Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Rico Andreano
[Gerry Fletcher/BBC]

Covid-19 telah banyak memakan korban yang setiap harinya kian melonjak. Angka yang kian meroket tajam menjadi alarm bagi kita untuk semakin waspada akan penularan Covid-19.

Banyak rumah sakit yang nyaris kolaps, kewalahan menerima pasien dengan tingkat keterisian kamar tidur nyaris mencapai 100 persen. Banyak tenaga kesehatan yang kelabakan menghadapi lonjakan pasien Covid-19 yang semakin naik. 

Banyak rumah sakit juga berjibaku untuk berjuang mencari stok tabung oksigen. Pasalnya, stok tabung oksigen berikut isinya semakin hari kian menipis.

Namun sungguh ironis, di balik ancaman Covid-19 di depan mata dan semakin genting, masih banyak saja orang yang menganggap bahwa virus itu tidak ada. Bahkan hanyalah sebagai konspirasi belaka.

Terlebih lagi, kini muncul keheranan yang datang dari salah satu oknum. Oknum tersebut membuat gaduh jagad media sosial dengan membuat pernyataan yang menyesatkan tentang Covid-19.

Hingga akhirnya, sang oknum dokter tersebut ditahan oleh aparat kepolisian meskipun telah dibebaskan dengan permohonan maaf untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi. 

Sangat disesalkan, tindakan oknum dokter yang seharusnya mengedukasi masyarakat tersebut agar mewaspadai Covid-19 dengan Prokes 5M, tetapi malah menyebarkan informasi yang menyesatkan.

Sudah seharusnya isu-isu berita hoaks Covid-19 menjadi perhatian bagi kita semua. Bahwa memang Covid-19 tidak bisa dianggap remeh. Diharapkan kita semua lebih bijak dalam bermedia sosial. 

Ancaman Covid-19 bisa mengintai siapa saja. Tak melihat dari latar belakang adapun. Siapapun bisa terkena Covid-19. Kunci dalam pencegahannya adalah dengan disiplin patuh protokol kesehatan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilitas, dan menjauhi kerumunan).

Rico Andreano