Penutupan kembali Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan atau terjadinya blokade kembali TPST Piyungan menjadikan masalah mengenai pengelolaan sampah seakan selalu berulang-ulang tanpa solusi yang tepat.
Warga memberikan beberapa tuntutan kepada Pemda DIY, seperti tuntutan mengenai keluhan air lindi (air sampah) yang mencemari lingkungan sekitar, ada juga tuntutan warga yang menginginkan TPST Piyungan ditutup permanen.
Persoalan TPST Piyungan
Persoalan TPST Piyungan sebenarnya menjadi suatu dilema. Sisi lain keberadaan TPST Piyungan sangat penting bagi pengelolaan sampah khususnya bagi Kota Yogyakarta, Kabupaten, Sleman, serta Kabupaten Bantul. Namun, sisi lain dari keberadaan TPST Piyungan adalah timbulnya “efek samping” yang timbul karena keberadaan tempat pembuangan sampah tersebut.
TPST Piyungan menjadi penampung sampah bagi Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, serta kabupaten Bantul. Dalam keadaaan blokade atau penutupan warga terhadap TPST Piyungan, maka aktivitas pengelolaan sampah menjadi terganggu, bahkan bisa dibilang lumpuh. TPST Piyungan juga menimbulkan masalah lain. Dalam hal ini masalah mengenai pencemaran lingkungan, banyak warga yang mengeluhkan limbah dari TPST Piyungan mencemari sumur milik warga.
Warga di sekitar TPST Piyungan menuding Pemerintah Daerah tidak pernah memperhatikan dampak lingkungan dari aktivitas pembuangan sampah.
Harus ada solusi yang solutif
Pemerintah Daerah harus bisa mengatasi permasalahan ini tentunya dengan memberikan solusi yang solutif. Bukan solusi yang hanya meredamkan masalah TPST Piyungan ini secara sesaat. Sebab, permasalahan TPST Piyungan ini seakan terus berulang-ulang. TPST Piyungan sudah berulang kali memiliki masalah serupa.
Dalam permasalahan ini, sebaiknya warga juga diikutsertakan dalam mencari solusi yang terbaik, bagaimana agar warga khususnya yang tinggal di sekitar TPST Piyungan tidak mengalami dampak yang negatif terhadap keberadaan tempat tersebut.
Apalagi, perlu diketahui bahwa sampah yang masuk di TPST Piyungan pada hari-hari biasa saja bisa mencapai angka 500-600 ton per hari.
Kerjasama semua pihak
Semua pihak harus duduk bersama dalam meyelesaikan atau mengatasi permasalahan TPST Piyungan ini. Mungkin diperlukan terobosan-terobosan yang memungkinkan sampah di TPST Piyungan ini dapat dikelola dengan lebih baik dan lebih bermanfaat, dengan terobosan seperti itu diharapkan TPST Piyungan tidak menjadi sumber masalah yang terus berulang-ulang. Justru sebaliknya, TPST Piyungan dapat memberikan manfaat yang baik bagi kehidupan.
Baca Juga
-
Program Makan Bergizi Gratis: Berkah atau Beban? Menanti Hasil dan Manfaat di Tengah Anggaran Fantastis
-
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Gelar Seminar Pencegahan Stunting
-
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping Berpartisipasi di MJE 2023
-
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Gelar Peringatan World Prematurity Day 2023
-
Ini 7 Tips Membersihkan Sistem Komputer agar Mendapatkan Performa Optimal
Artikel Terkait
-
Dampak Pemblokiran Jalan Menuju TPST Piyungan, Heroe Poerwadi: Simpan Dulu Sampahnya
-
Miris! Sampah Akibat Banjir Rob Menumpuk di Tegal Alur, Warga: Sudah Lebih dari 10 Tahun
-
Sering Dilakukan, Ini 3 Kelebihan dan Kekurangan dari Kegiatan Daur Ulang!
-
Akses ke TPST Piyungan Masih Dijaga, Warga Tegas Minta Ditutup Permanen
Kolom
-
Matcha, Labubu, dan Buku Feminist: Saat Cowok Jadi Performative Male
-
Polaroid Gemini AI: Kreativitas atau Objektifikasi Terselubung
-
Batas Sehat Ketergantungan dalam Budaya Kolektivisme Masyarakat Indonesia
-
Bencana yang Berulang, Apakah Kita Benar-Benar Siap Menghadapi Hujan Deras?
-
Pipi Balon: Tren Selfie Receh Gen Z yang Mengubah Cara Kita Berkomunikasi
Terkini
-
Suara Bisikan Virtual: Cara Gen Z Redakan Insomnia dengan ASMR
-
Alam, Pelarian Tenang Anak Muda dari Hiruk Pikuk Dunia
-
Standar Hidup Ala TikTok: Keren di Luar, Capek di Dalam?
-
Bukan Cuma Gagal Lolos, Timnas U-23 Juga Ditikung Tim Medioker ASEAN di Jalur Runner-up Terbaik
-
Pertarungan Penuh Darah di Serial Last Samurai Standing, Ini Teasernya