Dibandingkan instrumen lain, ternyata investasi properti menawarkan profit paling tinggi. Fakta itu bukan tanpa alasan, tapi seiring pertumbuhan penduduk baru menjadi salah satu faktor kebutuhan hunian terus meningkat serta bisnis properti cukup menjanjikan.
Riyan Permana Promotion PT. Sinarmandala Bangunlestari (Lestari Group) membenarkan bahwa investasi properti mempunyai ciri khas tersendiri. “Di satu sisi tidak likuid, tapi di sisi lain sangat likuid. Agar investasi properti likuid, dibutuhkan momen yang tepat dalam berinvestasi properti, sehingga bisa naik dengan cepat,” papar Riyan Permana.
Ia menambahkan terkait mindset banyak orang bila investasi properti membutuhkan modal besar. “Padahal itu pemikiran yang salah, karena beli properti ini pun pada awalnya bisa menggunakan DP yang rendah, mulai 0–10 persen, dan dicicil melalui bank,” kata Riyan Permana yang hobi traveling ini.
Kemudian tingginya harga properti masih bisa menggunakan modal yang relatif kecil untuk membelinya. “Apalagi, sambil menunggu cicilan lunas properti bisa disewakan sehingga uang sewa itu bisa dimanfaatkan untuk menutupi cicilan bank. Nah, kalau sudah lunas bisa dijaminkan dan uangnya bisa diinvestasikan kembali,” tambah Pria asal Bogor tersebut.
Selain itu, Riyan menambahkan yang paling menarik investasi properti yaitu fisiknya sudah jelas serta sulit untuk dicuri dan dengan waktu yang tepat dalam pembelian harganya bisa naik.
“Investasi properti itu, tak terfokus pada cuan tapi belinya harus tepat. Contohnya melihat prospek lokasi. Harus bisa punya properti yang baik karena setiap proyek dan unit ada keunggulan masing-masing. Misalnya, bagaimana melihat perkembangan kawasan internalnya, apakah ada area komersial didalamnya atau tidak itu sangat penting,” ujarnya.
Menurut pria pemilik hobi traveling tersebut, beberapa fasilitas yang dekat lokasi properti yang akan dibeli menjadi sangat penting karena faktor pendongkrak keuntungan. Salah satunya seperti pembangunan infrastruktur yang akan datang.
“Misalnya apakah nantinya akan akses LRT atau sejenisnya. Analisa itu perlu dilakukan untuk memperoleh keuntungan dalam berinvestasi properti apalagi dalam kondisi masih inden,” pungkas Riyan Permana.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Prabowo Ingin Ekonomi RI Terbang 8 Persen, Faktanya Tahun Depan Makin Berat
-
Menko Airlangga: Indonesia Siap Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari Amerika Serikat
-
Kemenperin Mau Ubah Aturan TKDN usai Apple 'Sogok' Investasi Rp 1,5 Triliun
-
Kemeperin Akui Investasi Apple ke RI Rp 1,5 T Tidak Adil, Singgung India-Vietnam
-
Kemenperin Ungkap Isi Proposal Investasi Apple ke Indonesia, Ada Pembangunan Pabrik
Kolom
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
Indonesia ke Piala Dunia: Mimpi Besar yang Layak Diperjuangkan
-
Wapres Minta Sistem Zonasi Dihapuskan, Apa Tanggapan Masyarakat?
-
Ilusi Uang Cepat: Judi Online dan Realitas yang Menghancurkan
-
Dukungan Jokowi dalam Pilkada Jakarta: Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Terkini
-
Belajar Percaya Diri Melalui Buku The Power of Confidence Karya Palupi
-
Jesse Eisenberg Resmi Jadi Sutradara Film Musikal Bergenre Komedi
-
Hanya Hadapi Anders Antonsen, Jonatan Christie Berpeluang Raih Gelar Juara
-
3 Varian Serum dari Hada Labo, Ampuh Hidrasi Kulit Kering dan Atasi Penuaan
-
Hakikat Kebebasan, Novelet Kenang-kenangan Mengejutkan Si Beruang Kutub