Generasi Z dihadapkan dengan berbagai isu terkait dengan kehidupan mereka di era modern. Salah satu permasalahan yang mereka hadapi adalah pilihan karier dan bidang yang digeluti untuk masa depan. Kompetisi di zaman kekinian menuntut mereka mengembangkan diri dan memastikan persiapan diri terhadap memasuki dunia karier. Sehingga, mereka akan tergerak untuk memasuki berbagai pilihan karier di industri-industri yang prospektif, yakni bekerja sebagai pekerja korporat di perusahaan-perusahaan ternama.
Sayangnya, ketatnya kompetisi untuk berlomba-lomba bekerja di perusahaan-perusahaan besar, menjadi salah satu penghambat ketertarikan pemuda Generasi Z untuk masuk ke dunia seni. Mereka lebih ingin mengejar industri lain yang lebih menjanjikan secara ekonomis dan bekerja sebagai pekerja korporat.
Alasan ekonomis menjadi salah satu penghambat ketertarikan pemuda dalam meniti dunia seni
Stigma terhadap dunia seni tidak menjanjikan apa-apa merupakan salah satu penghambat pemuda Generasi Z untuk terjun ke dunia seni. Bahkan mereka yang memiliki hobi, bakat, dan passion untuk menggeluti dunia seni harus sirna serta direlakan untuk mengejar industri pekerjaan yang lebih prospektif. Kata-kata penghancur semangat dari masyarakat terhadap mereka kian bermunculan, seperti "kalau kamu mau masuk seni, bisa makan apa?"
Relita berkarier di dunia seni
Nyatanya, berkarier di dunia seni merupakan ladang karier yang prospektif. Seni sebagai sebuah industri dan komunitas yang besar masih diminati oleh masyarakat. Meskipun zaman yang semakin diwarnai dengan persaingan ekonomi yang semakin ketat, kita dapat menemukan seniman-seniman muda yang masih idealis mengejar passion mereka.
Banyak tawaran pekerjaan dan proyek yang membutuhkan para penggerak seni dan kebudayaan. Berbagai pameran seni dan pagelaran kebudayaan diselenggarakan untuk turut menghidupkan dunia seni dalam negeri. Sehingga, mereka yang masih ingin masuk ke dunia seni tidak perlu khawatir akan minimnya potensi untuk memperoleh manfaat baik secara materiil maupun nonmateriil.
Tanpa ada penerus dunia seni akan kehilangan eksistensinya
Maka, membangkitkan ketertarikan pemuda Generasi Z terhadap dunia seni merupakan sebuah urgensi. Dunia seni membutuhkan karya-karya yang indah dan orisinil dari tangan-tangan pemuda. Minimnya apresiasi terhadap para seniman pemula merupakan salah satu penghambat lain dalam meningkatkan ketertarikan para pemuda untuk terjun ke dalam dunia seni. Sehingga, perlu adanya wadah yang didukung oleh para pemangku kepentingan untuk memberikan benefit dan timbal balik bagi mereka yang telah berkarya.
Mereka yang bergerak di bidang seni adalah penerus kebudayaan luhur bangsa
Seni adalah wadah untuk mengekspresikan identitas budaya suatu bangsa. Seni menjadi sebuah perantara untuk menunjukan nilai-nilai yang dijunjung tinggi baik itu nilai moral maupun estetika. Sehingga tanpa seni, kebudayaan luhur bangsa akan mengalami kehilangan eksistensi di tengah masyarakat modern. Maka dari itu, mari kita teruskan perjuangan para seniman-seniman pendahulu kita dengan turut mengapresiasi para seniman-seniman muda yang tetap melestarikan budaya luhur bangsa. Tanpa mereka, bangsa ini akan kehilangan jiwanya.
Baca Juga
-
Mengenal Orang Tua Alyssa Daguise: Calon Besan Ahmad Dhani Ternyata Bukan Sosok Sembarangan
-
Profil Hestia Faruk: Tante Thariq yang Dahulu Sempat Dikenalkan ke Fuji
-
Menentukan Monster Sesungguhnya dalam Serial Kingdom: Manusia atau Zombie?
-
5 Langkah Awal Memulai Karier sebagai Desainer Grafis, Mulailah dari Freelance!
-
Menekuni Kegiatan Content Creating: Berangkat dari Hobi Menuju Karier
Artikel Terkait
-
Serba-Serbi Profesi Ahli Parfum, Diprediksi Bakal Jadi Karier yang Diminati di Masa Depan
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
Ulasan Buku 'Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, di Mana Saja', Bagikan Tips Jago Berkomunikasi
-
Melihat Perjalanan Perupa Korsel Hyun Nahm di Indonesia Lewat Pameran Kawah Ojol
-
Kesempatan Emas! BUMN Buka Lowongan di Berbagai Posisi
Kolom
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
Indonesia ke Piala Dunia: Mimpi Besar yang Layak Diperjuangkan
-
Wapres Minta Sistem Zonasi Dihapuskan, Apa Tanggapan Masyarakat?
-
Ilusi Uang Cepat: Judi Online dan Realitas yang Menghancurkan
-
Dukungan Jokowi dalam Pilkada Jakarta: Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Terkini
-
Ulasan Buku Patah Paling Ikhlas, Kumpulan Quotes Menenangkan Saat Galau
-
Akui Man City Sedang Rapuh, Pep Guardiola Optimis Pertahankan Gelar Juara?
-
Laris Banget! Lagu 'Tak Segampang Itu' Tembus 500 Juta Streams di Spotify
-
Motor M1 Masih Bermasalah, Yamaha Minta Maaf ke Alex Rins
-
Berjaya sebagai Pembalap, Berapa Total Kekayaan Marc Marquez?