Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Muhammad Hafizh Ramadhan
Sungai Harirud di provinsi Herat, Afghanistan, yang merupakan perbatasan dengan Iran. [AFP]

Apa yang kamu bayangkan saat mendengar nama Afghanistan? Selama 4 dekade, Afghanistan dikoyak perang. 47,3 persen penduduk Afghanistan pun hidup dalam garis kemiskinan. Karena itu, negara ini berpredikat sebagai salah satu negara termiskin di dunia.

Namun, siapa sangka negara yang kini diperintah Taliban itu punya kandungan sumber daya mineral senilai 1-3 triliun dolar AS di dalam tanahnya? Kekayaan di bumi Afghanistan ini ditemukan United States Geological Survey bersama Afghanistan Geological Survey dalam studi yang dilakukan pada 2004 hingga 2011. Apa saja itu?           

Pertama, USGS dan AGS mendapat 2,2 miliar metrik ton biji besi di bumi Afghanistan. Salah satu daerah yang kaya dengan kandungan biji besi ini adalah Hajigak. Di daerah ini, ada 1,7 miliar ton biji besi. Kamu bingung membayangkan 2,2 miliar metrik ton biji besi ini? Gampangnya 2,2 miliar metrik ton biji besi itu bisa dipakai untuk membuat replika Menara Eiffell. Itu baru salah satu saja.

Kedua, Afghanistan juga menyimpan kandungan emas seberat 2.698 kilogram. Emas seberat 2.698 kilogram ini bisa dibuat menjadi 300 ribu koin emas dengan berat masing-masing 8 gram. Ketiga, Afghanistan juga menyimpan 1,4 juta ton rare earth elements atau yang kita sebut dengan unsur tanah jarang.

Apa saja itu? Lantanum, praseodimium, dan neodinium. Ketiga mineral langka ini sebenarnya incaran industri teknologi modern, seperti perusahaan pembuat mobil listrik. Ketiga penjelasan tadi, belum menerangkan semua kekayaan di bumi Afghanistan. Kalau mau ditotal, Afghanistan punya 57,7 juta metrik ton tembaga tersimpan di perut buminya.

Nah, kalau semua tembaga ini dikonversi ke harga saat ini nilainya mencapai 516 miliar dolar AS. Jika dirupiahkan sekitar Rp7,270,465,800,000,001.00. Kaya juga ya Afghanistan ini, tapi kenapa pemerintah Afghanistan gagal memanfaatkan kekayaan buminya? Kita semua tahu Afghanistan mempunyai banyak kendala. Salah satu masalah utamanya adalah infrastruktur.

Menyadur dari The Conversation, masalah infrastruktur ini membuat pemerintah Afghanistan tidak bisa memanfaatkan SDA mereka. Medan Afghanistan sangatlah berat, tetapi mereka tidak punya jalan raya, jalur kereta api, atau listrik yang berkualitas. Karena tidak dimanfaatkan pemerintah, penambang ilegal pun menjamur di sejumlah titik sumber mineral.

Ada 2.000 situs penambangan ilegal yang kalau dihitung-hitung merugikan negara sebesar 300 juta dolar AS sejak tahun 2001. Nah, yang menarik saat ini Afghanistan mulai berdekatan dengan China. China jadi negara di garis depan yang mengakui pemerintahan Taliban. Akan tetapi, apakah China juga pasti bakal berinvestasi di Afghanistan?

Sejumlah media melaporkan perusahaan-perusahaan China sudah terlibat dalam beberapa proyek infrastruktur di Afghanistan. Meskipun begitu, banyak analis meyakini China tidak bakal berinvestasi besar-besaran lantaran risiko keamanan yang masih tinggi di Afghanistan. Ditambah lagi, negara Islam punya kedekatan ideologis dengan kelompok militan Uighur, yang mengobarkan perlawanan terhadap China di Xinjiang.

Muhammad Hafizh Ramadhan