Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Armand IS
Citra Planet Mars, Salah Satu Tujuan Projek Terraforming (Unsplash) / Planet Volumes

Bumi yang kita huni sekarang telah menunjukkan berbagai deteriorasi seperti kerusakan ekosistem, overpopulasi, hingga perubahan iklim. Permasalahan ini memunculkan berbagai upaya dari para ilmuwan untuk mencari solusi, salah satunya adalah mencari planet baru untuk dihuni.

Upaya tersebut setidaknya memunculkan dua pilihan, yakni mencari planet baru di luar tata surya kita yang menyerupai bumi dan dapat dihuni, atau membuat atmosfer di planet dalam tata surya kita layak dihuni makhluk hidup. Pilihan kedua dinilai sebagai opsi yang lebih memungkinkan dan ilmuwan telah mencari berbagai cara untuk mengolah sebuah planet agar kondisinya mendukung kehidupan manusia.

Mengenal proses terraforming

Proses membuat permukaan planet selain bumi layak dihuni makhluk hidup dikenal dengan istilah terraforming. Kata terra sendiri merujuk kepada bumi dan forming menunjukkan proses pembentukan, lebih spesifiknya membentuk dan menyesuaikan kondisi planet lain agar mirip seperti bumi dan layak dihuni. 

Terraforming dikenalkan oleh ilmuwan terkemuka asal Amerika Serikat, Carl Sagan. Beliau membayangkan planet Venus ditanami ganggang untuk membantu produksi oksigen di planet tersebut agar tercipta atmosfer yang mendukung kehidupan. Beliau berpendapat bahwa di planet lain yang dekat dengan matahari memiliki banyak unsur yang mendukung makhluk hidup, salah satunya Hidrogen. 

Keberadaan Hidrogen menandakan adanya senyawa air yang menjadi unsur terpenting dalam kehidupan organisme. Unsur-unsur organik lain juga dapat ditemukan, dan tentunya sangat mendukung bagi organisme untuk bisa tumbuh dan berkembang. Sehingga yang menjadi fokus utama bagi para ilmuwan adalah menciptakan atmosfer yang mengandung oksigen melalui berbagai proses alamiah, seperti menanam ganggang yang dicontohkan oleh Sagan sebelumnya.

Beberapa opsi planet untuk terraforming 

Selain Venus, Carl Sagan juga melihat bahwa Mars menjadi calon yang baik untuk planet baru kita. Para ilmuwan melihat bahwa dalam beberapa aspek, planet Mars memiliki kemiripan dengan Bumi. Mars diyakini memiliki kandungan air yang tersembunyi di dalam permukaannya. Keberadaan air tersebut ditemukan dari sisa-sisa partikel Hidrogen dan bekas senyawa air yang berada di tekanan dan suhu tertentu.

Secara teori, dengan membuat tekanan artifisial dan menyesuaikan suhu permukaan planet Mars, air dapat terbentuk dan mendukung kehidupan. Selain itu oksigen juga dapat menyebar dengan adanya organisme penghasil oksigen, yakni tanaman berklorofil. Oleh karena itu, Mars menjadi tujuan utama bagi para ilmuwan untuk membuat rumah baru bagi manusia.

Dinamika proses terraforming

Terraforming dimulai dengan mencari planet lain dengan tingkat kemiripan yang tinggi dengan Bumi. Unsur-unsur yang dicari adalah dari kedekatan dengan matahari, suhu, gravitasi, tekanan, dan lain-lain. Kemudian, tahapan selanjutnya adalah memperkenalkan organisme yang sederhana seperti tanaman lumut atau ganggang yang mampu hidup di kondisi planet lain. Dengan adanya kandungan senyawa air dan zat organik lainnya, tumbuhan-tumbuhan tersebut mampu hidup dan melepas oksigen untuk menciptakan atmosfer.

Konsep terraforming di media

Gambaran mengenai Terraforming marak bermunculan di berbagai media. Film seperti The Martian menunjukkan gambaran tahapan awal kehidupan manusia di planet Mars, meskipun dengan keterbatasan dan didukung oleh alat-alat pendukung kehidupan. Media populer turut memperkenalkan konsep ini kepada publik bahwa menciptakan kondisi layak huni di planet selain bumi adalah sebuah teori yang memungkinkan.

Terlepas dari media fiksi, terraforming telah menjadi upaya ilmiah yang dilakukan oleh banyak pihak. Bahkan belakangan ini, Elon Musk, seorang miliarder sekaligus ilmuwan memberikan gagasannya kepada publik melalui wawancara mengenai membuat Mars layak huni dengan meledakkan bom nuklir di dua kutub planet tersebut untuk menciptakan medan magnet yang melindungi permukaan Mars dari radiasi matahari. Gagasan Elon Musk tersebut menunjukkan bahwa konsep ini masih relevan hingga saat ini, dan akan tetap relevan di masa depan

Referensi

  • Oberg, James Edward (1981). New Earths: Restructuring Earth and Other Planets.
  • Sagan, Carl (1961). "The Planet Venus". Science. 
  • Space.com. Elon Musk Floats 'Nuke Mars' Idea Again (He Has T-Shirts)

Armand IS