menyebar secara global. Pandemi Covid-19 mempengaruhi berbagai sektor kehidupan masyarakat mulai dari sektor sosial ekonomi hingga sektor Pendidikan.

Tak hanya itu, pandemi Covid-19 juga membuat masyarakat hidup dalam budaya baru. Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yaitu diberlakukannya Social Distancing mengubah kehidupan masyarakat sehari-hari. Mulai dari pembelajaran daring, work from home, mematuhi protokol kesehatan seperti melakukan interaksi dengan minimal jarak 2 meter, menggunakan masker, mencuci tangan dan lainnya. Hal ini menjadikan masyarakat lebih banyak melakukan aktivitas dan kegiatan lainnya dari rumah saja.

Dengan melakukan segala bentuk aktivitas dari rumah seperti WFH atau pembelajaran daring tentu tidak lepas dari internet. Internet memang sangat membantu kita untuk bisa berinteraksi jarak jauh. Menurut penuturan Ketua Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJIIpal), Jamalul Izza jumlah pengguna internet di Indonesia hingga Q2 di tahun ini meningkat menjadi 73,7 persen yang setara dengan 196,7 juta penggunanya.

“Hal ini dikarenakan infrastruktur internet cepat atau broadband di Indonesia dan semakin merata dengan adanya Palapa Ring, sehingga transformasi digital semakin massif akibat adanya pembelajaran online dan kebijakan bekerja dari rumah akibat Covid-19 yang terjadi sejak Maret lalu” Ungkap Jamal.

Situasi ini justru patut diwaspadai karena penggunaan internet yang berlebihan justru dapat memberikan dampak yang tidak baik seperti depresi, memperberat rasa cemas serta mendorong perilaku kompulsi yang pada akhirnya akan semakin memperparah adiksi internet. Salah satu faktor prediktif yang menyebabkan perilaku adiksi internet di masa pandemic yaitu dorongan untuk mencari informasi terkait penyakit akibat virus Covid-19.

Terlalu sering mencari informasi terkait penyakit Covid-19 di Internet juga tidak baik, karena akan menimbulkan rasa takut terhadap virus tersebut. Selain itu, pada individu dengan kasus suspek atau terkonfirmasi virus Covid-19 juga akan memiliki tingkat kecemasan dan skor psikopatologi yang lebih tinggi. Hal ini telah dibuktikan pada penelitian yang menunjukkan adiksi internet berhubungan dengan penurunan kualitas dan waktu tidur.

“ Mereka yang mengalami adiksi internet biasanya akan mengalami kesulitan untuk tidur. Buruknya kualitas tidur berpotensi menyebabkan gangguan psikologis serta menurunnya sistem imun tubuh,” Ujar Spesialis Kesehatan Jiwa Dr. dr. Kristiana Siste, Sp. KJ(K).(Hdi).

Hal yang dikhawatirkan akan ketergantungan pada internet juga terjadi pada anak-anak. Saat pembelajaran daring memang internet menjadi sarana penunjang bagi mereka. Namun, disisi lain dengan sistem belajar melalui daring ini mengkhawatirkan bagi para anak sebagai pecandu gadget yang memiliki dampak negatif terutama untuk kesehatannya.

Kekhawatiran masyarakat khususnya orang tua terhadap anaknya selama masa Pandemi Covid-19 di Indonesia ini telah mendapat tanggapan dari Psikiater Anak dan Remaja Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung dr. Tendri Septa. Beliau mengakui bahwa selama terjadinya Pandemi tren peningkatan masyarakat yang melakukan konsultasi kejiwaan anak ke RSJ Provinsi Lampung meningkat. Menurutnya, mayoritas anak-anak tersebut memiliki gangguan akibat kecenderungan candu pada gadget.

Oleh sebab itu, perlu dilakukan pencegahan agar tidak memberikan dampak negatif bagi anak-anak akibat kecanduan gadget. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah hal tersebut terjadi yaitu dengan membatasi penggunaan gadget atau internet maupun game online untuk anak selama tidak lebih dari 2 jam. Selain itu, para orang tua sudah seharusnya mendorong anak menggunakan internet untuk hal yang positif dan lakukan kegiatan lainnya khususnya kegiatan fisik yang membuat anak tidak candu pada internet. Orang tua juga bisa memantau anaknya dengan mengaktifkan fitur parental lock.

Melakukan pengawasan dan bimbingan terhadap anak agar tidak melulu ketergantungan pada gadget memang bukan menjadi suatu hal yang mudah. Namun, semaksimal mungkin berikan pengawasan terbaik untuk anak-anak khususnya di masa Pandemi Covid-19 saat ini supaya anak tetap ceria dan tetap terjaga kesehatannya baik mental maupun fisik.

Alfira