Gelar pendidikan seseorang mungkin menjadi tolok ukur dari taraf hidup seseorang. Bukan hanya itu, gelar pendidikan juga sering menjadi persyaratan ketika seseorang masuk ke dunia kerja. Menurut studi Harvard Business School 2017, lowongan pekerjaan yang mencantumkan persyaratan gelar sarjana sebagai syarat pekerjaan naik 10%. Studi yang sama juga mengungkap bahwa sembilan dari sepuluh unggahan lowongan pekerjaan yang meminta gelar sarjana.
Mengapa memerlukan gelar ketika tugas dan tanggung jawab pekerjaan itu sama dan tidak peduli berapa banyak pendidikan yang dimiliki seorang karyawan?
Studi dari Harvard Business School ini menemukan bahwa para petinggi perusahaan percaya bahwa pelamar dengan gelar sarjana lebih siap kerja daripada mereka yang tidak memiliki gelar pendidikan. Secara khusus, penyedia lapangan kerja merasa bahwa kandidat dengan gelar memiliki lebih banyak hard skill dan soft skil daripada kandidat non-gelar. Jika hard skill bervariasi sesuai bidangnya, soft skill yang diinginkan umumnya sama di seluruh bidang termasuk keterampilan komunikasi verbal dan kemampuan untuk membimbing staf lain atau managerial.
Namun, pada saat yang sama, para petinggi juga mengakui bahwa memiliki gelar sarjana tidak menjamin bahwa seorang kandidat akan lebih baik dalam pekerjaan daripada seseorang yang tidak memiliki gelar. Misalnya, para petinggi atau recruiter merasa bahwa tingkat produktivitas tidak berbeda antara karyawan bergelar dan tidak bergelar dan tingkat retensi tetap sama antara pekerja dengan dan tanpa gelar.
Meskipun para petinggi perusahaan mencatat bahwa memiliki gelar tidak menjamin seorang kandidat akan menjadi karyawan yang lebih baik, beberapa perusahaan masih mengharuskan pelamar memiliki gelar mereka. Hal ini juga termasuk dalam penyetaraan posisi pelamar kerja sehingga lebih mudah beradaptasi dengan perubahan organisasi perusahaan.
Pada dasarnya, semua bergantung pada kebutuhan perusahaan dan kinerja para pekerja. Untuk itu, perlunya keseimbangan para pekerja untuk mendapatkan hard skill dari gelar yang didapatkan dan mengembangkan soft skill sebagai kemampuan di luar hard skill.
Pengalaman juga tidak kalah penting dari sebuah gelar. Misalnya, kamu ingin melamar pekerjaan di bidang pemasaran. Maka dari itu, setidaknya cobalah untuk meningkatkan kemampuan softskill di bidang pemasaran sehingga kemampuanmu bisa diperhitungkan untuk menjadi seorang pekerja.
Oleh karena itu, secara harfiah keduanya pengalaman dan gelar pendidikan memiliki arti penting yang sama dan disesuaikan dengan kebutuhan. Namun di era sekarang, setidaknya ada hal yang bisa menjadi peganganmu sebagai pekerja agar bisa menyesuaikan diri dan melakukan pengembangan diri sejak dini.
Baca Juga
-
Jangan Bingung, 9 Langkah Ini Bisa Kamu Lakukan saat Merasa Stuck
-
Kamu Tidak Perlu Merasa Bersalah atas 6 Hal ini, Bentuk Cinta Diri Sendiri!
-
Bukan Hanya Soal Gaji, Ini 6 Alasan Karyawan Mau Bertahan di Perusahaan
-
7 Cara yang Bisa Kamu Terapkan Agar Pengeluaran Tidak Membengkak
-
7 Tanda Kamu Termasuk Orang yang Fast Learner, Salah Satunya Tidak Takut Salah!
Artikel Terkait
Kolom
-
Sekolah Membunuh Rasa, Lalu Apa Kabar Kreativitas Kita?
-
Menggugat Obsesi Industri Film Perihal Debut Sutradara
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Ungkap Masalah Gizi MBG dan Luka di Meja Makan Sekolah, Apa Ada yang Salah?
-
Beban Kelompok: Dari Drama Numpang Nama sampai Fenomena Social Loafing
Terkini
-
Resmi Menikah! Selena Gomez dan Benny Blanco Gelar Pesta Bertabur Bintang
-
Real atau AI? Foto Pratama Arhan dan Putri Azzralea Ramai Dibahas Warganet
-
Ayah Nissa Sabyan Buka Suara Soal Isu Kehamilan, Ini Faktanya!
-
Anti Kusam! 4 Brightening Sunscreen Niacinamide Harga Rp50 Ribuan
-
Sanksi FIFA dan Impian Malaysia Menuju Piala Asia 2027 yang Kini di Ujung Tanduk