Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Muhammad Faiz
Ilustrasi Anak SD Sekolah Online. [ANTARA/HO/FA]

Penyebaran virus Covid-19 di Indonesia sudah memasuki tahap mengkhawatirkan, dampak yang Covid-19 yang semakin melonjak ini diterima disemua kalangan terutama di sektor pendidikan.

Hampir 2 tahun semenjak pandemi virus corona menghantui seluruh penduduk Indonesia, di masa pandemi ini sekolah dari rumah dipilih oleh pemerintah untuk tetap menjalankan sektor pendidikan, namun dalam pelaksanaan kebijakan ada beberapa hal yang dinilai masih menjadi kendala.

Nisa Chania Zamzani, S. Pd selaku Kepala Sekolah SDN Wates 5 Mojokerto mengatakan, “Karena smartphone itukan rata–rata milik orangtua, bukan milik sendiri, kalau pembelajaran daring, misal orangtuanya tidak kerja, ya tidak masalah, orangtua bisa mendampingi anaknya secara langsung, tapi kalau orangtuanya kerja, biasanya nunggu sampai orangtuanya pulang dulu, baru mengerjakan”.

Namun mempunyai handphone tidak menjamin fitur-fitur yang ditawarkan bisa sepenuhnya cocok dengan sistem pembelajaran online karena tidak semua orangtua murid mempunyai smartphone. Karena itu bentuk solusi yang ditawarkan oleh pihak sekolah untuk mengatasi kekurangan fasilitas yang dimiliki siswa–siswi SDN Wates 5 Mojokerto adalah dengan menyediakan fasilitas semacam laptop.

“Mungkin untuk beberapa, tapi nggak banyak juga, 7-8 anak itu mereka pembelajaran daring di sekolah, mereka diberi fasilitas berupa laptop, kalau hanya sedikit tidak masalah” lanjut ucapan Kepala Sekolah SDN Wates 5 Mojokerto.

Muhammad Faiz