Setiap orang tentu ingin memiliki karier atau pekerjaan yang cemerlang. Namun, karier cemerlang saja ternyata belum cukup. Sebab ada hal yang lebih penting dari semua itu, yakni menyukai bidang yang ditekuninya tersebut. Tanpa menyukai apa yang kita kerjakan, tentu akan membuat kita merasa tertekan serta tersiksa lahir dan batin, meskipun gaji yang kita dapatkan besar.
Berapa banyak orang-orang yang memiliki pekerjaan yang terlihat cemerlang, tapi pada akhirnya mereka memilih resign atau mengundurkan diri dari perusahaan tempatnya bekerja. Alasannya tentu beragam. Misalnya, karena mereka merasa sudah tak cocok dengan sistem kerja di perusahaan tersebut, atau bisa jadi lingkungan kerja mereka tak sehat, sesama rekan kerja saling sikut dan menjatuhkan misalnya.
Pekerjaan, apapun itu bentuknya, dan seberapa besar gajinya, memang tak menjamin seseorang merasa nyaman menjalaninya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Salah satu faktornya karena dia melakukan pekerjaan yang tak sesuai bidang atau minatnya. Bukan bidangnya menjadi guru misalnya, tapi terpaksa terjun di dunia keguruan, disebabkan paksaan dari orangtua yang menginginkan anaknya menjadi pegawai negeri.
Maka tak heran bila ada guru yang memilih resign kerja dan memilih menekuni profesi lain karena merasa tak kuat melakukan pekerjaan yang bertentangan dengan potensi dalam jiwanya.
Mengerjakan sesuatu hal yang bukan bidangnya memang membuat kita tersiksa dan tak bahagia. Bicara tentang makna kerja, ada penjelasan menarik dalam buku Mantra, The Power of Word, karya Antoni Ludfi Arifin. Dia menjelaskan bahwa “kerja” adalah sebuah kata yang berarti melakukan sesuatu. Namun, kerja dalam konteks ini bukanlah melakukan sesuatu yang terbayarkan oleh uang atau materi.
Kerja yang dimaksud adalah melakukan sesuatu dengan keikhlasan dan kebahagiaan secara terus-menerus dengan menggunakan seluruh potensi kekuatan diri (pikiran, fisik, dan waktu). Tujuannya adalah manfaat finansial dan emosional atas jerih payah tersebut. Manfaat finansial dan emosional adalah tujuan siapa pun dalam bekerja. Kita tidak dapat menafikan: kerja adalah untuk uang dan haruslah menyenangkan (Mantra, The Power of Word, halaman 60).
Semoga kehadiran buku Mantra, The Power of Word karya Antoni Ludfi Arifin dapat membuat pembaca termotivasi untuk melakukan pekerjaan sesuai bidangnya.
Baca Juga
-
Rahasia Kebahagiaan dalam Buku 'Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan'
-
Cara Menghadapi Ujian Hidup dalam Buku Jangan Jadi Manusia, Kucing Aja!
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Ulasan Buku Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata, Gunakan Masa Muda dengan Baik
-
Panduan Mengajar untuk Para Guru dalam Buku Kompetensi Guru
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Bertajuk Selamat Datang Bulan, Kumpulan Puisi Ringan dengan Makna Mendalam
-
Ulasan Buku Period Power, Meningkatkan Produktivitas Saat Datang Bulan
-
Jenis Pekerjaan yang Aman dari Ancaman di Masa Depan
-
Semangat Menggapai Cita-Cita dalam Buku Mimpi yang Harus Aku Kejar
-
Medina Dina Pernah Nikah sebelum Dekat dengan Gading Marten, Ini Pekerjaan sang Mantan Suami
Ulasan
-
Kehidupan Seru hingga Penuh Haru Para Driver Ojek Online dalam Webtoon Cao!
-
Ulasan Film The French Dispact: Menyelami Dunia Jurnalisme dengan Gaya Unik
-
Ulasan Buku Bertajuk Selamat Datang Bulan, Kumpulan Puisi Ringan dengan Makna Mendalam
-
Ulasan Buku Period Power, Meningkatkan Produktivitas Saat Datang Bulan
-
Pedasnya Nendang, Icip Kuliner Cabe Ijo yang Bikin Ketagihan di Kota Jambi
Terkini
-
3 Serum yang Mengandung Green Tea untuk Kontrol Minyak Berlebih pada Wajah
-
Janji Menguap Kampanye dan Masyarakat yang Tetap Mudah Percaya
-
4 Rekomendasi OOTD Rora BABYMONSTER yang Wajib Kamu Sontek untuk Gaya Kekinian
-
Dituntut Selalu Sempurna, Rose BLACKPINK Ungkap Sulitnya Jadi Idol K-Pop
-
Review Film The Burial, Kisah Nyata Pengacara yang Menemukan Sahabat Sejati