
Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi lawan yang cukup berat pada babak kualifikasi Piala Asia U-23 grup G. Australia yang menjadi satu-satunya lawan yang tersisa, adalah tim yang kerap kali menyulitkan Indonesia dalam berbagai level pertarungan antar kedua negara, baik di junior maupun di level senior.
Menyadur dari laman the-afc, Indonesia dan Australia terakhir kali bertemu pada babak perempat-final Piala Asia U-16 yang berlangsung di Malaysia pada tahun 2018 lalu. Australia berhasil mengandaskan perlawanan Indonesia dengan skor 2-3. Kini, di level U-23, kedua negara akan kembali bentrok untuk memperebutkan satu slot ke putaran final tahun depan.
Menghadapi Australia yang memiliki postur tubuh lebih besar dan juga kemampuan duel bola udara lebih baik, Indonesia setidaknya memiliki 4 kelebihan yang bisa dimanfaatkan untuk bisa menaklukkan “sang tetangga selatan” tersebut. Kira-kira apa saja ya? Mari kita bahas bersama.
1. Kecepatan
Meski kalah dalam postur tubuh, tetapi Indonesia memiliki kelebihan dalam hal kecepatan pemain. Dengan postur pemain yang rata-rata lebih kecil daripada sang calon lawan, penggawa Indonesia bisa memanfaatkan kecepatan yang dimilikinya untuk beradu sprint guna menciptakan peluang.
Witan Sulaeman, Pratama Arhan, Asnawi Mangkualam, Bagus Kahfi hingga Ronaldo Kwateh dan Gunansar Mandowen, bisa menjadi opsi untuk mengkreasikan peluang melalui skema adu sprint.
2. Umpan Terobosan
Indonesia memiliki satu senjata lain yang bisa dimanfaatkan pada laga ini, yakni umpan terobosan. Di bawah asuhan pelatih Shin Tae-yong, Indonesia mulai mengembangkan permainan yang bervariatif, dengan salah satunya menghidupkan peluang melalui umpan terobosan.
Masih ingat dengan gol Kadek Agung ketika Indonesia bersua dengan Thailand di kualifikasi Piala Dunia 2022 lalu? Atau gol Witan Sulaeman yang dilesakkan ke gawang Taiwan? Semuanya adalah hasil umpan terobosan dari para pemain Indonesia yang beroperasi di lapangan tengah.
3. Serangan Balik
Mengandalkan kecepatan dan juga umpan terobosan yang jitu tentu menjadi sebuah modal untuk melakukan fast counter attack. Kita lihat, dua gol dari Witan Sulaeman di laga melawan Taiwan pada leg kedua play-off kualifikasi Piala Asia, dan juga di laga uji coba melawan Nepal U-23, merupakan perpaduan yang ciamik antara umpan terobosan, dan juga kecepatan pemain dalam skema serangan balik.
Jadi akan sangat logis, ketika menghadapi Australia yang dipastikan mendominasi laga, Indonesia memainkan pola serangan balik mematikan untuk menaklukkan sang lawan.
Peluang Timnas U-23 untuk menang terbuka lebar, jadi, selalu optimis untuk bisa merengkuh poin penuh.
Tag
Baca Juga
-
Makin Dekati Laga vs MU, ASEAN All Stars Berpacu dengan Waktu Guna Upgrade Kualitas
-
Usung Misi Tuntaskan Balas Dendam, Semoga Timnas U-23 Satu Grup dengan 2 Negara Ini
-
Misi Sulit! Duo Diaspora Timnas Indonesia Usung Target Selamatkan Klub dari Degradasi
-
Bukan di Piala AFF, Thom Haye Bisa Wujudkan Impian Derby Nusantara di Event Bentukan PSSI
-
Turnamen Tiga Negara, Thom Haye dan Perwujudan Mimpi Besarnya Bersama Timnas Indonesia
Artikel Terkait
-
PSSI Pastikan Pelaku Rasisme Akan Dilarang Masuk GBK
-
Erick Thohir Dukung Pelaku Rasis Terhadap Yance dan Yakob Sayuri Dijebloskan ke Penjara
-
Selamat Tinggal, Elkan Baggott Pergi
-
Usung Misi Tuntaskan Balas Dendam, Semoga Timnas U-23 Satu Grup dengan 2 Negara Ini
-
Shin Tae-yong Ramal Nasib Terbaru Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026: Saya Rasa Bisa..
Kolom
-
Ketika Kepuasan Kerja Menjadi Bahan Bakar Loyalitas Organisasi
-
Dedy Mulyadi: Cepat Viral, Cepat Pudar?
-
MBG dan Matematika Kekuasaan: Mengapa 0,01% Keracunan Masih Terlalu Banyak?
-
Produk Halal Tapi Merusak: Perlukah Makanan Tak Sehat Dicap Haram?
-
Pendidikan Karakter ala Militer di Jawa Barat: Solusi atau Masalah Baru?
Terkini
-
Makin Dekati Laga vs MU, ASEAN All Stars Berpacu dengan Waktu Guna Upgrade Kualitas
-
Dapat Izin Remake, Produser Film Parasite Siap Garap Agak Laen Versi Korea
-
Day6 'Maybe Tomorrow' Lagu tentang Harapan Akan Hari Esok yang Lebih Baik
-
Review Vulcanizadora: Film Indie ala Meditasi Gelap tentang Hidup
-
Ulasan Novel Madam Sri: Perbedaan Usia Tak Menghalangi Perasaan yang Tulus