Hari libur kok harus dorong motor ke tambal ban, hiyooo males tenan lah. Daripada repot-repot keluar rumah, aku pilih mencari tambal ban panggilan lewat Instagram dan Twitter. Ini pertama kalinya nyoba 'berselancar' di media sosial, demi mendapatkan tukang tambal ban.
Nemulah beberapa tambal ban online di Jogja, lalu ada satu yang paling fast response, namanya Mas Sam'ani. Setelah terhubung, ia segera kupanggil dan meluncur menuju rumah.
Saat datang, aku tanya hal-hal standar. Seperti misalnya alasan ban bocor, perlu ganti ban atau tidak, dan lain sebagainya. Eh dari situ, lha kok nyambung, malah jadi ngobrolin suka duka jadi tambal ban panggilan.
Salah satunya cerita menggelitik dan menarik dari Mas Sam'ani, yakni soal nambal ban motor geng klitih.
"Jadi, aku pernah diminta nambal ban di daerah Jogja bagian selatan, malam-malam," ungkap Mas Sam'ani.
Di tengah aksinya, mas Sam'ani ditanyain pelangganya, "Nggak takut klitih po, mas?"
"Ya takut, tapi udah risiko pekerjaan, insya Allah aman," jawabnya.
Lalu, customer-nya memberi tahu kalau Mas Sam'ani aman. Mas Sam'ani 'tidak masuk kriteria' sebagai target klitih. Dia kemudian diberi tips aman dari klitih yang diketahui kerap disebut sebagai 'sisi gelap' Jogja.
Salah satu tips aman dari klitih yang disampaikan customer ke Mas Sam'ani ternyata adalah mengendarai sepeda motor di jalur cepat. Ternyata, biasanya pelaku klitih beraksi di jalur lambat.
Tips berikutnya adalah, jika sudah merasa diikuti oleh terduga klitih, segera mencari tempat ramai dan terang. Misalnya, berhenti di minimarket, masuk ke parkiran hotel atau kafe.
Tak cuma itu, ternyata Mas Sam'ani juga aman dari klitih karena atribut yang digunakan. Apalagi kalau bukan peralatan tambal ban.
Menurut pelanggan, pelaku klitih yang 'tahu aturan' tidak akan menyerang orang sembarangan. Apalagi orang yang sedang bekerja, seperti ojek online, tambal ban panggilan, dan lain sebagainya.
Namun, mendengar customer-nya kala itu tahu betul seluk beluk klitih, Mas Sam'ani malah deg-degan. Ternyata benar saja, customer-nya adalah anak klitih yang sedang menuju hijrah.
"Dia udah tobat, tapi gara-gara mau keluar dari genk, dia malah diincar. Masuknya susah, keluar dari genk-nya juga susah," kata mas Sam'ani kepadaku.
Masih banyak cerita lain yang dikisakan Mas Sam'ani. Termasuk soal tambal ban panggilan (online) vs tambal ban konvensional, ditipu customer, dan-lain. Wis pokoke sehat-sehat yo mas tambal_ban_panggilan_jogja1987, nyaris 24 jam kerja mencari pundi-pundi rupiah soalnya.
Tag
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Prediksi Besaran Upah Minimum Jogja 2025 dan Tanggal Penetapannya
-
Night Drive Maut Mahasiswa di Jogja, Dari Buka Celana Sampai Berakhir di Penjara
-
Arjuna Apartment Dukung Ngayogjazz, Sinergikan Budaya Lokal dan Modernitas
-
Kronologi 'Nyuwun Sewu' Keraton Jogja Gugat PT KAI Seribu Perak
-
Candi Sojiwan, Candi Bercorak Buddha yang Tersembunyi di Prambanan
Kolom
-
Wapres Minta Sistem Zonasi Dihapuskan, Apa Tanggapan Masyarakat?
-
Ilusi Uang Cepat: Judi Online dan Realitas yang Menghancurkan
-
Dukungan Jokowi dalam Pilkada Jakarta: Apa yang Bisa Kita Pelajari?
-
Polemik Bansos dan Kepentingan Politik: Ketika Bantuan Jadi Alat Kampanye
-
Regenerasi Terhambat: Dinasti Politik di Balik Layar Demokrasi
Terkini
-
Ulasan Buku Tahu Gak Tahu, Bahas Fenomena Sosial Lewat Ilustrasi yang Unik
-
Piknik Bersama Maut: Film Pendek yang Ajarkan Pentingnya Menikmati Hidup
-
3 Varian Serum dari Bio Beauty Lab, Ampuh Atasi Kulit Kusam hingga Penuaan
-
Review Film River, Terjebak dalam Pusaran Waktu
-
Sudah Dapatkan Ole Romeny, PSSI Rupanya Masih Berburu Striker Keturunan