Latah sosial adalah fenomena yang sedang marak yang terjadi pada masyarakat. Latah sosial lebih banyak muncul melalui sosmed (sosial media). Dengan kemampuan internet yang dapat menjangkau dalam skala luas, dengan waktu yang singkat, fenomena latah sosial akan dapat dengan mudah terjadi di internet, khususnya media sosial. Latah sosial yang dimaksud bisa berupa postingan atau konten.
Dengan adanya media sosial, TikTok, bahkan YouTube, masyarakat akan semakin mudah mengalami latah sosial. Konten TikTok misalnya. Konten TikTok adalah contoh dari latah sosial yang dapat dengan mudah ditemui. Konten-konten di TikTok memanfaatkan latah sosial menjadi sebuah konten yang tentunya menarik perhatian. Dengan beragam versi, konten di TikTok dikemas secara menarik, tapi tetap dengan balutan yang sama, dengan jogetan yang sama, tapi orang yang berbeda.
Akhir-akhir ini juga sedang banyak latah sosial terkait parodi video klip lagu Yang Terdalam dari salah satu band terkenal di Indonesia. Bahkan sampai ada orang gila yang dibuat konten untuk parodi lagu Yang Terdalam. Ada juga ada seorang laki-laki memegang plastik besar bersisi es teh yang dijadikan parodi lagu Yang Terdalam. Konten -konten tersebut mendapatkan perhatian dari penonton atau masyarakat, luar biasa!
Positif dan negatif
Fenomena latah sosial ini memiliki sisi positif dan sisi negatif. Sisi positif yang bisa diambil adalah, sekarang ini hal-hal yang bersifat Out Of The Box memiliki kesan tersendiri atau daya tarik tersendiri di kalangan masyarakat. Banyak yang memanfaatkan latah sosial ini menjadi ladang untuk menarik keuntungan. Dengan perhatian yang besar, maka banyak dari instansi-instansi, perusahaan-perusahaan atau para pebisnis memanfaatkan latah sosial ini dengan membuat konten agar dapat menarik perhatian yang tentu akan menimbulkan keuntungan.
Parodi lagu Yang Terdalam ini sangat beragam bentuknya, Dari orang gila sampai perusahaan yang membuat konten parodi lagu Yang Terdalam untuk menarik perhatian dan mencari keuntungan. Sah-sah saja dan boleh-boleh saja memang, asalkan tidak merugikan orang lain. Sebab, pada saat ini, kreativitas mutlak diperlukan untuk menhadapi persaingan yang semakin ketat, khususnya dalam persaingan bisnis. Membuat konten yang sedang viral menjadi salah satu cara yang terbukti efektif untuk mendapatkan perhatian, terlebih lagi mendapatkan keuntungan.
Namun, dampak negatif dari latah sosial ini juga ada. Khususnya jika hal-hal sebagaimana dibuat latah sosial adalah konten yang melanggar aturan hukum atau melanggar norma di masyarakat. Hal ini yang akan menjadi masalah di tengah-tengah masyarakat.
Pintar dan bijaksana dalam bertindak
Pintar dan bijaksana dalam bertindak adalah hal yang harus dimiliki dalam menghadapi fenomena latah sosial ini. Masyarakat harus pintar dalam memilih postingan-postingan atau konten-konten yang ada, sesuai dengan Undang-undang (UU) No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaiakan Pendapat di Muka Umum.
Masyarakat bebas menyampaiakan pendapat dan berekspresi. Namun, semua itu ada aturan dan batas-batas norma yang perlu diperhatikan, bijaksana dalam bertindak, dan menyikapi perkembangan di tengah-tengah masyarakat. Dengan seperti itu, latah sosial akan dapat bermanfaat dengan positif dan akan memberi keuntungan bagi masyarakat.
Tag
Baca Juga
-
Program Makan Bergizi Gratis: Berkah atau Beban? Menanti Hasil dan Manfaat di Tengah Anggaran Fantastis
-
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Gelar Seminar Pencegahan Stunting
-
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping Berpartisipasi di MJE 2023
-
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Gelar Peringatan World Prematurity Day 2023
-
Ini 7 Tips Membersihkan Sistem Komputer agar Mendapatkan Performa Optimal
Artikel Terkait
-
Profil UD Sentoso Seal, Distributor Oli yang Tahan Ijazah dan Potong Gaji Karyawan Jika Salat Jumat
-
Jualan Bakso dengan Gerobak? Sorry, di Kalimantan Sudah Pakai Avanza!
-
Berapa Tarif Konten Eksklusif Instagram Dilan Janiyar? Dituduh Jual Kesedihan oleh Netizen
-
Pasien Speak Up tentang Kelakuan Oknum Dokter Nambah Lagi, Kali ini Terjadi di Malang
-
Mengenal Pencipta Lagu 'Stecu Stecu', Kini Viral di TikTok Usai Dibawakan Faris Adam
Kolom
-
Ngopi Sekarang Bukan Lagi Soal Rasa, Tapi Gaya?
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
Komitmen Relawan Mahasiswa, Sekadar Formalitas atau Pilihan Hati?
-
Menelisik Jejak Ki Hadjar Dewantara di Era Kontroversial Bidang Pendidikan
-
Nilai Tukar Rupiah Loyo, Semangat Pengusaha Jangan Ikut-ikutan!
Terkini
-
Ulasan Novel Jar of Hearts: Terungkapnya Kasus Pembunuhan Setelah 15 Tahun
-
Penampilan Jang Wonyoung di Acara Pop-Up Innisfree Tarik Perhatian Netizen: Seperti Peri!
-
4 Drama Korea dengan Latar Restoran, Bikin Ngiler dan Baper Sekaligus!
-
Menangis Bukan Berarti Lemah, 5 Karakter Anime Buktikan Kekuatan Air Mata
-
5 Film Korea 2025 Beragam Genre yang Pantang Buat Kamu Lewatkan, Ada Mickey 17