Saya memiliki teman seorang penulis yang, entah mengapa, tiap menulis kata "ekskul" di status media sosialnya selalu ditulis "eskul". Saya merasa yakin kalau teman saya itu sebenarnya mengetahui cara penulisan kata "ekskul" yang tepat, mengingat tulisannya telah banyak dimuat di berbagai media massa yang tersebar di berbagai daerah di negeri ini.
Iseng, saya coba mengetik arti kata "eskul" di mesin pencarian Google. Alih-alih menemukan artinya, saya malah menjumpai kesalahan penulisan pada kata "ekskul" di website milik sebuah sekolah menengah atas. Kesalahan penulisan tersebut terlihat sangat mencolok karena dijadikan judul tulisan.
Ternyata sekolah yang mestinya menjadi tempat rujukan ilmu pengetahuan (dalam hal ini pengetahuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar) masih mengalami kekeliruan dalam menuliskan kata "ekskul" menjadi "eskul" sebagaimana kerap dialami oleh teman saya.
Saya lantas berpikir, jangan-jangan kesalahan dalam menulis kata "ekskul" tersebut lantaran sebagian orang (terlebih penulis) lebih enak dan nyaman menulis eskul ketimbang ekskul? Sebagaimana sebagian penulis yang masih kerap keliru menulis kata "sekadar" menjadi "sekedar", "mengubah" menjadi "merubah", "napas" menjadi "nafas", karena mungkin menganggap lebih enak saat ditulis dan diucapkan?
Baiklah. Mari kita kembali ke pokok pembahasan tentang kata "ekskul" yang oleh teman saya masih kerap tertulis "eskul" tersebut. Ekskul, sebagaimana dimaklumi bersama, merupakan singkatan dari ekstrakurikuler. Wikipedia mencatat, ekstrakurikuler ialah kegiatan non-pelajaran formal yang dilakukan peserta didik sekolah atau universitas, umumnya di luar jam belajar kurikulum standar. Tujuannya agar siswa (dan mahasiswa) dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik.
Kegiatan ekskul, bila diberdayakan dengan baik tentu akan menghasilkan pribadi-pribadi tangguh di masa depan. Karena potensi dan bakat mereka yang selama ini terpendam akhirnya tersalurkan sekaligus mendapat bimbingan dari pihak ang berkompeten di bidangnya. Sayang, kegiatan ekskul kadang hanya sebatas formalitas. Semacam kegiatan tambahan, sekadar menambah nilai penunjang kenaikan kelas dan kelulusan. Parahnya lagi bila para pembimbing eksul tersebut ternyata tak memiliki kecakapan alias tak berkompeten di bidang yang akan diajarkan.
Bagi saya pribadi, kekeliruan penulisan kata "ekskul" menjadi "eskul" masih dapat dimaklumi bila orang tersebut belum tahu cara penulisan yang benar. Permakluman ini tentu tak berlaku bagi mereka yang sudah tahu cara penulisan yang tepat tapi dengan "sengaja" menyalahi kaidah berbahasa yang sudah ditetapkan.
***
Baca Juga
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
Ulasan Buku Setengah Jalan, Koleksi Esai Komedi untuk Para Calon Komika
Artikel Terkait
-
Tidak Disiplin, Kepsek di Suti Semarang Langsung Diganti Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis
-
Tunggu Anak Gadisnya Turun dari Angkot Sambil Bawa Payung, Bapak-bapak Ini Bikin Publik Tersentuh
-
706 Sekolah Ditutup Karena Kasus Covid-19, Wagub DKI Klaim PTM Berjalan Tanpa Kendala Berarti
-
Penularan Covid-19 di SMAN 2 Bantul Meluas, 97 Orang Terkonfirmasi Positif
Kolom
-
Mengenal Lebih Dalam Dunia Film Surealis yang Aneh tapi Memikat
-
Seragam vs Streetwear! Pencarian Diri di Antara Aturan dan Kebebasan
-
Di Balik Dinding Akademik: Kampus dan Luka yang Tak Terlihat
-
Luka Psikologis yang Tak Terlihat di Balik Senyum Ibu Baru
-
Mindful Eating atau Makan Sambil Scroll? Dilema Makan Sehat dan Screen Time
Terkini
-
Netflix Buka Suara Soal Yeji ITZY Gabung Alice in Borderland Season 3
-
4 Klub Unggas Sudah Berjaya di Tahun 2025, tapi Masih Ada Satu Lagi yang Harus Dinantikan!
-
Haechan akan Merilis Lagu The Reason I Like You, OST Second Shot At Love
-
Film Animasi KPop Demon Hunters Umumkan Jajaran Pengisi Suara dan Musik
-
Wacana BRI Liga 1 Tambah Kuota 11 Pemain Asing, Ini 3 Dampak Negatifnya