Scroll untuk membaca artikel
Munirah | kornelius
Ilustrasi Tenaga Kesehatan. (Shutterstock)

Tidak ada yang bisa dikatakan spesial dengan hal yang sudah ia lakukan. Bunda Ndari, ibu tiga orang anak, memiliki profesi sehari-hari sebagai suster. Menolong orang sakit, membantu dokter menyembuhkan pasien adalah rutinitas sehari-hari ia lakukan.

Namun saat ini profesinya sebagai suster, tenaga kesehatan di salah satu rumah sakit swasta Jakarta, sangatlah diperlukan. Terlebih dalam masa pandemi. Kompas.com mencatat bulan Juli penambahan angka kasus baru pasien Covid 19 sebanyak 9.128 kasus  sehingga total pasien aktif berjumlah 108.728.

Untuk urusan pekerjaan Bunda Ndari tidak diragukan loyalitas yang sudah ia berikan, tidak hanya kepada rumah sakit tempat dimana ia mengabdi. Juga memberikan pelayanan terbaik kepada setiap pasien.

Sementara di rumah, sebagai ibu rumah tangga tetap ia harus mengatur kebutuhan rumah tangga. Tiga orang anak masih harus diberikan perhatian darinya, anak pertama dan ke dua laki-laki gagah, meskipun masih beranjak kelas 6 dan kelas 7. Yang ketiga, ini yang masih kecil, masih memerlukan perhatian, ada penyakit menggerogoti buah hatinya yang bungsu.  Demi panggilan tugas dan atas nama kemanusiaan, Bunda Ndari berusaha menata semuanya sebaik yang ia mampu.

Terlihat jelas, raut cemas, guratan kekhawatiran hingga kelelahan setiap kali ia berangkat dan pulang dari bekerja. Bahkan ketika pulang, berkumpul bersama keluarga ia hanya memiliki waktu singkat, ia dituntut agar segera kembali lagi melayani masyarakat.

Bahkan sekali waktu pernah tidak pulang hampir lebih dua minggu demi melihat kenaikan pasien Covid 19, Bunda Ndari terpaksa harus ikut kerja lembur  membantu memulhkan kesehatan bangsa.

Si bungsu tetap ia pantau dari jauh sembari tetap berkomunikasi dengan keluarga melalui gawai yang ia miliki, waktunya pun  sekenannya, sembari mencuri-curi ketika jeda istirahat.

Kesehatan fisik harus tetap ia jaga, asupan nutrisi, vitamin hingga melakukan olahraga semampunya, semuanya demi tidak terpapat Covid-19. Vaksinasi yang masih menjadi kontoroversi waktu itu, ia telan bulat-bulat, semua ikhtiar yang dapat ia lakukan, akan ia lakukan semampunya.

Berkomunikasi dan bertemu dengan keluarga secara virtual  menjadi penambah imun dan penyemangat.

Namun, imun yang sudah sudah terbangun seringnya terpaksa kembali turun tatkala ada pasien yang ia rawat tidak berhasil selamat. Dan akan semakin berantakan, ketika mendengar teman sejawat atau dokter atau tenaga kesehatan lain terpapar dan tidak berhasil lolos dari jeratan Covid 19. Covid itu nyata kawan, percayalah. Mereka berjuang habis-habisan, mempertaruhkan semuanya.

Sekarang, saat ini bangsa Indonesia sedang sakit, segala upaya dikerahkan, mungkin kita yang hanya bisa berkorban melakukan upaya sederhana seperti menghindari kerumunan, menggunakan masker hingga rutin mencuci tangan, bahkan bekerja dari rumah, ya,  lakukanlah sebaik kita bisa.

Sementara biarkan pahlawan-pahlawan sejati seperi Bunda Ndari dan teman-temannya,  bekerja langsung bahu-membahu menyembuhkan yang terpapar sembari berupaya agar tidak tertular dan menulari kepada keluarga.

Iya, saat ini orang-orang seperti Bunda Ndari adalah pahlawan-pahlawan, yang berjuang menyelamatkan bangsa ini, mengabaikan nyawa dan mengorbankan kenyamanan keluarga atas nama kesehatan bumi pertiwi.

Baginya, panggilan kemanusiaan, panggilan bangsa adalah nomor satu, tidak mengangkat senjata namun tetap harus bertaruh nyawa.

Tetap semangat Bunda Ndari dalam memberikan yang terbaik buat bangsa, kelak segala upaya dan usaha yang sudah kalian korbankan akan memberikan hasil.

Dan biarlah Tuhan langsung yang akan membayar budi pamrih yang telah kalian berikan.

“Teruntuk Bunda Ndari, Dokter dan Seluruh Tenaga Kesehatan yang masih terus berjuang demi kesembuhan bangsa.”

kornelius

Baca Juga