Menyukai BTS, Gimana Ceritanya?

Meskipun samar-samar, aku masih ingat malam itu. Malam dimana aku diperkenalkan lagi dengan BTS. Bukan oleh teman-teman sekelas saat SMA (mereka sangat berperan juga), tapi oleh rekomendasi YouTube. Aku masih ingat merasakan lelahnya kuliah dengan segala macam drama pekerjaan kelompok, dengan segala rasa kesepian karena merantau, dengan rasa takut akan ketidakpastian, dan dengan ketidakpercayaan diri yang semakin menggunung. Dengan pikiran yang ruwet, YouTube adalah salah satu tempat distraksi terbaikku selain novel.

“So Far Away” oleh Agust D, salah satu member BTS yang lebih dikenal dengan nama Suga atau Min Yoongi, adalah lagu yang memulai kesukaanku dengan mereka. Saat aku mendengar lirik “’Semuanya akan baik-baik saja jika kamu pergi ke universitas dan melakukan apa yang kami pinta.’ Aku yang bodoh karena percaya kalimat itu, aku hidup karena aku tidak bisa mati,” Aku merasa Yoongi mengerti bagaimana rasanya kalah dengan diri sendiri. Orang yang tidak mengenalku, dan berada sangat jauh dariku ini bernyanyi tentang sesuatu yang aku rasakan. Ia melantunkan lirik seolah sedang membacakan semua kalimat yang terkumpul kusut di dalam kepalaku, yang aku sendiri pun sulit untuk uraikan.

Sejak saat itu, aku seperti memasuki dunia lain. Bukan dunia mistis, namun dunia bernama A.R.M.Y dan BTS. Berada di dalam perkumpulan orang-orang yang memiliki kekhawatiran yang sama, terkadang permasalahan hidup yang sama, dan menemukan kenyamanan pada 7 laki-laki yang menyanyikan lagu dengan Bahasa yang tidak kami mengerti, adalah perasaan yang sangat asing. Melihat orang-orang di seluruh dunia menceritakan apa yang mereka alami di hidup mereka secara terbuka, membuatku merasa tidak sendiri. ‘Aku juga merasakan hal yang sama,’ dan ‘Meskipun sulit, kamu bisa melaluinya, karena aku juga sudah melaluinya,’ adalah kalimat yang sangat menenangkan.

Talenta setiap member BTS juga merupakan alasan mengapa aku tidak bisa lepas. Mulai dari proses produksi musik, bernyanyi, menari, semua dapat mereka lakukan dengan sangat baik. Mereka punya rasa percaya diri dan selalu berusaha maksimal untuk setiap performa yang mereka lakukan, sehingga menonton konten-konten yang disuguhkan BTS tidak pernah terasa membosankan. Contohnya seperti BTS Universe (BU), sebuah dunia fiksi yang dijadikan tema pada beberapa video musik BTS yang membahas topik-topik yang dianggap tabu oleh masyarakat Korea Selatan—bahkan banyak negara di dunia, seperti halnya kesehatan mental. Membahas teori dalam BTS Universe adalah salah satu topik yang sangat menarik, dimana jika satu ARMY memposting satu cuitan terkait teori BU, kamu akan menemukan banyak penggemar lainnya berdiskusi dengan sangat antusias!

Bukan hanya lagu, kepribadian dari setiap member BTS pun sangat—bagaimana aku menjelaskannya?—human. Mereka sangat terbuka dengan penggemarnya, menceritakan apa yang terjadi dalam keseharian mereka, apa yang mereka rasakan, apa yang ingin mereka tingkatkan dan raih secara individual ataupun tim. Pada series YouTube Red mereka, Burn the Stage, mereka menunjukkan bahwa selain ekspresi ceria yang mereka tunjukkan di depan kamera, mereka juga terkadang sering merasa frustasi, bahwa mereka juga memiliki bayangan gelap dan sisi negatif yang mereka hadapi sendiri. Seperti lirik lagu Magic Shop, “Aku tidak akan berkata hal yang sangat jelas seperti ‘Semangat’, aku lebih memilih untuk menceritakanmu ceritaku.” Hal ini membuat mereka lebih mudah untuk dimengerti, lebih terasa nyata, dan kerap kali terasa lebih dekat. Melihat langsung ketujuh pria ini tumbuh dan meraih mimpi-mimpi mereka adalah suatu kehangatan tersendiri yang membuat begitu banyak penggemar, termasuk aku, senang dan secara tulus mendukung dan mendoakan kesuksesan mereka.

“Aku pada akhirnya menemukanmu, jangan lupa, kamu adalah alasan terakhir untukku yang berdiri di tepi tebing; Hiduplah.” – Magic Shop, Love Yourself album.