Berbicara soal standar kecantikan yang ada di dunia ini memang tidak akan ada habisnya. Persepsi tentang hal ini bisa saja berubah mengikuti waktu juga tempat. Ada sebagian negara yang menganggap cantik itu berkulit putih, berhidung mancung, berbadan langsing. Namun, ada juga negara yang menerapkan kecantikan sebagai orang yang berkulit lebih gelap, berbadan sedikit berisi, dengan warna mata biru. Begitupun di sebagian negara lainnya yang juga menerapkan standar kecantikan berbeda.
Meskipun begitu, adanya standar kecantikan yang diterapkan tersebut apakah akan diterima oleh semua orang? Atau malah membuat persepsi yang salah dalam memaknai kecantikan sendiri. Bahkan bagi sebagian orang, mungkin menganggap standar kecantikan itu tidak masuk akal. Mereka harus menuntut dirinya begini-begitu hanya untuk memenuhi standar kecantikan yang ada. Lalu bagi mereka yang tidak bisa memenuhi standar kecantikan akan dianggap jelek, dikucilkan, atau bahkan tidak diterima oleh sosial.
Persepsi masyarakat tentang standar kecantikan juga sebenarnya tidak lepas dari berbagai iklan produk kecantikan yang merepresentasikan standar tersebut, seperti iklan cream wajah atau body lotion untuk memutihkan kulit, produk pelangsing, shampo yang membuat rambut hitam dan lurus. Secara tidak langsung, hal ini juga mengajak kita mau tak mau menerapkan standar kecantikan itu.
Lantas, bagaimana seharusnya sikap kita akan hal itu? Perlu diingat bahwa cantik tidak perlu validasi dari orang lain. Kita adalah cantik dengan standar kecantikan yang kita buat sendiri. Hal yang paling penting adalah apa tujuan kita untuk menjadi cantik. Jangan sampai kita ingin terlihat cantik hanya semata-mata untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain. Jadikan kecantikan itu sebagai motivasi kita untuk tampil lebih percaya diri dan bentuk apresiasi kita terhadap diri kita sendiri, dan juga sebagai bukti self-love atau rasa cinta kita terhadap diri kita.
Cantik mungkin tidak mendefinisikan seseorang secara keseluruhan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kecantikan adalah bagian penting terutama bagi perempuan. Oleh karena itu, untuk menjadi cantik kita tidak harus menuntut diri memenuhi semua standar kecantikan, kita hanya perlu menerima diri kita, dan mensyukuri segala yang kita punya, termasuk diri kita, yaitu dengan merawatnya dan menghargainya. Ingat, cantik bukan hanya soal fisik, namun juga kecerdasan intelektual dan emosional, serta attitude juga menunjukkan kecantikan sesungguhnya diri kita.
Baca Juga
-
Nongkrong Asyik di Dapur Putih Heritage, Restoran Bergaya Kolonial di Metro Lampung
-
Mengenal Agartha, Kota Legendaris yang Muncul dalam Series Baru "Joko Anwar's Nightmares and Daydreams"
-
Sudiono House, Kafe Homey di Bandar Lampung Serasa Rumah Sendiri
-
5 Fakta Unik Cek Khodam yang Lagi Viral di Medsos, Hiburan dengan Sentuhan Mistis
-
Daja Heritage, Kafe ala Eropa di Bandar Lampung Cocok untuk Fine Dining
Artikel Terkait
Kolom
-
Rentetan Bullying Hingga Kekerasan di Sekolah, Bagaimana Peran Pendidik?
-
Akar Masalah Bullying: Sering Diabaikan, Lingkungan, dan Psikologi Keluarga
-
Bongkar Luka Bullying: Belajar dari Drama 'The Glory' dan Realitas Saat Ini
-
Ada Peran Orang Tua Cegah Potensi Anak Jadi Pelaku Bullying, Ajarkan Empati!
-
Suara Nelayan Tenggelam: Bertahan di Tengah Banjir Izin Industri
Terkini
-
Cerah Maksimal! 4 Skincare Daily Mask Niacinamide untuk Glowing Setiap Hari
-
Kisah Akbar, Disabilitas Netra yang Berkelana di Ruang Sastra Tukar Akar
-
Ari Lasso Beri Kejutan Romantis untuk Dearly Djoshua, Bantah Rumor Putus?
-
EXO Hidupkan Lagi Konsep Superpower di Trailer Album Penuh ke-8, REVERXE
-
Tembus 5 Juta Penonton, Agak Laen 2 Jadi Film Indonesia Terlaris Kedua 2025