Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Ridho Hafiedz
Ilustrasi buku sebagai penggambaran sastra. (Pixabay/Comfreak)

Berbicara mengenai sastra pasti satu hal yang langsung terlintas adalah sebuah karya berbentuk puisi, drama, prosa atau novel. Memang benar adanya, sastra dapat terlahir dalam bentuk karya-karya tersebut yang tercipta berdasarkan daya kreatifitas seorang pengarang.

Sastra merupakan imajinasi yang lahir karena ketekunan dan kreatifitas pengarang setelah mereka merefleksikan keadaan lingkungan sosial hidupnya. Biasanya sastra dikreasikan  dan ditafsirkan yang melalui bahasa dan diekspresikan melalui bentuk karya sastra berupa puisi, drama, prosa atau novel yang dibuat berdasarkan unsur ektrinsik berupa latar belakang pengarang.

Jadi, sebenarnya apa yang dimaksud dengan sastra secara umum?

Definisi Sastra Secara Umum

Secara etimologi (bahasa), kata sastra berasal dari bahasa latin yaitu ‘’literature'' atau yang dialihbahasakan menjadi bahasa Indonesia menjadi literatur (litera : karya tulis). Lalu pada bahasa Indonesia sendiri sastra berasal dari kata serapan bahasa sansekerta yaitu kata serapan dari bahasa Sanskerta yaitu ‘’shaastra’’, yang artinya adalah teks pemberi pedoman.

Kata ‘’Shaastra’’ berasal dari dua  kata dasar yaitu ‘’shaas-‘’ yang artinya mengarahkan, mengajar, dan memberi petunjuk, dan ‘’tra’’ yang artinya alat atau sarana. Jadi kesimpulannya yaitu bahwa sastra adalah suatu alat dan sarana untuk memberi pelajaran dan pemberi petunjuk yang baik.

Sependapat dengan pernyataan pengertian sastra secara etimologis di atas, menurut (Teeuw, 2013) dapat diperoleh kesimpulan bahwa sastra adalah alat yang berfungsi untuk mendidik dan memberikan pengetahuan kepada seseorang yang membacanya. Selain itu, sastra merupakan sebuah inspirasi dan imajinasi pengarang yang direalisasikan ke dalam bentuk karya dengan keindahan batin yang dapat dinikmati oleh pembaca melalui pikiran dan perasaan.

Oleh karena itu, kegiatan sastra dilakukan dengan kesiapan unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, dan semangat agar dalam prosesnya dapat memperoleh fungsi kegiatan sastra dengan baik. Sementara, menurut ahli yaitu salah satunya adalah Mursal Esten menyebutkan bahwa sastra adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia.

Berdasarkan pernyataan tersebut ternyata diperoleh wawasan dan pertanyaan baru mengenai fungsi sastra sebenarnya. — Apakah fungsi sastra memiliki efek positif kepada kehidupan masyarakat atau hanya sekeder media hiburan saja? berikut akan penulis sampaikan mengenai fungsi sastra sebenarnya, yaitu sebagai berikut.

Fungsi atau Peranan Sastra dalam Kehidupan Manusia

Sastra adalah suatu bagian dari keanekaragaman budaya. Maka dari itu sastra termasuk ke dalam aspek penting kehidupan masyarakat suatu bangsa. Menurut  (Teeuw, 1988) sastra memang tidak senantiasa dekat dengan praktik kehidupan masyarakat sehari-hari, namun sastra dan kehidupan masyarakat tetap berhubungan satu sama lain walaupun hubungannya terlihat sangat kompleks.

Hubungan antara sastra dan kehidupan manusia tidak bisa terpisahkan dikarenakan suatu sastra merupakan suatu cerminan dari masyarakat dan masyarakat itu sendiri merupakan sumber inspirasi sastrawan dalam mengarang karya sastranya (Damono, 2002; Dubey, 2018; Duhan, 2015; Wellek & Warren, 1970).

Pada dasarnya fungsi terdapat dua fungsi utama sastra dalam pemerolehan manfaatnya terhadap pembaca yaitu secara umum sastra memiliki dua fungsi seperti pendapat dari seorang ahli yaitu Horatius. Sastra memiliki dua fungsi yaitu ‘’dulce et utile’’ yang diambil dari dua kata ‘’dulce’’ (sweet) yang memiliki artian kenikmatan atau sesuatu yang menyenangkan dan ‘’utile’’ (useful) yang memiliki artian isinya berguna dan mendidik. 

Sejalan dengan pendapat tersebut Bressler (1999:12) berpendapat bahwa sastra memiliki fungsi utama sebagai ‘’to teach’’ yang artinya adalah utnuk mengajar yaitu sastra memberikan nilai-nilai positif yang bisa menjadi sumber pendidikan dan pengembangan karakter pembacanya dan ‘’to entertain’’ yang artinya adalah untuk menghibur yaitu sastra akan menghasilkan kegembiraan tersendiri dalam diri seorang yang membacanya.

Dalam hal ini menurut (Sarumpaet, 2010 : 1) berpendapat bahwa pada akhirnya sastra memampukan manusia menjadi lebih manusia dengan mengenal dirinya sendiri, mengenal sesama manusia dan permasalahan kemasyarakatan serta lingkungannya. Selain fungsi utama yang sudah dijelaskan di atas, ternyata ada beberapa fungsi dari adanya sastra yang sangat bermanfaat untuk kehidupan masyarakat. Penjelasannya adalah sebagai berikut.

1. Fungsi Rekreatif 

Rekreatif, yakni sastra memiliki fungsi untuk memberikan rekreasi imajinasi yang dapat memberikan efek hiburan dan kegembiraan bagi pembacanya. Bagi beberapa orang terutama yang gemar dalam membaca, pastinya kegiatan membaca akan menjadi hiburan tersendiri baginya.

Sastra biasa menceritakan tentang suatu peristiwa yang terdiri dari berbagai karakter, konflik dan alur-alur yang menarik sehingga seakan-akan pembaca ikut merasakan situasi yang ada pada karya sastra. Maka dari itu terkadang sastra memberi kenikmatan hiburan bagi pembacanya apalagi dengan bentuk dan genre yang bervariasi tidak akan cepat membuat bosan dalam membacanya.

2. Fungsi Didaktif

Didaktif, yakni sastra sebagai media pendidikan. sastra memiliki fungsi untuk memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai kehidupan kemasyarakata. Pada dasarnya setiap sastra atau karya sastra memiliki nilai-nilai penting atau ilmu baru yang bermanfaat untuk kehidupan.

Nilai-nilai tersebut bisa didapatkan berdasarkan dialog-dialog dan konflik karakter yang terdapat dari karya sastra atau berasal dari ungkapan-ungkapan pengarang yang indah namun tesirat makna di dalamnya. Sastra memberikan realisasi terhadap kehidupan manusia yang tidak bisa dirasakan oleh manusia itu sendiri pada kehidupan nyatanya.

3. Fungsi Estetis

Estetis, sastra adalah keindahan imaji pengarang terhadap kehidupan masyarakat sebenarnya yang bahkan tidak bisa dirasakan manusia pada kehidupan nyata. Pada hakikatnya sastra harus menghadirkan keindahan melalui dunia seni berupa tulisan untuk penikmatnya.

fungsi estetis memang fokus terhadap nilai keindahan dan nilai lainnya yang membuat hati penikmatnya bahagia. Biasanya dalam fungsi estetis, karya sastra berbentuk lukisan ataupun syair puisi yang menyentuh, dan alunan lagu serta musik.

4. Fungsi Religius

Religius, yakni sastra memiliki fungsi untuk memuji keagungan tuhan sebagai rasa syukur kepadanya karena telah menciptakan kehidupan manusia dan alamnya. Selain itu, fungsi ini bermanfaat untuk menciptakan rasa kasih dan sayang sesama manusia agar terciptanya keseimbangan alam. Sudah selayaknya bahwa sastra tidak menghilangkan unsur agama di dalamnya dan harus tetap menghormati agama apapun di dunia ini. 

5. Fungsi Moralitas

Moralitas, yakni sastra berfungsi sebagai penyampai informasi terkait gambaran tindakan apa yang bisa mencerminkan moral baik dan moral yang buruk. Banyak dari bentuk-bentuk dari karya sastra yang mengangkat suatu hal yang mencerminkan bahwa moral baik akan lebih mulia dan dihormati dibandingkan dengan moral yang buruk.

Oleh karena itu, hal ini memberikan cerminan dan pesan moral bahwa setiap manusia agar untuk selalu melakukan kebaikan kepada sesamanya dalam kehidupan sehingga dapat terciptanya rasa aman dan kedamaian.

Dapat diperoleh kesimpulan bahwa banyak nilai-nilai yang bisa didapatkan dalam mempelajari dan membaca sastra. Bukan hanya sekadar mendapatkan pendidikan dan menghibur tetapi nilai positif yang berguna untuk kehidupan masyarakat juga timbul dan dipesankan melalui keindahan-keindahan tulisan dan imaji seorang sastrawan.

Ridho Hafiedz

Baca Juga