Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Fahmi Nurdian Syah
Ilustrasi menangis. (Pixabay/StockSnap)

Bagiku, hal yang tak terlupakan pada tahun 2021, adalah saya yang harus berpisah dengan seorang tersayang untuk selama-lamanya. Hubungan yang sudah berjalan lama ini harus kandas begitu saja di kala saya baru meraba-raba tentang jati diri. Kala itu, kita harus berhubungan secara long distance relationship. Ya, kita terpisah jarak yang begitu jauh. Saya tinggal di Kudus. Sementara ia menetap di Tangerang, ikut dengan saudara lainnya.

Tepat pada bulan Februari di tahun 2021, ia hendak menemuiku di Kudus. Saat itu, ia bersama dengan keluarga menggunakan kendaraan pribadi, menempuh jalur darat. Hatiku sangat senang sekali. Sebab, rasa rindu yang sudah sangat memucak segera bisa terobati.

Namun naas, belum sampai rumah, tersiar kabar duka, bahwa kendaraan yang ditumpanginya mengalami kecelakaan. Kian kelabu lagi, ternyata ia meninggal di tempat kejadian. Mendengar kabar itu, hatiku seketika langsung hancur. Tak tahu harus berbuat apa. Jujur, sempat tak percaya, tapi inilah kenyataannya.

Aku harus menerima duka dengan hati yang ikhlas, supaya ia tenang di alam sana. Ya, agar ia mendapatkan cahaya yang terang di alam kubur sana. Ia adalah nenekku. Nenek dari ayah kandungku, yang ikut merawatku semenjak kecil hingga menuju remaja.

Namun setelah itu, nenek harus pergi ke Tangerang untuk ikut saudara di sana. Setiap hari, kita hanya sekedar meluapkan rasa rindu dengan cara video call melalu saudara yang ada di sana.

Banyak sekali kenangan saya bersamanya. Waktu kecil, saya sering dinasihati supaya bisa menjadi orang yang berguna di masa mendatang. Sering juga nenek bercerita tentang pengorbanan hidup orang pada zaman dulu.

Jadi, bagiku, mendengar cerita itu, membuatku merasa termotivasi untuk belajar lebih giat lagi. Bukan tanpa sebab, hal ini supaya orang-orang pada zaman dulu bisa bahagia melihat generasi muda penerusnya.

Untuk nenek yang baik hati, saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, lantaran telah mendidikku dengan hati yang ikhlas. Pengorbananmu untuku selama ini tidak akan pernah saya lupakan. Doaku untukmu semoga kamu sudah tenang di alam sana.

Fahmi Nurdian Syah