Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Fatson Tahya
Tumpukan sampah di salah satu depo di Kota Yogyakarta karena TPA Piyungan ditutup, Senin (9/5/2022) (ANTARA/Eka AR)

Penutupan kembali Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan atau terjadinya blokade kembali TPST Piyungan menjadikan masalah mengenai pengelolaan sampah seakan selalu berulang-ulang tanpa solusi yang tepat.

Warga memberikan beberapa tuntutan kepada Pemda DIY, seperti tuntutan mengenai keluhan air lindi (air sampah) yang mencemari lingkungan sekitar, ada juga tuntutan warga yang menginginkan TPST Piyungan ditutup permanen.

Persoalan TPST Piyungan

Persoalan TPST Piyungan sebenarnya menjadi suatu dilema. Sisi lain keberadaan TPST Piyungan sangat penting bagi pengelolaan sampah khususnya bagi Kota Yogyakarta, Kabupaten, Sleman, serta Kabupaten Bantul. Namun, sisi lain dari keberadaan TPST Piyungan adalah timbulnya “efek samping” yang timbul karena keberadaan tempat pembuangan sampah tersebut.

TPST Piyungan menjadi penampung sampah bagi Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, serta kabupaten Bantul. Dalam keadaaan blokade atau penutupan warga terhadap TPST Piyungan, maka aktivitas pengelolaan sampah menjadi terganggu, bahkan bisa dibilang lumpuh. TPST Piyungan juga menimbulkan masalah lain. Dalam hal ini masalah mengenai pencemaran lingkungan, banyak warga yang mengeluhkan limbah dari TPST Piyungan mencemari sumur milik warga.

Warga di sekitar TPST Piyungan menuding Pemerintah Daerah tidak pernah memperhatikan dampak lingkungan dari aktivitas pembuangan sampah.

Harus ada solusi yang solutif

Pemerintah Daerah harus bisa mengatasi permasalahan ini tentunya dengan memberikan solusi yang solutif. Bukan solusi yang hanya meredamkan masalah TPST Piyungan ini secara sesaat. Sebab, permasalahan TPST Piyungan ini seakan terus berulang-ulang. TPST Piyungan sudah berulang kali memiliki masalah serupa.

Dalam permasalahan ini, sebaiknya warga juga diikutsertakan dalam mencari solusi yang terbaik, bagaimana agar warga khususnya yang tinggal di sekitar TPST Piyungan tidak mengalami dampak yang negatif terhadap keberadaan tempat tersebut.

Apalagi, perlu diketahui bahwa sampah yang masuk di TPST Piyungan pada hari-hari biasa saja bisa mencapai angka 500-600 ton per hari.

Kerjasama semua pihak

Semua pihak harus duduk bersama dalam meyelesaikan atau mengatasi permasalahan TPST Piyungan ini. Mungkin diperlukan terobosan-terobosan yang memungkinkan sampah di TPST Piyungan ini dapat dikelola dengan lebih baik dan lebih bermanfaat, dengan terobosan seperti itu diharapkan TPST Piyungan tidak menjadi sumber masalah yang terus berulang-ulang. Justru sebaliknya, TPST Piyungan dapat memberikan manfaat yang baik bagi kehidupan.

Fatson Tahya