Sudah sejak tahun lalu hingga sekarang ini, aroma tidak sedap tercium dari tempat pembuangan sampah pasar, yang saat ini berada persis di depan pintu masuk utama Pasar Kranji Baru, Kota Bekasi. Aroma tidak sedap tersebut juga diperparah oleh guyuran curah hujan dan tidak adanya drainase yang memadai di sekitar tempat pembuangan sampah sementara pasar.
Lalu aroma tidak mengenakan tersebut juga diperparah lagi oleh kebiasaan buruk warga sekitar pasar yang enggan membersihkan dan terus membuang sampah sembarangan. Hal itu menyebabkan sampah tersebut terus menumpuk hingga berceceran sampai ke badan jalan, dan membuat lingkungan sekitar pasar menjadi lebih kotor saat dipandang.
Namun, menurut pengakuan pedagang sekitar, ia menuturkan mau tidak mau dan terpaksa harus berjualan berdampingan dengan tempat pembuangan sampah sementara. Kondisi pasar yang sedang dibangun ulang kembali, menjadi alasan mengapa para pedagang mau tidak mau harus berjualan di dekat tempat pembuangan sampah pasar.
Namun, kebiasaan buruk membuang sampah tersebut sebenarnya dapat diantisipasi dengan melakukan penyuluhan terhadap para pedagang dan warga sekitar pasar. Dengan melakukan pendekatan humanis dan memberikan efek jera berupa teguran keras kepada para pelanggar, diharapkan pedagang serta warga sekitar pasar dapat tersadar dan tidak lagi melakukan aktivitas membuang sampah sembarangan.
Tidak lupa juga, dibutuhkan peran pengelola pasar yang terus aktif dalam melakukan himbauan-himbauan kepada para pedagang dan warga sekitar pasar. Agar dapat terjadi perubahan sosial kearah yang lebih baik lagi, yaitu dengan terciptanya lingkungan pasar yang bersih, tidak kumuh, dan nyaman bagi para pedagang dan pelanggan pasar.
Semoga saja jika sinergi antara pengelola pasar dan para pedagang dapat berjalan dengan baik, ke depannya lingkungan pasar dapat terjaga dengan bersih. Dengan begitu, selanjutnya diharapkan dapat terjadi perubahan sosial yang besar. Perubahan ditandai oleh pergeseran perilaku yang jika sebelumnya berperilaku jorok dan tidak menjaga lingkungan, menuju yang lebih baik lagi, alias mampu membuang sampah serta membersihkan lingkungan sekitar. Hal ini akan menciptakan kebersihan dan kenyamanan, karena pasar terbebas dari sampah yang berserakan.
Baca Juga
Artikel Terkait
Kolom
-
Banjir Aceh-Sumatera: Solidaritas Warga Lari Kencang, Birokrasi Tertinggal
-
Self-esteem Recovery: Proses Memulihkan Diri setelah Mengalami Bullying
-
Silent Bullying: Perundungan yang Tak Dianggap Perundungan
-
Generasi Muda dalam Ancaman menjadi Pelaku dan Korban Bullying
-
Kenapa Gen Z Menjadikan Sitcom Friends sebagai Comfort Show?
Terkini
-
Mental Baja, Asnawi Mangkualam Sentil Federasi: Harusnya Lindungi Tim Kami
-
Cantik Nggak Harus Mahal, Inilah 5 Tips Tampil Alami dan Tetap Glowing
-
5 Rekomendasi Drama China Zhao Yaoke, Mantan Member KOGIRLS
-
Punya Mata Batin, Sara Wijayanto Akui Belajar dari Makhluk Tak Kasat Mata
-
Niatnya Bikin Konten Nakal di Bali, Bintang OnlyFans Ini Malah Berakhir Didenda dan Dideportasi